img Lovely Rivalry  /  Bab 5 Ciuman Perlindungan | 41.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Ciuman Perlindungan

Jumlah Kata:3088    |    Dirilis Pada: 07/11/2025

melingkupi kompleks perumahan mewah Kayana Setyawan. Ini bukan rumah, ini adalah istana. Sebuah benteng keangkuhan yang sunyi dan dingin,

ergegas pergi, tidak terlihat dan tidak dihargai. Malam ini, ia datang sebagai guru privat, tamu y

ga menyebut namanya, dan satpam itu terkejut, seolah nama Ruga adalah kata sandi rahasia. "Tuan Naruga?

. Rumah Kayana adalah mahakarya arsitektur modern minimalis. Dindingnya didominasi kaca tebal, memamerkan interior yang mewah namun tanpa jiw

mahal yang terasa kaku dan tidak nyaman, dan lukisan-lukisan abstrak yang mahal tetapi tidak memiliki emosi.

yar sentuh besar yang canggih dan rak buku yang ditata sempurna-semuanya tentang hukum, bisnis, dan yaya

di jangkau dari ruang belajar. Dalam pintu yang terbuka lebar itu, Ruga mengamati pintu kamar tidur yang ter

emana Ruga menatap. Ga

Isinya cuma ada tempat tidur. K

lo bilang lemari

tanyaan Kayana seperti menohok,

i dalam brankas besi? Memangnya lo aset

rti tembok dan lemari biasa. Untuk proteksi. Kalau sewak

engan meja marmer. Melanjutkan pernyataan Kay

perlu tahu

kolahnya, tetapi auranya masih sebeku biasa. Dia duduk di meja marmer, punggungnya

ggak punya banyak waktu. Bokap gue akan pulang jam sepuluh. Gue harus ud

il sport lo, Kaya. Otak butuh pemanasan, bukan ngebut. L

k impor di sampingnya. Ruga hanya mengambil buku catatannya yang lusuh dan

Gue butuh lo fokus," Ruga memula

bau kopi." Kayana mengucap perkataan dengan ragu. Melirik ekspre

pi, Kayana. Dan itu permen seribuan

an. Ia hanya mau mencoba fo

lajar sejarah. Kita belajar kenapa lo takut sa

hubungannya, Ruga?" Ia

yah lo, dan lo benci itu. Tapi lo nggak berani melawan, lo cuma ngelawan orang yang lo anggap lemah, yaitu gue, atau Bayu. Lo harus be

rhasil menusuk inti masalahnya. Ia

ana rasanya rakyat kelaparan. Sama kayak lo. Lo angkuh. Lo cuma lihat gue sebagai si miskin yang kotor. Lo nggak mau lihat dunia luar. Lo nggak mau lihat bahwa di b

arah, tapi karena malu. Ia merasa telanjang di ha

ana. "Gue tahu gue kuat!" Ia menc

h musuh lo," Ruga mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya menatap Kayana dengan intensitas yan

menguasai Sejarah, lo menguasai pola. Dan lo bisa memprediksi langkah dia. Jadi, berhenti anggap gue musuh lo, Kayana. Gue in

ta, ia menantang pandangan hidup Kayana. Ia memaksa Kayana untuk menganalisis Ayahnya sebagai seorang tiran, dan

ntahuan yang tulus. Ruga melihat secercah kecerdasan sejati di mata Kayana, yang se

tanya Kayana, tangannya sibuk mencoret-coret buku catatann

s jujur sama kelemahan lo. Kayak lo benci banget sama gue, tapi lo tetap bu

ih terdengar seperti tawa tertekan. Ia mer

makan banyak. Kadang gue sengaja memuntahkan makanan

n otak lo." Ruga sebagai seorang jenius yang informatif, merangk

yana kembali muram, memasang ekspresi tegang, "M

yimpulkan secara mandiri, "Untuk apa lo nurut dan melakuk

yang saat ini dia sengaja nyalakan. Hanya acara dangdut biasa, nam

batasnya. Ruga tahu, ia tidak boleh menekan Kayana terlalu keras. I

s Ruga, memutuskan untuk tidak membahas lebih lanjut dulu. Ia membere

kursi kulit mahal itu. Ia merasa lelah, tetapi otaknya terasa 'ber

yang hampir tidak pernah keluar dari bibir

yang ia pakai di sekolah. "Sama-sama. Itu worth selemba

n ruang belajar yang hangat membuatnya mengantuk. Dalam hitungan detik, Ka

lnerable

wah cahaya lampu kristal, Kayana terlihat sangat cantik. Ruga melihat helai rambutnya yang terjatuh di wajahnya, dan in

a bukan monster. Ia mengingatkan diri

mbut, ibu jarinya bergerak menjalar kepada bibir yang ranum dan kecil. Ruga sempat rag

nya Ruga mengelap bibir Kayana dengan ibu jarinya dan ia menarik tangannya dengan cepat, terk

enci, ini bukan pride. Ini... ketertarikan yang sangat kuat. Ia tertarik pada

kit terkejut melihat Ruga masih di

menggosok matanya. Ia mencoba

di sini. Dan... lo terlihat damai waktu tidur. Jarang banget. Di

sisi terlemahnya, langsung kembali pada pertah

eneran." Ia mengusir Ruga den

a. Lo mau pindah ke kasur se

dengan nada datar. Mukanya kembali ben

an ransel lusuhnya. Ia

lo sebut di UKS, tapi... kencan mie ayam. Kita makan mie ayam di ruko gue. Lo harus ngerasain gim

Di ruko. Junk food bagi para elit adalah makanan kela

gengsi. Ia tidak akan pernah merendahkan

gatan. Kalo lo nggak mau, gue akan upload foto lo tidur di kursi ini, biar semua orang tahu R

o basi. Tapi... fine. Kalo nilai gue 100, gue akan pertimban

matanya-kilatan yang menunjukkan Kayana tertarik de

ercakapan tadi. Pangeran yang pegang name tag Kayana. Kayana pasti meny

lihat Kayana pergi ke kamar mandi, mungkin untuk menyegarkan diri sebe

p kembali ke ruang belajar. Ia merasa bers

an privasi, tetapi ini adalah perang informasi, dan ia tidak punya pilihan. Pride seorang

mbuka file explorer dan mencari data tersembunyi, menggunakan coding skill ya

ihat sekilas di tablet Kayana di Perpustakaan Sekolah. Folder kali

ngerikan

na sengaja menahan obat-obatan yang mahal dan efektif untuk mempercepat 'kematian' mental Ibunya, ag

, menuntut Kayana untuk menuruti semua rencananya. "...Kalau kamu sampai bocorin ke siapa pun, Kayana, Ibu kamu a

, menunjukkan Pangeran Setiawan, yang sekarang koma, terlihat sedang mengawasi Kayana dan Ayahnya dari jauh di ro

wajar. Kayana seperti sudah tidak berdaya tergeletak lemah di ubin marmer. Ayah Kayana dengan sadis menyeret rambut panjang Kayana, memantulkan kasar badan gadis mungil itu ke arah kaki meja makan. Disitu terlihat Pangeran yang diam

angeran bukan ancaman bagi Kayana, dia sedang berusaha memperingat

ana, Kepala Sekolah Wira, dan Mama Tiri kemungkinan besar bekerja sama. Pangeran mungkin mencoba mengung

al

imbol yang sengaja dijatuhkan Pangeran, untuk membuat Kayana menjadi tersangka, atau untuk membuat Ruga-si jenius

mainan yang jauh lebih gelap daripada lovely rivalry yang ia bayangkan. Ini

melihat Ruga berdiri di tengah ruangan, tangannya memegang ranse

utupi rasa canggungnya. Ia merasa terpapar dan tidak berdaya

ngin dari tatapan Kayana. Ruga mendekat, berjalan melintasi ruangan mewah i

, suaranya mengandung k

an kedua kaki yang rapat. Masing-masing tangan kiri dan kanan Ruga memegang erat bagian bawah paha Kayana, memegang lipatan kakinya a

gadis itu gemetar, entah antara jijik atau nafsu. Kayana dan Ruga merasa ada sengatan listrik yang panjang disertai perasaan merinding. Ciuman ini bukan ciuman yang lambat seperti tadi siang, tetapi ciuman yang ka

yana bukan seperti ingin menangis, ia mengisyaratkan kebutuhan. Kayana butuh dicintai. Butuh di pahami. Kayana butuh dilindung

cium gue

sal karena Ruga baru tahu, sosok Kayana. Ruga rela di bully terus-menerus jika ia sudah mengetahui ini lebih awal. Ruga merasa egonya t

n. They are killing you and your mother." Ia mengucapk

nyebutkan kata 'warisan' atau 'Ayah'. Ruga me

ndorongnya, tetapi Ruga memegang bahunya kuat-kuat.

anya, biar gue yang urus. Anggap aja ini extra service dari joki lo yang mahal. Gue akan lindungin lo." Ia menawarkan perlin

an lagi sekadar musuh. Ruga adalah satu-satunya harapan dan ancaman terbesarnya. Orang luar yang tahu kelemahan terbesar mil

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY