img Pacar yang Tak Pernah Punya Waktu untukku  /  Bab 4 keluarga | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 keluarga

Jumlah Kata:1818    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

gin membuat pikirannya kacau. Lima tahun berlalu, dan kini, hadirnya Kiano di kehidupannya bukan sekadar rekan kerja, t

ibunya men

. Datanglah ke rumah sekarang," suara ibu terde

hujan, lalu membalas dengan suara

embuat hatinya bergetar, antara ragu dan penasaran. Ia tahu, hari ini akan menjadi ujian baru-buka

a. Ibunya duduk di ruang tamu, wajahnya tegang, tanga

enatap ibunya.

semakin dekat. Aku hanya ingin kau berhati-hati. Aku tahu ma

Bu, aku sudah dewasa. Aku bisa menilai perasaanku sendiri. Kiano bukan sepe

napas. "Aku hanya ingin kau bahagia. Tapi

h. "Aku mengerti, Bu. Aku akan hati-ha

Kiano menatapnya saat ia masuk ke ruang meeting. Ada perta

ik saja?" ta

Ya, hanya masalah keluarga. Ibu

erti. Kita akan hadapi ini bersama, Elara

. Ia mulai menyadari, Kiano bukan hanya rekan kerja-ia bisa menjadi

haan mengalami gangguan besar, mengancam proyek penting yang seda

berserakan, monitor menyala dengan tand

n data. Jika tidak, proyek i

lakukan langkah demi langkah. Aku bantu mengatur p

n yang samar di antara mereka. Sesekali, Kiano menyentuh tangan Elara untuk menunjukkan ba

l pulih, mereka duduk di lantai r

" kata Elara, t

"Kau hebat, Elara. Tanpa kamu, aku

di dadanya. "Kau juga hebat. Aku mulai menyadari

is. "Aku juga merasakannya. Aku ingin men

u yang dalam. Ia mulai menyadari: Kiano bukan lagi pria dingin dan menak

kshop dengan klien besar dari luar negeri. Elara

lah satu perangkat presentasi rusak, m

"Kita tidak bisa menyelesa

. Kita gunakan ini." Ia menekan beberapa tomb

an lancar, bahkan lebih impresif dari rencana awal. Kekompakan mer

luar gedung, hujan tipis turun ke

lagi. Aku ingin kita mencoba dari hati, bukan h

cepat. "Aku juga ingin... tapi aku t

, lembut. "Kita hadapi bers

g. Ada niat, keberanian, dan rasa tulus di dalamnya. Ia menggenggam tan

sebar di kantor. Beberapa rekan mulai berspekulasi, beberapa menatap mere

suk lift. "Rumor... aku tidak ingi

ta tetap profesional, tapi kita tidak bisa menyembunyikan d

reruntuhan masa lalu kini semakin nyata. Ia menatap Kiano, tersenyum tipis, dan merasa

mereka nyaris bersentuhan, dan senyum tipis mengandung janji: kali ini, mereka akan mencoba dari ha

erhana namun berarti: satu sama lain. perasaan lega, harapan baru, dan rasa ya

k dari klien besar yang menuntut revisi mendadak. Jantungnya berdegup cepat; tenggat

anganku sebentar?" suara Elar

ekspresi serius. "Ada masalah?" tanyanya sing

uk klien besar. Mereka ingin pendekatan yang sama s

ta bisa atasi ini. Bersama." Suaranya lembut, t

kreatif, sementara Kiano menata data dan analisis. Waktu

asa di udara, tapi bukan ketegangan yang membuat hati sakit. Ini ketegang

ngnya berdegup lebih cepat. "Kau selalu tena

u hanya ingin kita tetap fokus. Aku

ang dingin dan menakutkan. Ia bisa menjadi pendukung, p

masih bekerja, lampu kantor menyala lembut, hanya ada

n kau tahu... aku tidak akan membiarkanmu mengha

ku... aku juga ingin mencoba, Kiano

a dengan lembut. "Tidak apa-apa takut. Tapi

kit lega. Kali ini, ia tahu, mereka bisa mengatasi masalah b

an Kiano harus mempresentasikan strategi baru secara langsun

nya. Ia menatap Kiano sekilas, dan menemukan mata pria itu menatapnya

bersama," gumamn

pi, saling menutupi kelemahan masing-masing. Klien terpukau

tepuk tangan hangat. Elara menatap Kiano, t

ngembang di wajahnya. "Kita selal

l di Jakarta secara mendadak. Mereka ingin bertemu Elara, u

ia memberi kabar. "Kelu

k mengetahui siapa kau sebenarnya. Aku ingin kau tetap

pur aduk antara gugup dan penasa

dan dipenuhi aroma makanan tradisional. Elara masuk dengan perasaan

a hingga ujung kaki. "Elara, kami senang akhirnya bisa bertemu denganm

n tenang. "Saya serius. Saya menghargai Kiano, dan saya ingin menjalin hubung

ku senang mendengarnya. Tapi ingat, hubungan bukan hanya tenta

p. "Saya siap. Saya in

gguk pelan. "Baiklah. Kita lihat apakah kau bena

ujan tipis menyambut mereka. Keduanya diam sejenak, menikmati u

no lembut. "Kau menghadapi s

cewakanmu. Tapi... ini tidak mudah, Kiano. Keluarg

lalu ada di sisimu. Tidak ada yang bisa m

ulai menerima kenyataan: meski masa lalu penuh luka, masa depan kini bisa mereka

kota Jakarta yang berkilau. Lampu jalan, mobil yang melin

natap mata Kiano. "Dari kebencian, masa lalu yan

ut. "Dan kita akan melewati

enyum, menatap langit malam, dan merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya: har

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY