img Pacar yang Tak Pernah Punya Waktu untukku  /  Bab 3 perlu menghadirinya bersama | 12.50%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 perlu menghadirinya bersama

Jumlah Kata:1900    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

i pikirannya sama sekali tidak fokus pada pekerjaan. Teleponnya berdering sebenta

rdengar lebih teg

t, bukan dingin seperti dulu. Ada nada ri

erlalu.

ensi startup besok. Aku rasa kita per

ta "bersama" membuat hatinya bergetar. "Baiklah... aku ikut. Tapi jangan

engar hangat dan tulus. "A

tu dipenuhi orang-orang berbaju formal dan teknologi mutakhir. Elara me

s. "Aku suka caramu mengamati semua ini. Kamu s

mu juga selalu memperhatikan hal-hal yang ak

a yang dalam, lalu tersenyu

an memasuki aula konferensi, seorang pria muda menabrak Elar

aja," kata pria itu, t

lum ia bisa marah, Kiano menatap pria itu den

noleh ke Kiano, merasa campuran emosi-sebagian lega, se

i menyangkutmu, aku tidak akan memb

idak mengakuinya. Lima tahun kebencian membuatnya selalu wasp

mereka untuk klien potensial. Namun, jadwal berubah secara tiba-tiba

ni bukan bagian dari rencana kita. A

asa. "Kamu cukup fokus pada inti i

ua orang tertuju pada mereka. Elara merasakan tekanan, tapi ada kepercayaan

lu menatap Kiano. Satu kedipan mata darinya, dan Elara menemukan kata-kata yang tepat.

ngkapi Elara. Kerja sama mereka di panggung terasa natural, bukan lagi dipaksakan. Beberapa pe

koridor luar gedung, menatap kota

Elara, nada suaranya ringan, hampir bercanda.

edikit. "Aku tahu. Tapi aku rasa kita b

kata itu sederhana, tapi terasa berat dan tulus. Ia mena

man," gumamnya, lebih untuk diri

enatapnya penuh

men yang jarang terjadi: sunyi, tenang,

alah lebih kompleks: seorang klien menuntut laporan lengkap yang harus disera

menyelesaikannya tepat waktu kalau data ini tida

a harus menyusun ulang strategi. Fokus pada yang bisa ki

kelemahan, saling memotivasi. Momen-momen itu berbeda dari lima tahun lalu. Tidak ada sindiran pedas, tidak

listrik mati secara tiba-tiba di kantor. Kegelapan m

anik. "Apa yang harus

Tenang. Kita bisa pakai cahaya dari

n itu, Elara menyadari sesuatu: Kiano bukan lagi pria yang dingin dan menakutkan.

or ringan dan penuh tawa. Elara dan Kiano duduk di luar gedun

iano. "Lima tahun lalu, kita tidak bi

. Kita belajar dari masa lalu. Aku tida

ampuran lega dan gugup. "Ak

ta hadapi bersama. Tanpa drama, tanpa topeng. Aku ingin

menggenggamnya erat. Dan untuk pertama kalinya, mereka berdua

i lantai ruang tamu. Ia duduk dengan secangkir teh hangat di tangannya, tetapi pikirannya berkecamuk. Lima tahun lalu, ia dan Kiano hanyal

g dari luar: keluarga Elara yang tak sepenuhnya menerima perubahan h

menerima telep

ngan Kiano. Apa maksudnya ini?" suara ibu

ewasa. Aku bisa bekerja profesional. I

," sahut ibu. Nada suaranya jelas menunjukkan kekhawatiran. "Lima tah

h, kesal, tapi juga sedikit lega karena ibunya peduli. Ia menatap teh di tangannya, lalu be

ra saat ia masuk ke ruang meeting. Ada kilatan

baik-baik saj

erusaha tersenyum. "Ya, aku baik.

mar di matanya, meskipun Elara berusaha menutupinya. "Kalau

adanya. Ia tersenyum tipis. "Terima kasih, Kiano

untuk calon klien yang ingin mengubah strategi digital mereka. W

semua anggota tim. "Kita harus membuat strategi yan

Aku akan bantu kamu. Kita bisa bagi tugas. Kamu fo

i presentasi. Meskipun suasana tegang, ada kehangatan samar d

sesekali menegur dengan nada lembut. Tidak ada kata-kata tajam, tidak ada pe

urun deras, dan jalanan macet parah. Saat ia hampir putus a

anya singkat. "A

tetapi kemudian naik ke mobil. Dalam perjalanan, keduany

gan. "Aku tahu ini tidak mudah

menerima perubahan. Aku takut mereka tid

ta akan hadapi ini bersama. A

Ia mulai menyadari bahwa Kiano bukan hanya rekan kerja-ia bisa menja

egi mereka dan meminta pertemuan mendadak di luar kota. Elara dan Kiano harus me

Mereka duduk berdampingan, menatap laptop dan tablet merek

g salah?" tanya

, terkejut. "

tahu kamu menyembunyikannya,

ku hanya lelah. Ini perjalanan

nyum tipis. "Kalau begitu, kita hadapi

yang dalam. Ia mulai menyadari: Kiano bukan lagi pria dingin dan menakut

sempurna, data harus jelas, strategi harus inovatif. Suas

ling menutupi kelemahan masing-masing. Tidak ada lagi kata-kata menyakitkan, tidak a

an menyusuri tepi sungai yang tenang. Lampu jalan

tidak pernah menyangka kita bisa sampai pada titik ini.

p. "Aku juga. Tapi... aku takut. Takut kalau ini

egitu, kita hadapi bersama. Tanpa topeng, tanp

menggenggamnya erat. Dan untuk pertama kalinya, mereka berdua

, dan tim merasa lebih solid. Namun, tantangan baru muncul: rumor tentang kedekatan mereka mula

alan ke lift. "Rumor... aku tidak in

ta tetap profesional, tapi kita tidak bisa menyembunyikan d

eruntuhan masa lalu kini semakin nyata. Ia menatap Kiano, tersenyum tipis, dan merasaka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY