img Pacar yang Tak Pernah Punya Waktu untukku  /  Bab 5 bukan tentang pekerjaan biasa | 20.83%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 bukan tentang pekerjaan biasa

Jumlah Kata:1773    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

menekan secangkir kopi hangat, tapi pikirannya kacau. Hari ini adalah hari yang berbeda-bukan tentang pekerjaan biasa, tapi tentang

api, tampak seperti bayangan pria mister

am sederhana tapi elegan. "Sepertinya aku belum pernah menghad

m tipis. "Tidak perlu khawatir. Aku akan

ata "bersama" hanya berarti perselisihan dan kebencian. Sekar

ke lantai marmer yang mengkilap. Para tamu berpakaian formal, wajah serius namun

t luar biasa. Percayalah, orang akan

Ia menyadari, di samping Kiano, ia bisa tamp

engan senyum lebar. "Kiano, Elara, senang melihat kalian di sini. Aku ingin

esuaikan diri, tapi aku juga ingin me

ita bisa atasi ini. Sementar

a berbicara pelan, saling bertukar pandangan dan senyum tipis. Chemistry mereka terasa berbeda, buka

dan suasana menjadi tegang. Seorang tamu

a. Mereka ingin presentasi tambahan be

gi? Bagaimana kita bisa menyiapkan

Kita akan atasi. Aku akan tinggal bersamamu d

kerja tanpa henti, dan menghadapi tekanan ekstrem. Tetapi di sisi lain, ada

t dan layar komputer yang memancarkan cahaya biru. Mereka duduk bersebelahan,

ondongkan tubuh. "Kau masih menegangkan

a berdegup lebih cepat. "Ak

dak akan gagal. Kita selalu mene

senyum tipis, menunduk sejenak, dan merasa

epat waktu, data harus akurat, dan klien menuntut kesempurnaan. Selama bebera

setiap kali itu terjadi, jantungnya berdegup lebih cepat. Ia mulai menyadari sesuatu: perasa

enatap hasil akhir dengan lega. Elara menunduk,

tipis. "Kau hebat, Elara. Tanpa kamu,

nya. "Kau juga hebat. Aku mulai menyadari...

tubuh sedikit. "Aku juga merasakannya

ng. Ada niat, keberanian, dan rasa tulus di dalamnya. Ia menyadari bahwa Kiano bukan hanya rek

. Suasana tegang terasa, tapi chemistry mereka berdua membuat presentasi be

epuk tangan hangat. Elara menatap Kiano, terse

mengembang. "Kita selalu berh

r di luar kantor. Beberapa rekan mulai berspekulasi, beberapa menatap mer

alan ke lift. "Rumor... aku tidak in

ta tetap profesional, tapi kita tidak bisa menyembunyikan d

kini semakin nyata. Ia menatap Kiano, tersenyum tipis, dan merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan s

ta yang berkilau di malam hari. Lampu jalan, mobil yang meli

natap mata Kiano. "Dari kebencian, masa lalu yan

ut. "Dan kita akan melewati

enyum, menatap langit malam, dan merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya: har

uk di ruang kerjanya, menatap berkas di depan mata, tetapi pikirannya melayang. Sebuah email masuk dari pihak investor

ajahnya. "Aku dengar kabar dari tim investor. Mereka in

. tidak tahu harus mulai dari mana. Ini sangat

a. "Kita akan atasi ini. Kita sela

kata "bersama" hanya membawa rasa sakit dan kebenci

tif, sedangkan Kiano fokus pada strategi dan data. Suasana kantor

atform yang lebih agresif?" usul Elara. "Ini akan

ta harus pastikan data dan analisis mendukung strategi

g percaya yang tumbuh perlahan. Sesekali, Kiano menyentuh bahu Elara atau menepuk tang

eningkat. Deadline semakin dekat,

akut kalau kita tidak bisa menyelesaikannya tepat wa

ra. "Kita tidak akan gagal. Aku akan tetap di sisimu s

api seseorang yang benar-benar peduli dan bisa diandalkan. Kata-kata dan

. Ketegangan di ruang konferensi terasa mencekam. Investor, seorang pria

simulasi yang lebih rinci. Dan aku ingin kalian memp

sok pagi? Kita harus menyiapkan semuany

as. "Kita akan melakukannya. Kita sudah pernah men

situasinya menegangkan, ia tahu Kiano tidak

g kecuali suara printer dan ketukan keyboard. Kiano duduk

ut. "Kau hebat, Elara. Tanpa kau, ak

a. "Kau juga hebat. Aku mulai menyadari... a

tubuh sedikit. "Aku juga merasakannya. Kal

iat tulus. Ia tahu, Kiano bukan hanya rekan kerja, tapi seseorang

n strategi baru mereka dengan percaya diri. Chemistry mereka terasa alami; setia

Kalian luar biasa. Strategi ini akan m

ersenyum lega. "Kita b

ngembang. "Kita selalu berhasil,

ekan mulai berspekulasi tentang kedekatan mereka, beberapa men

alan ke lift. "Rumor... aku tidak in

tetap profesional. Kita hadapi semua ini bersa

n merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya: kepercayaan, k

menatap kota Jakarta yang berkilau. Angin

natap mata Kiano. "Dari kebencian, masa lalu yan

ut. "Dan kita akan melewati

rsenyum, menatap langit malam, dan merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya:

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY