Pandan
memenuhi dapur. Dia pikir aku bercanda, bersik
nku, El," katanya, meremas bahuku.
negang secara halus yang, untuk sekali ini, sepertinya dia sadari. Sesua
u di kemejanya, bercampur dengan aroma
iri dari tangannya dan bergerak menuju pintu. Aku haru
uk proyek tepi laut? Kamu bilang kamu harus mengantarkan
u. Memeriksa apakah rutinitasku tidak berub
tanpa berbalik. "Aku bis
u ya
melangkah ke udara pagi yang sejuk, terengah-enga
uan, menara-menara kaca dan baja yang megah dari kota yang telah kubantu bentuk, kabur di luar
ngan yang kumuh dan anonim dengan toko-toko gadai dan tempat pencairan cek. Aku parkir di dep
ah dan ekspresi yang terlatih dan tida
kataku, kata-kata itu tera
juk ke sebuah kursi. "Harganya maha
ri tasku-dana darurat yang selalu kusimpan, peninggalan dari masa-masa panti a
lahiran, dan kartu jaminan sosial yang baru. Waja
i Les
gan lantang di dalam mobilku
dengung dengan energi tenang dari teknologi mutakhir. Dia menatap wajahku yan
ya lembut. "Bi
ntang empat tahun membimbing Kinan, uang kuliah yang kubayar, kepercayaan yang kuberikan padanya. Aku menceritakan tentang kebohongan Brama,
uaraku datar, membacakan fakta, masing-masing adala
rdiam, ekspresinya campura
nya..." a
an awal yang benar-benar baru. Itu menciptakan keadaan neuroplastisitas sementara yang meningkat. Itu membantu otak menerima na
. "Ini belum pernah diuji pada manusia. Risikonya sangat
bil risikonya,"
a aku sudah memutuskan, itu sudah final. "Aku bisa meminta serumnya disintesis dan diki
apa
ya. "Akan tib
lam semesta punya se
"Aku akan memesan
itu, Brama sedang menungguku, waj
n menarikku ke dalam pelukan yang menyesakkan. "Ponselmu mat
hnya membuat perutku mual. "Ponselku mati," k
ya menelusuri wajahku. "Jalan-jalan? Seharian? Tapi... aku mel
a-tiba, menembus mati ras
ebohongan itu datang dengan mudah. "Ke panti
eketika dan mutlak. Dia percaya
n pernah lakukan itu lagi padaku. Jangan pernah, pernah meninggalkanku." Suaranya kental
batu yang mati dan berat di d
an Kinan dalam dua hari. Aku punya waktu sampai
ota yang tidak akan pernah dikunjungi Brama. Itu adalah cincin platinum sederhana
ku. Rasanya aneh, tanganku
aku pada pembuat perhiasan, meletak
elelehkannya? Bu, ini perhiasan yang indah. Platinum, ber
ebat. "Lelehkan cincin platinum ini menjadi gumpalan yang tida
kukan pembunuhan. Tapi tatapan mataku, dan uang
cil. Di dalamnya ada satu berlian sempurna dan gumpalan ke
rkir di jalan masuk, lampu mereka berkedip-kedip. Brama ada di halaman depan
eperti kelegaan yang mendalam. Dia berlari ke arahku saat aku kel
ecah. Para petugas polisi dan asisten rumah t
ku, tubuhku kaku
.. kupikir..." Dia membenamkan wajahnya di lehei," kataku, menarik diri. "Ak
?" tanya salah satu pe
hanya butuh ruang." Dia berbalik lagi padaku, matanya memohon. "Tapi tolong, El, beritahu aku k
nomenal. Aku hampir haru
ju pada kotak hita

GOOGLE PLAY