dang Bina
rlu
n daripada kemarahannya. Kata itu menggantung di ud
erdebar kencang di dada. "B
engambil langkah mengan
m aku bisa melawan, salah satu dari mereka menendang bagian belakang lututku, memaksaku jatuh ke lantai marmer yang k
njang dan tipis. Yang biasa digunakan ayah kami pada anjing pemburu. Dia mengib
eta
dampaknya membuatku sesak napas. Rasa sakitnya langsung terasa dan membakar, gari
, suaranya geraman rendah
mataku, tapi suaraku
eta
il yang keluar dari bibirku. Aku merasakan darah saat gigiku menggigit bibir bawahku. Aku
. "Hapsari sedang sekarat, da
eta
u. Kau sela
ak. C
terasa seperti dikuliti. Pikiranku mulai terlepas dari tubuhku, rasa sakit menjadi la
tercekat oleh isak tangis, datang dari
a tanpa menoleh. Seorang penjaga menyeretn
k lagi berarti. Yang ada hanyalah siulan kulit, benturan yang
alah tiru
ti tak b
utmu pencuri. Kau
khir yang kulihat adalah genangan merah tua yang menyebar
s. Hanya rasa sakit yang berdenyut dan mentah di punggungku. Tapi rasa sakit fisik itu tidak sebe
gitu ban
engupasnya salah semua
u membacakan untuk
n. Bisakah kau ambil
ak sekali! Kau kaka
rendah Adipati. Suara yang dulu menj
-kukuku menancap di telapak tanganku sampai berdarah, mencoba menghalangi suara-suara kehidupan yang sempat kupinjam sebentar. Kukira ak
u seperti selembar api, setiap gerakan adalah latihan penderitaan. Berpegangan p
eka melayang dari lobi,
i lepas pantai," kata Adipati. "Kau
ngan yacht," usul Darma segera.
eru Bima dan K
angga. Mereka akan pergi ke laut. Laut, di mana udara asimemanggil dari bawah. Dia telah melihatku. "Kau akh
pasti terlihat mengerikan. Aku kurus kering, gaun yang kukenakan menggantung di kerangka tu
mbaran kepedulian yang polos, dan melingkarkan lengannya di lenganku. "A
menarik lenganku, tapi c
pikir aku mencoba mengambil segalanya darimu. Tapi aku memaafkanmu atas apa yang kau lakukan di pesta.
pertunjukan
ti awan badai. "Binar, ada apa denganmu? Hapsari
daripada yang pernah k
kemarahan Adipati, penghinaan Darma, kekecewaan Bima, ketidakpedulian dingin Kresna.
acht. Mereka bilang itu un
mutuskan dia ingin barbekyu di dek. Kakak-kakakku, meskipun khawatir dengan "kesehatannya yang rapuh," tidak bisa me
ya alergi makanan laut yang parah. Tidak ada yang ingat punggungku
kanku sepanjang hari. "Binar," mulainya, secercah sesuatu-rasa bersalah? kekhawatir
kata, "Aku al
k mencarikanku makanan lain, tetapi saat itu, badai tiba-tiba d
rbalik. Bara panas dan tusuk sate
emparkan diri mereka di depan Hapsari, menciptakan perisai
at di ujung gaun musim panasku yang panja
lanya, menyelimuti kakiku. Aku menjerit, jatu
erit dan
n dari mereka

GOOGLE PLAY