/0/30216/coverbig.jpg?v=ce8a760e55a193f7e3b71672332814fe)
elalu
g aseptik. Ini bau yang panas, menusuk, dan memuakkan: campuran besi yang meleleh,
melarikan diri. Napasnya terengah, dingin menempel di dahi dan punggungnya yang basah oleh keringat. Di luar jendel
nuh dengan bunyi yang sudah enam tahun t
kkkkkk
g diikuti derit panjang rem yang gagal-Tinnnnnnnn....!-jer
pemandangan yang sama. Ia melihatnya lagi. Mobilnya, BMW seri-7 hitam mengilap yang dulu ia angga
a, sang pemilik mobil..." bisikan samar dari berita koran tempo dulu mendengung. Ya,
n diri. Ia harus k
ata. Ruangan ini, kamar sederhana dengan dinding krem yang catnya mulai mengelupas, ad
kul 03:15 dini hari. Sudah waktunya
oba menenangkan sistem sarafnya. Yan
et usang menuju pintu kamar sebelah. Pin
g kini berusia lima tahun, dengan rambut hitam lurusnya yang tergerai. Wajahnya polos, bibirnya s
kai kacamata hitam yang selalu ia kenakan. Ya, bahkan saat tidur. Calista tahu, kacamata itu bukan sekadar g
ar terkuat bagi racun trauma yang menjalar di dad
isik Calista pada angin malam. "Ibu janj
a ganti. Layar ponsel itu menampilkan satu foto: wajah tampan Prad
r kebahagiaan. Sekarang? Su
layar. "Enam tahun aku mengurus sendiri dua anak kita, enam tahun aku hidup dalam k
engkaran hebat. Tentang pengkhianatan, tentang bisnis kotor yang ia
a terngiang, dingin dan tanpa ampun, beberapa jam sebelum ia menerima panggil
a karena benturan yang sangat keras. Dengan sisa tenaga, ia merangkak keluar, terbakar sebagian, tapi berhasil. Ia bersembunyi di balik semak-se
Dia bahkan mendengar Pradipta, suaminya, datang ke lokas
isa ditunda. Tapi ia harus hidup. Ia harus
m dingin yang redup. Rumah kecil itu s
tegur Calista, sibuk memasukkan beberapa berkas
menatap mangkuknya. "Ibu, kenapa kita ha
lelakinya yang tirus. "Kita tidak pindah, Sayang.
ya di sini?" tanya Alara pol
ang sangat indah, banyak laut. Kita akan memulai hidup baru di sana. Hidup yang lebih bai
ah anak yang sensitif. Ia
menanyakan hal itu dengan suara datar, membuat Calista langsung ter
ya... sibuk," Calista mencoba ters
kenapa kita harus pakai nama 'Calista' dan bukan 'Akira'," Zion mend
an itu selalu m
adalah nama yang Ibu pakai untuk melindungi kita. Itu saja. Kita sedang main mata-mata. Kita akujuran yang bisa ia berikan tanpa membahayakan mereka. Anak-anak ha
khirnya, ia mengangguk pasrah. "Baiklah. Tapi k
... Ayah ada urusan yang sangat penting, sangat jauh. Kita akan urus urusan kita sendiri.
di Bandara
blus hitam sederhana, terlihat tegar. Di sisi kirinya Alara, yang cerewet bertanya tentang
esuatu yang aneh. Seperti ada tatapan yang terlalu l
sibuk dengan ponselnya. Tapi saat Calista menoleh, pria
. Paranoid? Atau benar-b
n Calista satu hal: i
Jangan bicara pada siapapun," bisik Calista
antrean keamanan, Calista melihat ada poster berita lama di tempat sampah, hanya headlinen
embuat tangan Calista dingin. Ia harus ce
ner X-ray, petugas keamanan mem
lista sopan, tapi nada s
m tajam, Bu. Mo
ngacak isi tasnya, dan menemukan sebuah gantungan kunci kun
petugas keamanan itu menatapnya dengan tat
saya yang memberikan," jawab C
aga di sini. Ini ukiran khas Indonesia
menanyakan hal yang sangat spesifik, yang hanya diketahui
rus meyakinkan. Ini adalah uji
rga negara Inggris. Bisakah kita cepat? Penerbangan saya sebentar lagi," Calista menjawab tegas, menatap balik mata pe
api akhirnya menyerah. "Ba
ir berlari menuju pintu gerbang. Ia tahu, ini bukan kebetulan. Sese
hat ke luar jendela. Hujan di London sudah berhenti. Di sana, di l
an indah, tapi juga seorang suami yang telah berubah menjadi mon
ng sudah terlelap di sampingnya,
in dan keras, "Ibu kembali. Dan kali ini, Ibu tidak akan lari. Ibu akan memastikan
dulu fragile sudah mati di balik puing-puing mobil itu. Yang tersisa adalah Calista An
nya ada di Jakarta. Terbalas ata

GOOGLE PLAY