img Dunia Lain Suamiku  /  Bab 2 Adik Ipar | 66.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Adik Ipar

Jumlah Kata:1035    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

Drrrtt

papan tulis, terganggu dengan getara

lihat siapa yang menelepo

in mema

merah, me-reject p

a dihubungi. Aku harus menjadi teladan untuk anak

u lagi, aku mema

era ke ruang guru, bergabung

uku tugas siswa, lalu mengambil

alaikum,

ntu rumah Mbak Ani, men

Ani muncul dibalik pintu

ng tengah. Di sana, Alea sedang du

a,” sahutku me

ingukan. Aku tertawa dan la

ahagia dan merasa paling berunt

n sedih mengingat bayiku belum merasaka

ar mau menerima anaknya, doaku dalam ha

Arfin meneleponku. Aku duduk sambil me

lan tidak

atu yang buruk terjadi. Aku menelep

” sergah Mas Arfin, tanpa men

gajar, Mas? A

tidak ada kendaraan, jadi

ku sepuluh kali? Tidak akan ku pinjamkan, Mas. Tidak a

u

on. Kakak adik sama saja, ber

. Tak akan aku biarkan, diri ini

. Dasar Dina, mulut pedas, tak ada sopan santun sama y

Menurutnya, menjadi guru adalah karier yang paling rend

puskesmas yang dekat dengan rumah yang ak

uami namun belum punya anak, Dina masih kekanak-kana

elalu ingin dimanja, diperhatikan, dan hujani m

yang diharapkan Dina. Dimanja, setiap hari

ebagai tukang kayu dan Ibu m

antarkan dua anaknya menjadi orang suk

nah ku tahu berapa gajinya. Dia hanya memberiku sebu

kebutuhan di beli, biaya hidup untuk enam orang

aku hitung karena masih menyusu dan kebutuhannya bisa ku penuhi. Sengaja aku m

*

ekat, makanya setiap saat bisa selalu berkunju

minya. Padahal rumahnya sangat dekat dan bi

idak baik, aku tidak menyap

reka. Kalau sekali dua kali mungk

n cuma dua hari mereka ti

u dengar suara Dina meng

anya menggumam menjawab salam Dina karena tak

ar Dina saat membuka serentak pintu kamarku. Aku yang sed

amu?” pekikku tak terima dengan s

rumahku, rumah orang tuaku, Kakak dan Bang Arfin hanya menump

arus dengan kata-kata, karena sudah dipastikan kalau aku tidak akan menan

membantingnya dengan keras. A

berdiri dan mendatangi Dina yang s

l

t di pipinya yang tirus

an, udik, bodoh!” umpat Dina seray

l

sebelah. Aku mencekik le

ndak tidak sopan, akan

namun tak berdaya saat

ang ku pelajari dari Sekolah Das

k berdaya. Dina menatapku garang seperti

akan kau rasakan akibatnya!”

r jari Dina, sebelum berlalu dan meninggal

, ku lihat Alea sedang m

op, dompet besar yang berisi semua kartu, peralatan dari sekolah aku

secukupnya, tak lupa

, meraih kunci motor dan men

kan motork

larika

ka

t yang aman dan nyaman. Karena sebentar l

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY