img Rara Series - Intimate Partner  /  Bab 3 Home Sweet Home | 11.54%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Home Sweet Home

Jumlah Kata:2652    |    Dirilis Pada: 28/11/2025

uatku ikut bergerak bersamanya. Dia memberi sedikit ruang, tapi tet

resi matanya. Tatapannya lurus dan tenang, sama sekali tidak ragu.

h memegang pinggangku, Jo

mmp

andaran sofa. Bukan karena sakit-lebih karena aku terdudu

kakiku yang otomatis terbuka saat aku duduk. Lalu dia melepas

s yang menempel sedikit di tubuhnya. Dia terlihat lebih tegap dari bi

atas ke bawah-cukup lama sampai aku menahan napas tanpa sa

rendah, "kamu kelih

nnya sedikit. Tatapannya tetap ter

ketat

i bentuk tubuhku

endek

ar berat, tapi m

elihatan jauh lebih seksi

tapi yang keluar hanya suara keci

erata di wajahku saat permainan kami di balkon apartemen. Cairan itu sudah mengering, meninggalkan ga

nya tipis, agak lengket, bercampur dengan dinginnya ujung jari Jo. Sensasinya aneh: sedikit mem

ak gini," katanya

... dan jujur aja, Ra, kamu ke

rusaha tenang, tapi tubuhku

ngenakan apapun di baliknya. Lalu ke rok hitam yang terlalu pendek untuk duduk seperti ini, otomatis memperlihatkan pahaku yang mu

mnya, mendekat sedikit, "kamu biki

bukan memanggil-leb

eh bilang berh

keluar b

mau kamu

orang yang benar-benar me

il menunduk sedikit.

iar aku nikmatin t

stikan aku tetap nyaman di setiap detik. Dan aku membiarkan dia m

endongakkan kepala sedikit, memberi lebih banyak ruang. Tubuhku lang

n jari-jarinya mencubit kedua putingku yang sudah keras, membuatku

...

atanya sempat membesar seo

as dari yang kubayangkan,"

ya menggenggam kain itu dan perlahan menariknya naik, cukup untuk m

a. Sementara tangan kanannya bergerak turun dan mendekat, mulai menyentuh bibir vaginaku yang sud

... J

Matanya yang gelap semakin fokus, tapi gerakannya tetap terkontrol-

knya serak sambil mempermainkan b

a peringatan-terasa tebal dan dingin. Gerakannya melingkar halus di s

seruku meluncu

p sentuhan ritmis darinya membuat pusat tubuhku terasa seperti ditarik naik, membuatku sulit bernapas s

hampir seperti gumaman, "desahan

reaksi kecil dari wajahku. Setiap kali aku mencoba menena

mpat yang dulu rasanya paling aman dan paling polos. Semua kenangan masa kecil, semua momen tenang, se

ntara gugup, malu, dan sesuatu yang membuatku bingung. Aku tidak pernah membayangkan rumah in

n intens setiap kali aku mencoba menenangkan diri. Getaran kecil menyebar ke seluruh tub

u aku la

dari pipiku. Kedekatannya membuatku sulit bernapas stabil. Matan

ut, atau paka

pisnya jarak yang tersisa di antara kami. Tubuhku bereaksi lebih cepat daripada pikirank

yentuhkan ujung jarinya yang dingin ke bibir vaginaku-lebih sepert

a serak saat me

r-benar su

ng keluar dari vaginaku. Jempolnya mengusap pelan kulit di atas paha

as dari seharusnya, membuat tubuhku secara refleks menegang lagi. Bukan takut-lebih kare

ya. Suara gesekan logamnya terdengar jelas di ruangan ini. Setelah itu, tangannya turun, membuka kanci

iku. Jo menarik napas perlahan, lalu melepas kemeja putih yang ia kenakan. Kancing-kancingnya terbuka s

elas tonjolan besar yang seolah siap untuk keluar. Penis yang jelas su

refleks menegang. Bukan karena takut, tapi karena sesuatu yang

tinggalkan. Rasa hangat yang menempel lama di tubuhku bahkan setelah ia sempat pergi. Caranya menah

at itu sebelumnya-seolah seluruh tubuhku terseret masuk ke pusaran yang hanya Jo bisa bangkitkan.

u memang istilah yang palin

n suara dan sentuhannya. Dan malam ini... tubuhku bereaksi bahkan sebelum aku semp

a hanya melihat wajahku yang memerah dan napasku yang mulai tidak sta

gumaman yang hanya bisa kudengar

n... sudah kep

ngaruhi aku sampai detik ini... dia pasti akan tersenyum leb

anjut, ya?

ta-kata. Ia terkekeh pelan saat aku menariknya lebih dekat. Aku tidak

alu terlihat, sampai ia tidak memberi ruang bagiku untuk mundur. Ia hanya membalas tarikanku, tubuhnya maki

tapi jarak kami hampir menghilang. Aku menatapnya sebentar, terasa lama, sebelum akhirnya rasa pe

an senyum kecil dalam hati. Aku merapatkan pelukanku di pinggangnya, membuatnya merasakan betapa

an suara, tapi ia tidak mengucapkan apa pun selama beberapa detik. Ia

npa sadar menarik pinggangnya dan membuat kami hampir tidak punya jarak. Aku bisa merasakan ha

rakanku membuatnya menarik napas dalam, dan aku bisa melihat betapa pengaruhnya momen itu bagi kami

Reaksi tubuhnya begitu jelas hingga membuatku ikut menahan napas. Aku tidak berani melihat ke wajahny

pecah, ketika ujung jariku meny

sentuhan singkat, tapi cukup untuk membuat tubuh Jo menegang dan napasnya tersendat. Ia menggigit bibi

.." suaranya bergeta

nyentuh pinggangnya, memberi ritme lembut yang memb

atnya menjerit pelan. Tanganku tetap memompa bagian bawah, sementara lidahku melingkar di sekit

ngat. Aroma itu membuat seluruh tubuhku bergetar, entah karena

enelan ludah,

bikin aku... keh

a menahan sesuatu yang hampir lepas kendali. Ketika ia melihat wajahku yang sudah memerah

alihkan pandangan. Gerakannya tidak tergesa, tapi tegas-seolah ia tahu persis batas yang sanggup kuterima. Ibu jarinya m

." suaranya serak, jarinya m

ngat, maskulin, bercampur keringat-menyentuh hidungku. Setiap kali aku menarik napas, aroma itu

ku. Tangan ku memompa bagian bawah dengan pelan tapi pasti, memberikan ritme halus yang membuat tubuhnya bergetar. Sementara itu, bibirku

pecah, berat, ha

eolah ia tidak yakin ingin menjauhkan atau justru menahan

ener-bener

udah cukup membuat bahunya naik turun cepat, rahangnya mengeras,

... R

menyedot penisnya lebih dalam, memasukkan peni

purna. Tanganku masih memompa pangkal batang yang belum ma

mencengkeram rambutku perlahan-cukup untuk membuatku m

ra bikin aku gila," bisiknya

yang membuat seluruh tubuhku otomatis menegang. Napasnya masih terdengar berat di

ya sambil meng

m wak

u persis apa yang ingin ia lakukan berikutnya. Lalu, tanpa memberi kesempatan untuk berpikir, ia m

um stabil, dan energi panas yang memancar dari kulitnya. Tangannya menahan pinggulku, menempatkanku tepat di atas di

sedang membaca sesuatu di dalam diriku yang bahkan aku sendiri tidak sepenuhnya sadar. Dan saat itu terjadi... ses

masa kecilku, tempat yang dulu selalu terasa aman-tapi j

ua dunia dalam di

inding, sofa, lampu, semua yang

bertahun-tahun. Tangannya yang memeluk pinggangku terasa seperti pintu yang terb

u dilahirkan. Dan rumah baru yang muncul tiba-tiba-rumah yang terasa

ra.

dikit. Suara itu-sederhana tapi membuat seluruh tubuhku berg

ya sambil menaikkan sedik

ku merasakan sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar ketertarikan. Seperti seluruh tubuhku-se

uh rambutku. Dan aku sadar... Aku sudah terlalu jauh

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY