ggeliat pelan, lalu langsung berhenti ketika tubuhku menyentuh ses
terlalu membantu, dan saat aku melihat ke bawah, jantungku langsung berdetak kencang. Kami berdua...
panggilk
bangun.
nyenyak. Ekspresinya masih mengantuk, dan entah kenapa itu malah membuatku makin sal
umamnya dengan suara
mut ke dadaku walaupun
asih di sini?"
Gimana kalau Danis tahu
enyelesaikannya. Wa
kannya ikut panik, dia justru mengh
pintu kamar kamu
dah kabarin di
noleh
barin apa?
engan
dur duluan, capek, dan janga
u memang memberinya PIN HP-ku dan mengizinkannya membukanya. Waktu
a, jantungku
pura-pura
yum mirin
apa-apa pagi-pagi. Kamu kelih
tu yang sulit kujelaskan. Di kamar yang dingin, kehadiranny
o..." ucapku pelan samb
ku... dan... ta
a sekali. Dia cuma me
pergi sekarang, ak
ak tega ninggalin kam
dengar suara AC dan degup jantu
auh lebih cepat membangunkanku. Begitu kulihat jam
tujuh," bisikku cepa
... gimana? Kamu ha
ikit sisa hangat dari tidur semalam masih bercampur di tubuhku. Jo hanya menatap
" katany
masih
gima
ggeleng
ti lewat kamarku dulu.
u tidak makin salah tingkah. Dia merapikan rambutnya s
di lantai dua,
terdengar panik, suaraku
jutkan, suarany
lihat kalau Danis udah bangun atau belum. Kalau masih sepi,
annya masuk akal, tapi deta
ebih cepat gimana?" tanyaku, te
am sejenak. Bukan senyum menggoda... tapi senyum yang anehn
u cukup pura-pura cari s
Begitu dia balik lagi ke kamar at
na sederhana-tapi cukup membuatku
kayak misi pe
baju dengan cepat. "Misi menye
a, tapi panas m
tapi... ya, pokoknya j
Tanganku gemetar, pikiranku kaca
kat. Bukan dengan gerakan mendesak... tapi den
anggiln
bibirnya mencium bibirku-dalam, dan hangat. Ciuman yang t
Napasku belum stabil; rasanya seperti ada sesuatu yang menggulung da
ku, suaranya lebih r
ucapny
an, seperti ia ingin memastikan aku masih di sini, masih nyaman. A
anyaku, suaraku
n yang membuatku merasa terjebak. Ini tatapan seseorang y
dan seterusnya, kamu sepenuh
ur. Aku justru merasa tubuhku menegang kecil, bukan karena takut-tapi karena aku tahu maksudnya. Dan
gangguk
idak berlebihan. Yang justru memb
pergi kan?" tanyaku pelan, suara
a langsung bertemu dengan mili
ak a
pakaiannya, lalu mena
selalu setia dan memen
memimpinku-dalam hubungan ini, dalam permainan kecil yang hanya
utku lebih erat dan b
tia dan memenuhi segala kein
ngan suara yang membua
perhatikan. Selalu pantau chat dar
ahan sensasi aneh yang memenuhi
suarak
nge
l, tapi cukup untuk membua
ag
saan ingin membuktikan diri, ingi
engan
k...
benar-benar mengerti apa artinya menyerah kepadanya.
memastikan aku stabil, memastikan aku tidak
amaku pagi ini
lagi, suaranya hampi
ap jalan sesuai rencana. Kam
ana. Tidak ada apa-apa yang berlebihan. Tapi karena datang darinya-
jawabk
tah di
iah yang hanya muncul saat aku
s," k
ara lembut namun tegas, "kita m
sudah gaduh sejak tadi, dan ujung kakiku nyaris tidak menyentuh lantai. Dari dalam kamar, Jo berdir
engok ke lantai dua. Sunyi. Pintu
'siap tapi tunggu'. Jo membalas dengan anggukan pela
embeku. Pintu kamar Danis. Gagangnya bergerak perlahan, seperti ade
isikku ta
udah menangkap situasinya bahkan s
tubuhnya yang mulai bergerak. Aku langsung menunduk dan menuruni du
yang serak baru bangu
usaha terlihat normal meski
alu tinggi; aku buru-buru
u mau car
ngah tidur. Untung dia tipe yan
erapa
ku cepat, menjaga sudut tubuh supa
uhnya merapat ke dinding, hanya mengintip dari celah selebar jari. Ke
g dan... dorongan halus yang sulit dijelaskan. Rasanya sep
enguap
mandi d
harus turun. Artinya dia harus lewat pintu kamarku. Tempat Jo bers
ar-seolah benar-benar akan ke dapur. Saat Danis mulai turun, aku meng
hnya pelan, dan fokusnya hanya ke kamar mandi. Dia berjalan mel
p, aku langsung menatap Jo dan m
trol. Ia mendekat ke arah tangga lalu berdiri sangat dekat d
agus," b
tegas. Aku hampir t
ja, Jo...
ku-pelan, singkat, tapi cukup u
nan
unkan ta
as. Kamu buk
memastikan jalan aman sebelum dia melangkah keluar. Jo sempat menatapku-tatapan
ap masuk. Kami keluar ke teras dengan hati-hati, memastikan pintuny
yang masih berantakan setelah ap
u membuat semuanya terasa agak janggal-seolah kami bukan bar
rdiri di sisiku, tetap dalam bayangan atap, menatapku lama se
anggiln
yentuhku- sekadar memperkecil jarak. Lalu ia mengangkat tanganku yang bertumpu di pingg
aku," b
rhasil lolos, bukan pula sisa adrenalin. Justru stabil, sep
oke banget," k
kamu tetap waspada, tetap kontrol
stru bentuk apresiasi yang paling personal. Aku menggigit bibir ba
pot jantungku," bisikku-seten
terlihat dari sudut bibirnya-
hu," ja
nggak harus nanggu
anya men
guk pelan,
t lebih dekat. Nafasnya menyen
um aku pergi," bisiknya lembut, s
arena takut, tapi karena kata-kat
nyaku nyaris
elan, lalu mengecup punggungnya sebentar-sia, "kamu tarik napas. Tenangkan di
k akal. Tapi entah kena
..." jawa
apan yang membuatku merasa ben
l," katan
enelusuri jalan kecil di depan rumah. Ia berjalan santai menuju rumahn
tikungan, aku akhirnya mengembuskan napas panjang-bukan s
nnya, caranya memandu tanpa menekan, memastikan aku bisa mundur kapan pun aku mau. Aku sadar, rasa hangat yang menjalar dari dada

GOOGLE PLAY