img Rara Series - Intimate Partner  /  Bab 5 Sebuah Misi Penyelamatan | 19.23%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Sebuah Misi Penyelamatan

Jumlah Kata:2125    |    Dirilis Pada: 30/11/2025

ggeliat pelan, lalu langsung berhenti ketika tubuhku menyentuh ses

terlalu membantu, dan saat aku melihat ke bawah, jantungku langsung berdetak kencang. Kami berdua...

panggilk

bangun.

nyenyak. Ekspresinya masih mengantuk, dan entah kenapa itu malah membuatku makin sal

umamnya dengan suara

mut ke dadaku walaupun

asih di sini?"

Gimana kalau Danis tahu

enyelesaikannya. Wa

kannya ikut panik, dia justru mengh

pintu kamar kamu

dah kabarin di

noleh

barin apa?

engan

dur duluan, capek, dan janga

u memang memberinya PIN HP-ku dan mengizinkannya membukanya. Waktu

a, jantungku

pura-pura

yum mirin

apa-apa pagi-pagi. Kamu kelih

tu yang sulit kujelaskan. Di kamar yang dingin, kehadiranny

o..." ucapku pelan samb

ku... dan... ta

a sekali. Dia cuma me

pergi sekarang, ak

ak tega ninggalin kam

dengar suara AC dan degup jantu

auh lebih cepat membangunkanku. Begitu kulihat jam

tujuh," bisikku cepa

... gimana? Kamu ha

ikit sisa hangat dari tidur semalam masih bercampur di tubuhku. Jo hanya menatap

" katany

masih

gima

ggeleng

ti lewat kamarku dulu.

u tidak makin salah tingkah. Dia merapikan rambutnya s

di lantai dua,

terdengar panik, suaraku

jutkan, suarany

lihat kalau Danis udah bangun atau belum. Kalau masih sepi,

annya masuk akal, tapi deta

ebih cepat gimana?" tanyaku, te

am sejenak. Bukan senyum menggoda... tapi senyum yang anehn

u cukup pura-pura cari s

Begitu dia balik lagi ke kamar at

na sederhana-tapi cukup membuatku

kayak misi pe

baju dengan cepat. "Misi menye

a, tapi panas m

tapi... ya, pokoknya j

Tanganku gemetar, pikiranku kaca

kat. Bukan dengan gerakan mendesak... tapi den

anggiln

bibirnya mencium bibirku-dalam, dan hangat. Ciuman yang t

Napasku belum stabil; rasanya seperti ada sesuatu yang menggulung da

ku, suaranya lebih r

ucapny

an, seperti ia ingin memastikan aku masih di sini, masih nyaman. A

anyaku, suaraku

n yang membuatku merasa terjebak. Ini tatapan seseorang y

dan seterusnya, kamu sepenuh

ur. Aku justru merasa tubuhku menegang kecil, bukan karena takut-tapi karena aku tahu maksudnya. Dan

gangguk

idak berlebihan. Yang justru memb

pergi kan?" tanyaku pelan, suara

a langsung bertemu dengan mili

ak a

pakaiannya, lalu mena

selalu setia dan memen

memimpinku-dalam hubungan ini, dalam permainan kecil yang hanya

utku lebih erat dan b

tia dan memenuhi segala kein

ngan suara yang membua

perhatikan. Selalu pantau chat dar

ahan sensasi aneh yang memenuhi

suarak

nge

l, tapi cukup untuk membua

ag

saan ingin membuktikan diri, ingi

engan

k...

benar-benar mengerti apa artinya menyerah kepadanya.

memastikan aku stabil, memastikan aku tidak

amaku pagi ini

lagi, suaranya hampi

ap jalan sesuai rencana. Kam

ana. Tidak ada apa-apa yang berlebihan. Tapi karena datang darinya-

jawabk

tah di

iah yang hanya muncul saat aku

s," k

ara lembut namun tegas, "kita m

sudah gaduh sejak tadi, dan ujung kakiku nyaris tidak menyentuh lantai. Dari dalam kamar, Jo berdir

engok ke lantai dua. Sunyi. Pintu

'siap tapi tunggu'. Jo membalas dengan anggukan pela

embeku. Pintu kamar Danis. Gagangnya bergerak perlahan, seperti ade

isikku ta

udah menangkap situasinya bahkan s

tubuhnya yang mulai bergerak. Aku langsung menunduk dan menuruni du

yang serak baru bangu

usaha terlihat normal meski

alu tinggi; aku buru-buru

u mau car

ngah tidur. Untung dia tipe yan

erapa

ku cepat, menjaga sudut tubuh supa

uhnya merapat ke dinding, hanya mengintip dari celah selebar jari. Ke

g dan... dorongan halus yang sulit dijelaskan. Rasanya sep

enguap

mandi d

harus turun. Artinya dia harus lewat pintu kamarku. Tempat Jo bers

ar-seolah benar-benar akan ke dapur. Saat Danis mulai turun, aku meng

hnya pelan, dan fokusnya hanya ke kamar mandi. Dia berjalan mel

p, aku langsung menatap Jo dan m

trol. Ia mendekat ke arah tangga lalu berdiri sangat dekat d

agus," b

tegas. Aku hampir t

ja, Jo...

ku-pelan, singkat, tapi cukup u

nan

unkan ta

as. Kamu buk

memastikan jalan aman sebelum dia melangkah keluar. Jo sempat menatapku-tatapan

ap masuk. Kami keluar ke teras dengan hati-hati, memastikan pintuny

yang masih berantakan setelah ap

u membuat semuanya terasa agak janggal-seolah kami bukan bar

rdiri di sisiku, tetap dalam bayangan atap, menatapku lama se

anggiln

yentuhku- sekadar memperkecil jarak. Lalu ia mengangkat tanganku yang bertumpu di pingg

aku," b

rhasil lolos, bukan pula sisa adrenalin. Justru stabil, sep

oke banget," k

kamu tetap waspada, tetap kontrol

stru bentuk apresiasi yang paling personal. Aku menggigit bibir ba

pot jantungku," bisikku-seten

terlihat dari sudut bibirnya-

hu," ja

nggak harus nanggu

anya men

guk pelan,

t lebih dekat. Nafasnya menyen

um aku pergi," bisiknya lembut, s

arena takut, tapi karena kata-kat

nyaku nyaris

elan, lalu mengecup punggungnya sebentar-si

a, "kamu tarik napas. Tenangkan di

k akal. Tapi entah kena

..." jawa

apan yang membuatku merasa ben

l," katan

enelusuri jalan kecil di depan rumah. Ia berjalan santai menuju rumahn

tikungan, aku akhirnya mengembuskan napas panjang-bukan s

nnya, caranya memandu tanpa menekan, memastikan aku bisa mundur kapan pun aku mau. Aku sadar, rasa hangat yang menjalar dari dada

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY