img Perangkap Dendam Tuan Miliarder  /  Bab 2 Kau Penting Bagiku | 9.52%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Kau Penting Bagiku

Jumlah Kata:1057    |    Dirilis Pada: 03/12/2025

An

t aku menutup kedua mataku, tapi tiba-

n menyerangnya dari belakang. Ian terjungkal ke lantai, mengeluark

ututku lemas, tubuhku goyah, dan akhirnya terjatuh terduduk. Pandanganku te

rdaya. Dia mendekat, tatapannya terlihat sangat

unia terasa berputar terlalu menakutkan untukku. Aaron, seolah membaca pikiran

nya, membawa serta semua ketakutan dan kecemasan yang kurasakan. Aku bersyukur, sangat bersyukur

dia melepas jaketnya dan memakaikannya padaku. "Kita pergi da

on, jika kau tahu yang sebenarnya, akankah kau masih bersika

sedikit khawatir, membuyarkan l

Dadaku sesak saat mengingat pelecehan yang hampir menimpaku tadi. Tetapi seolah menjawab kegelisahan dan ketakutanku, Aaron menggenggam tanganku, jemarinya

Aaron mengantarku hingga ke depan mobil.

sih, Aaron

sakit," katanya. "

stirahat di rumah sudah cukup untukku. Tapi, lukamu..."

uh wajahnya sekilas, lalu tersenyum. "Kau sendiri

ku. Setelah memastikan aku duduk de

a bersalah menggerogoti hatiku karena membiarkannya begitu s

taku. Aku tahu dia naik bus sekolah, tapi bus sekol

namun terasa sebuah keraguan tergurat di sana. Aku tahu dia tipe yan

sak, "Aku tidak bisa membiarkanmu pulan

h senyuman tipis terukir di bibirn

memarnya mencolok, dan sudut bibirnya berdarah. Aku tak bisa menahan diri. J

ekali?" tany

Jangan terlalu mengkh

tong pembicaraan kami.

ang dulu,

sopir itu sebelum

rumahku dulu. Aku a

anya luka kecil, ak

si dengan keras kepalanya.

n mengobatimu, dan itu bukan permintaan. Aku

erhenti di depan rumahku. Aku m

uk sofa kulit cokelat tua di ruang

tu disimpan di laci bawah, dekat wastafel. Tanganku menarik laci itu terbuka,

di depannya, membuka kotak P3K di atas meja. "Ini akan s

r sedikit, meski aku mencoba untuk tetap tenang. Jarak antara kami

u akhirnya, mencoba memecah ketegangan.

isa melindungimu," katan

bisikku, menekan perban pada luka di alisnya. "

akan sembuh. Beberapa memar ini bukan apa-apa. Selama kau

enar-benar menatapnya, dan untuk sesa

nku, aku tersentak kecil. Sentuhannya lembut, n

suaraku nya

ia menarik tanganku perlahan, membawanya lebih dekat ke

seperti bisikan. "Kau penting bagiku. Aku t

merasakan kehangatan napasnya menerpa wajahku. Seluruh tubuhku terasa panas, dan a

eperti dunia ini hanya ada kami ber

ngan ponselku memecah kehen

a. Aku menatap Aaron sekilas. "Aku harus menjaw

Aku berdiri, melangkah menjauh ke sudut ruangan

," sa

ng. "Ini dari rumah sakit. Kami ingin memberi tahu bahwa kondisi ibu Anda, Mr

rjadi?" tany

kritis. Kami perlu

amku dengan keras. Hatiku terasa berat d

egera ke sa

tamu dan melihat Aaron seperti tamp

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY