ela
g di kepalaku. Mom dalam kondisi kritis. Mereka membutuhkan persetujuanku untuk operasi. Tapi aku tidak tahu bagaimana
cepat, memaksakan senyum yang kuharap terlihat alami. "
matanya tajam. "Apa ada
eluargaku," jawabku. Aku bisa mendenga
gel
berusaha menahan air mata yang hendak kelu
atanya pelan. "Tapi kalau kau butuh
pkan. Aku ingin jujur padanya tetapi kata-kata itu tidak pern
bisikku sebelum berba
*
nuh dengan skenario buruk. Aku mencoba menelepon Dad beberapa kali, tetapi seperti sebelumnya, tidak
enuju ruang ICU. Begitu tiba di pintu IC
nama Mrs. Jones?"
aya," jawa
nggu untuk menjelaskan prosedur," katanya
, dengan jas putihnya, menatapku deng
untuk menyelamatkan ibu Anda," ujar Dr. Smith. "Namun, ka
cemas semakin menghimpit. "A
ya. Setelah itu, dia menyerahkan formulir kepada perawat
l di pojok ruangan. "Silakan tand
formulir itu. Setelah menandatangani d
ulai persiapannya," kata perawat it
ng, sementara aku hanya bisa menatap pintu rua
yangan Mom terus muncul di pikiranku. Senyum lembutnya, tawa hangatnya yang selalu membuat r
padaku, menyemangatiku saat aku menghadapi ujian sekolah, atau sekedar mengingatkanku
dari bibirku. Aku mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya kembal
mbuka layar, berharap menemukan sesuatu yang bisa memberikan sedikit ketenangan. Ta
ncam Pailit Setelah Kr
semua masalah ini akan menimpa keluargaku. Proyek gagal, investor mundur, dan p
di ruang operasi, perusahaan Dad yang terancam pailit, dan kini dunia kami mungkin akan runtuh. Aku meraitu, aku mendengar suara seorang wanit
la Jo
legan berdiri beberapa langkah dariku. Cara dia berdiri, dengan p
ela. Siapa An
Victoria Bennett. Akhirnya
hubungannya dengan si brengsek Ian? Seketika, ingatan kejadian di sekolah kembali menyeruak. Aku kembali t
"Aku mendengar cerita tentang anakku, Ian. Juga t
ang mulai menguasaiku. "Ian pantas menda
tu yang bisa kau tentukan. Aturan hanya berlaku jika seseor
kekuasaan, kami tidak berhak me
u tahu betapa mudahnya untuk menghancurkan sesuatu
a tidak bisa menga
baran kenyataan. Di dunia ini, yang lemah hanya bisa bertahan jika mereka tahu tempa
untuk membalas, te
n besok. Pikirkan baik-baik. Orang yang hampir melecehkanmu itu adalah Aaron. Ian hanya
ulutnya. "Kau ingin aku memfitnah Aaron?" suaraku mulai me
tih yang kau pikirkan. Jika kau melakukan apa yang aku minta, keluarga Bennett akan membantu menyela
n meresap ke dalam diriku dan me
dia mengangkat alis, matanya terlihat penuh keyaki
lu mengulurkannya padaku. "Sebaiknya kau pikirkan ini baik-baik, An
arkan satu kalimat terakhir. "Terkadang, untuk mendapatkan
aja. Aku menatap punggungnya yang semakin menjauh, semeterus terngiang di kepalaku. Tidak. Aku tidak akan mengkhianati Aaron. Namun, pikiranku berperang
iku, tak bisa kutahan lagi. Siapa sang
a akhirnya, suara berat engsel pint

GOOGLE PLAY