ela
engar rendah, namun menusu
angkan diri, tapi suara detak jantungku yang begitu kencang membuat semua
angka semuanya akan terungkap seperti ini. Aku sudah cukup melukai Aaron, dan jika d
arik sekali," katanya, matanya berpindah ke teman-temannya sejenak, lalu
tapi tak ada satu kata pun yang keluar. Pikiranku berputar lia
karena taruhan yang kami buat. Apa kau pikir dia
suaraku terdengar lebih seperti bisik
gela?" tanya Aaron, suaranya pelan, tapi aku
bohong padanya, tidak setelah semuanya sudah terbongkar seperti ini. Sesaat, dunia seolah berh
eningan. "Oh, Aaron. Kau benar-benar percaya pad
erhenti ketika Aaron menatap
suaranya rendah tapi
r. Dengan angkuh, dia mengangkat bahu.
annya, meninggalkan kami dalam kehen
uat napasku kian berat. Tidak ada tempat untuk bersembunyi, dan
pi aku tahu semuanya hanya akan terdengar seperti pembelaan yang kosong. Sebab, ke
otongnya, suaranya rendah. "Sela
k mampu melawan
tunya orang yang kupikir tidak akan membohong
taku. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menghantam hatiku tanpa ampun. Tapi, aku tahu tidak
ya sejengkal. Aku bisa mendengar helaan napas be
ingin berteriak bahwa semuanya berubah sejak aku mengenalnya. Tapi, aku tahu, tak pedul
. Aku memaksakan kata-kata keluar dari bibirku. "Semua yang mern aku bisa merasakan amarahnya yang membakar, diser
u, meskipun setiap kata yang kuuc
melangkah pergi, namun sebelum aku bisa melangkah jauh, tangannya dengan cepat menarikku kembali. Punggungku terhan
tajam. "Aku percaya dan peduli padamu.
ksaan. Aku tiba-tiba merasakan kehilangan yang teramat dalam. Ak
ku?" ujarku, suaraku terdengar keras meski hatiku bergetar. "Jika kau cukup pintar, kau tidak
membela diri, itu hanya akan terdengar seperti sebuah alasan. "Aku bahkan menuduhmu melakukan sesuatu yang tidak pernah kau lakukan. Keluarga Be
an dari Evelyn. Aku memungutnya dan memperlihatkannya kepada Aaron. "Lih
amplop itu dan menyodorkan ke arahnya.
menepis uang itu hingga beterbangan sebelum jatuh di lantai. Napa
karena uang
terkejut, menutup mataku, jantungku berdetak
lihat tinjunya mengenai dinding
panik melihat darah yang mulai
katanya. "Aku menyesal pernah mengenalmu. A
akitkan. Aku hanya bisa menatap punggungnya yang perlahan menjauh, setiap
ang tersimpan di dalam hatiku. Tapi aku tahu, tidak ada gunanya mencoba. Kata-kata tidak akan mampu membalikkan
t dadaku hingga aku kesulitan bernapas. Segala rasa sakit
dan penyesalan yang tak tertahankan. Rasanya seperti ribuan duri menusuk h

GOOGLE PLAY