na
ri wajahku yang berlumuran darah ke Elvira
anya kini jauh lebi
amat pucat. "Aku... aku tidak apa-apa,
akinkan Gavin. "Aruna... Aruna yang ter
inya. "Tante Elvira yang sakit! Lihat, wajahnya pucat! Ma
ira tidak boleh sakit! Dia harus sehat! Mam
ng kucintai, yang kubesarkan, menud
n ragu, seolah mempertimbangk
anya bersandar di bahu Gavin.
gera mengangkat Elv
umah sakit!" katanya, sua
an menutupi mata Elvira dengan
ntukmu, Aruna," katanya, tanpa
rian lagi, terbaring di aspal yang din
yang pahit. Kenapa
nyum, darah segar meng
anganku sudah buram. Aku m
ng meninggalkan p
apa orang yang memanggi
b. Aku hanya merasakan
h sakit. Kepalaku terasa bera
Anda mengalami gegar otak ringan dan beberapa pa
erkejut. Ak
pulang?" tanyaku
ecepat itu, Nona. Anda harus d
kalender. Seminggu lagi. Kontrak
tinggal satu hari setelah
erakhir. Aku akan bebas d
terdengar dari
irawat di sini? Gav
Tapi Tuan Gavin panik sekali. Dia sendiri
ai Nona Elvira, ya? Dia bahkan memanggil d
um miris. S
u terasa sakit. Aku berjalan pelan, berpe
lvira terbaring di ranjang, wajah
annya erat-erat. Gavin duduk di sisi lain
mbutan yang tidak pernah kulihat
i keluarga yang sempur
rasa seperti orang asing yang mengi
mengganti perban Elvira. Di
senyum. "Gavin Nugraha sangat mencintainya. Dia selalu ad
u serak. "Mereka mem
aku dirawat di rumah sakit, p
Gavin. Tidak ada pa
yang ped
Aku bukan orang ya
k. Dari sebuah agensi
ih untuk mengikuti kompetisi menulis internas
. Ini adalah
k membawakan laptopku. A
ini adalah tempat yang sempurn
mode offline di laptopku. Aku tidak i
tahun aku mengubur impianku, mengab
ni, aku
s tentang kisahku, tentang ra
hati, melupakan segala hal
sudah boleh pula
Empat hari s
r laptopku. Kary
karyaku, lalu me
layar ponselku. Puluhan pesan,
ya dar
GOOGLE PLAY