/0/30743/coverbig.jpg?v=206a36a220d7e12db2205562ad6c9db6)
it di balik kemudi, darah se
berlari melewatiku tan
yang duduk di kursi belakang, padahal wani
? Jangan takut, aku di sini
natapku dengan tata
becus menyetir, jangan
ambulans, aku
ng patuh demi biaya pengobatan ibu, menelan semua h
ang kematian, ak
ah mati bersamaan d
kahan kami berakhir, aku meninggalkan surat
eknologi yang bersinar, bukan lag
kandal perselingkuhan menemukanku di tengah b
ya datar, lalu ber
anya mantan suami ya
a
lia
n melakukannya
menuju mulutnya. Matanya yang tajam menatap saya, sedikit kerutan muncul di dahinya. Saya tahu ekspresi itu. Itu adalah campuran
nyanya, suaranya rendah dan penuh ba
ya. Wajah tampan yang telah saya lihat setiap pagi selama lima tahun terakhir, wajah yang kini terasa asi
n saya. Saya tahu dia tidak terbiasa dengan ini. Dia terbiasa dengan Amalia yang patuh, Amali
kit lebih keras sekarang. Dia berusaha membangun kembali kontrolnya. "Tapi ak
yan. "Buatkan aku sarapan, Robert. Dan pastikan
seperti ini. Saya masih duduk di sana, tidak bergerak. Saya bisa merasakan pandanga
pergi?" Sebuah sua
tnya yang panjang berkilau di bawah cahaya pagi. Dia tersen
mu semalam? Apakah dia marah?" Eliza ber
a apa-apa, sayang. Hanya sedikit kesalahpahaman. Seka
gedipkan mata, senyum kemenangan terukir di wajahnya
ahari pagi menyinari taman yang terawat rapi, burung-burung berkicau. Sebuah peman
an sepotong roti panggang, dan Rayan tersenyum lembut padanya. Pemandangan yang se
di pangkuan. Saya memikirkan apa yang akan saya laku
a tersentak. Saya mendongak. Rayan berdiri
ang kau lamun
r," jawab saya, "t
Amalia? Lulusan universitas yang tidak pernah menggunakan gelarnya. Bagaimana kau akan hidup tanpaku? Kau bahkan
lu begitu saja, seperti angin sepoi-sepoi. Saya sudah terlalu lama mendengarnya. Delapan
ciptakan sesuatu, sesuatu yang bisa mengubah dunia, atau setidaknya membuat ibu saya bangga. Tapi kemudian, ibu s
an kontrak. Lima tahun pernikahan, sebagai imbalan untuk biaya pengobatan
eka dengan kelembutan yang tidak pernah ia tunjukkan kepada saya. Saya bahkan ingat suatu malam, ketika ia mabuk, ia menatap saya
tai. Sampai tahun lalu, saya mendengar dari seorang pelayan tua bahwa ia p
ok dengan foto mendiang kekasihnya yang tersimpan di la
rbalik ke arahnya. "Aku
jaan apa? Kau tidak memiliki apa-apa, Amalia. Tidak ada yang akan
ama. Saya akan pergi. Saya akan menunjukkan kepadanya bahwa saya lebi
meja makan. "Mengapa kau berdiri d
ajahnya. Lalu, dia berbalik dan kembali ke meja makan
ahu dia tidak akan pernah me
GOOGLE PLAY