fin
at dingin membanjiri seluruh tubuhku. Jantungku b
ng. Aku melih
kamarku. Ka
enempel di dinding. Tumpukan buku ar
t, berjala
a. Tidak ada lagi kerutan di dahi, tidak ada lagi
idak ada lagi janggut tipis ya
gan kampus yang ramai. Mahasiswa-maha
ini mas
a, mencoba memaham
kaan itu. Natania. Liana.
ian, caha
ini rei
lah diriku yang dulu. Diriku yang m
m bertemu
aku sudah ber
. Aku harus mencarinya. Ak
s menebu
idor asrama. Kulihat mahasiswa-mahasiswa lain
an ke kant
-cari. Menc
ian, aku
a sudut, sendiri
jahnya bersih, tanpa riasan. Matanya
Natania yang dulu. N
dekat, jantungku
umamku, suar
dah, yang dulu selalu memancarkan kehanga
ak meng
anya, suar
lku. Dia hanya tid
pannya, menatap
n," kataku, men
n dingin. "Maaf, ak
liku? Aku ada
ingat?" tanyaku,
kan kening.
ngat. Atau dia pur
nikah," kataku, suaraku
u bercanda? Aku bahkan
dingin. Tidak ada kehangatan ya
emben
enciku. Aku yang me
ku menyesal," kata
tatapan kosong. "Ma
bawa bukunya, da
h tangannya, tapi
eperti aku meninggalkannya
di kantin, melihat pu
menghantamku dengan keras.
hidupnya. Dan kini, di
ku. Aku harus mendapat
nnya. Aku akan me
unginya. Aku ak

GOOGLE PLAY