fin
t dingin membanjiri seluruh tubuhku. Jantungku be
dengan wajah pucat dan tatapan koso
ndekat, memelukku erat. Tan
jauh, menatapnya den
t Natania," gumamk
terlalu stres, sayang. Itu cuma
itu menusuk
i tanganku. Tanda tangank
ela. Pemandangan kota yang ra
. Aku tahu apa
? Mengapa Nat
ara ketukan p
seorang polisi berdiri di amba
ening. "Ya, saya
ania Soerjosoemarno," kata polisi itu, men
? Jantungku be
n di mobil sebelum ledakan," lanjut
di mobil? Suasana
matanya membe
ngan Liana berge
nsel itu, lalu
kaman suara?" tany
menemukan bukt
kitarku seo
jahnya kini dipenuhi
" Liana berteriak, men
. Dia mengunci ponsel itu,
Tambunan, An
uhnya lemas. Ia m
ri terpaku, tid
Antara, Anda j
perti godam. Aku merasa selur
suara. N
a ini kubangun, semua renca
is tersedu-sedu, wajahnya kotor ol
at cantik. Dia hanya
adalah seor
pergi. Aku tidak melaw
sitektur baru. Semua it
, melihat rumah yang du
enjara. Penjara yang dibangun da
merasakan dinginnya borgo
dulu kuanggap milikku,
obil polisi yang lain. Matany
yang mendorongku m
menyalahkan orang lain. A
eninggalka
ang, menghantamku
ahnya. Wajahnya yang puc
kembali. Kembali u
Dia berhasil men
asakan dinginnya air mat
l. Aku sang
ku bisa mem
bisa kembali
menyilaukan mataku. Aku merasa
kege

GOOGLE PLAY