habis. Selama berbulan-bulan, kepalanya terus berdenyut karena kurang tidur dan tekanan batin, tapi Ju
ria itu biasanya tidak pulang secepat ini. Dengan gerakan panik, Elara mendorong kopernya ke bawah kolong tempat tidur
ai kemeja yang sama dengan yang dia pakai saat membuang makan siang E
elabuhan?" tanya Julian tanpa basa-basi. S
at. "Ada di brankas ruang kerja bawah. Ke
erakhir. Dia bilang, dia hanya akan menandatanganinya kalau aku membawamu makan malam ke rumahn
melakukannya sejak tahun pertama kita menikah. Aku tidak perlu menunggu
telunjuknya. "Aku tahu taktikmu. Kau pura-pura jadi korban, lalu lari ke pelukan ayahmu agar dia bisa
ingin menangis, tapi rasa lelah yang luar biasa. Dia berdiri, menatap tepat ke mata
jangan pergi,"
tegun seje
iarkan perusahaanmu goyah. Bukankah itu yang kau mau? Kebebasan? Ambil saja kebebasanmu, Julian. Ja
akan memohon maaf atau mencoba menjelaskan dengan suara yang gemetar. Tapi kali ini, mata Elara terlih
?" desis Julian, mencoba menutup
Julian. Aku mau istirahat," Elara berbalik, membelakangi Julia
hingga terjatuh, lalu keluar dari kamar sambil membanting pintu
anyak waktu. Julian mungkin akan pergi ke rumah ayahnya sendirian atau
ai pria itu sejak mereka masih bermain di taman belakang rumah belasan tahun lalu. Dia ingin menulis bagaimana dia se
, kata-katanya adalah sampah.
endek di atas kertas putih bersih: "Aku m
nikahannya. Dia merasa seperti sedang melepaskan bagian dari nyawanya, tapi di
pernikahan mereka-foto-foto yang semuanya terasa seperti kebohongan besar. Dia turun melalui tangga pela
amping, tempat dia sudah memesan taksi online dengan akun baru yang tidak terhubung dengan kartu kredit keluarganya. Dia menggunakan sisa uang t
belakang untuk terakhir kalinya. Lampu di kamar utama masih menyala. Di sana, ada se
jatuh, satu tetes yang panas, namun kali ini rasanya berbeda.
a membuang potongan plastik kecil itu ke luar jendela. Dia tahu ayahnya bisa melacaknya
Dia tahu Julian dan ayahnya akan mengecek manifestasi penerbangan terlebih dahulu. Di terminal yang
tahu hanyalah dia harus pergi sejauh mungkin dari nama besar keluar
rkan sebotol air mineral. "Mau ke mana, Nak? Ma
sangat asing di wajahnya. "Ke tempat yang jauh, B
arikan diri dari hidupnya di terminal ini. "Kadang, menjadi orang asing it
al sebagai istri Julian, sebagai putri konglomerat, sebagai wanita sombong yang
enaga yang tersisa. Dia melangkah masuk ke dalam bus tua yang kursinya sudah sobek di sana-s
ru saja kembali ke rumah dan menemukan cincin itu di atas bantal. Apakah Julian akan merasa senang? Apakah di
ya. "Berhenti berharap, Elara. Dia
dia, kopernya, dan hati yang hancur berkeping-keping yang harus dia rekat kembali sendirian. Dia tidak tahu ap

GOOGLE PLAY