adi benar-benar sebuah bencana. Ayah Elara, pria tua sombong itu, terus-terusan menyindir soal "tanggung jawab" dan "keseti
ohong, bilang kalau Elara mendadak migrain parah dan tidak bisa ikut. Dia pikir Elar
gkah menaiki tangga. "Kau puas sekarang? Kau pu
nai langkah kaki Elara yang terburu-buru menghampirinya. Julian masuk ke kamar utama dengan langkah kasar. Di
mar itu
haya hangat yang terasa kontras dengan dinginnya suasana hati Julian
ulian berjalan menuju pintu kamar mandi dan membukanya dengan sekali sentak. Ko
enangkap sesuatu di atas bantalnya. Sebuah benda kecil yang berkila
pernikahan mereka. Cincin yang dulu dipaksakan Elara untuk dia pakai, cincin yang selama tig
ulisan tangan Elara yang rapi namun tampak terburu-b
ketika, tawa kering yang penuh ejekan. "Kebebasan? Drama apalagi ini, E
tel mewah atau bersembunyi di salah satu rumah temannya, menunggu Julian datang menjemput sambil membawa bunga dan kata
dia dambakan. Tapi entah kenapa, matanya sulit terpejam. Dia terbiasa mendengar suara napas halus Elara di sisi lain tempat t
perawatan kulit dan alat rias yang berserakan. Julian membuka laci meja tersebut. Kosong. Dia beralih ke lemari pakaian. Saat membukanya,
neh. Kalau ini cuma gertakan,
dapat dihubungi. Dia mencoba lagi. Tetap sama. Julian mengumpat pelan. Dia lalu menelpon s
," desi
mberitahunya dengan riang, seolah-olah semua miliknya adalah milik Julian juga. Saat dibuka, perhiasan emas dan berli
pergi tanpa membawa harta keluarg
ng tadi di kantor. Dia ingat bagaimana dia membuang kotak makan siang dari Elara ke tempat sampah. Dia i
enciku? Suara Elara se
a kesunyian, tapi kali ini suaranya tidak terdengar
ara. Julian merasa heroik saat membela Clara dan menghina Elara tadi. Tapi sekarang, saat musuhnya sudah benar-benar menye
lau dia menelpon sekarang, itu sama saja mengakui bahwa dia tidak becus menjag
perti dia tidak akan bertahan hidup sendirian tanpa kartu kredit dan
berlalu, dan t
n tanpa kopi yang sudah disiapkan di meja makan. Dia mulai terbiasa pulang ke rumah yang
dak ada lagi yang mengatur jadwal makannya. Tapi anehnya, Julian justru merasa kehilangan arah. Dia mendapati dirinya sering mel
al bagaimana mereka bisa bersama sekarang karena Elara sudah tidak ada. Tapi Julian tidak mendengarkan. Matanya terp
aku tidak?" Clara me
enarik tangannya dengan
nita itu? Julian, dia pergi karena dia ingin membuatmu merasa bers
ertian sedunia. Tapi sekarang, entah kenapa, suara Clara terdengar sangat cempren
alau aku bertanya-tanya di m
benci, kan?" Cla
membencinya. Tapi kenapa saat ini, dia merasa ingin
yah Elara. Pria tua itu berdiri di ruang tamu dengan wajah m
Julian?" suara pri
Dia... dia pergi, Yah.
padaku! Aku sudah mengecek semua bandara, semua stasiun, semua pelabuhan atas na
pergi sendiri!" balas Julian, me
ampai seujung rambut Elara terluka karena kau, atau kalau dia tidak ketemu dalam waktu tiga hari, aku
ari skala masalah yang dia hadapi. Elara tidak sedang bermain drama. Ela
rsadar akan satu kenyataan pahit: selama tiga tahun menikah, dia tidak tahu siapa teman dekat Elara. Dia tidak tahu ke mana Elara s
ulian pada dirinya sendiri
elah membutakannya. Dia terlalu sibuk membangun dinding pertahanan sampai dia tidak sadar bahwa oran
Dan Julian mulai merasa ketakutan-ketakutan bahwa "jangan cari aku" yang ditulis E

GOOGLE PLAY