kuti alurnya hingga usai. Kesakitan menyembilu tiap kali mimpi tersebut datang bertandang, selalu menyiksanya dengan rasa pedi
etap bertahan. Membiarkan rasa sakit turut puas menghantamnya dengan gamblang. Bahkan kedua matanya juga tak
roda kenangan ini akan segera memudar dengan sendirinya, kemudian p
mpi mengerikan tersebut. Meski belum tersadar seutuhnya karena masih didera rasa kantuk yang hebat, Andreas m
engernyit dan gel
mun kedua matanya terlampau berat untuk sekedar terbuka. Jadi ia ha
sa hampir sepanjang malam?" lirih suara itu lagi, diikuti sapuan jemari y
untuk kamu nikmati sendiri, Deas. Kamu bahk
berteriak meminta pertolongan, tapi di satu sisi jug
rti kita, Deas? Karena bertahan tanpa kepastian dengan jiwa
agian pelipisnya. Pertanda bahwa siapapun yang sedang bergu
na kita mendapatkan kelegaan yang kita cari, ba
an kita di altar? Agar aku tak mengharapkan apapun dari kamu, termasuk hati ka
Dan jika Tuhan cukup berbaik hati, aku berharap salah satu dari
g makin melingkup. Lalu sebuah kecupan ringan yang mendarat di sudut bibir pria itu,
ga dari rayuan lelap. Atau bagaimana ia cukup peka dan mau berempati sedik
t ia terbangun di atas ranjang dengan sisi kosong di sampingnya, atau saat panggilan masuk dari no
lobi rumah sakit dengan langkah panjangnya, namun begitu mendapati tubuh pucat wanita itu sudah terbaring kaku di atas
gan luka baru yang sama. An
*
an, Rena. Ada kebijakan yang harus dipatuhi. Apalagi jangka waktu pi
an untuk dimajukan? Tidak masalah kalau harus diberi bunga sediki
yaratan yang ditentukan oleh manajemen. Dalam hal ini tidak diperkenankan untuk karyawan yang masih terikat perjanjian h
ras ia mencoba memohon dan meminta pengertian, Rena memutuskan untuk meny
dari ruangan. "Saya minta maaf. Saya tahu kondisi kamu sedang sulit, tap
rti saya tetap tidak bisa berbuat ba
pan, Rena kembali meneruskan langkah mencapai pintu keluar ruangan manajemen personalia. Ini adalah kali kedua ia menyambangi divisi Human and Resources tersebut dengan alasan yang sama, yai
anjang yang tak dapat menyembunyikan kegusarannya. Bu Marisa adalah satu-satunya orang ya
ginjal kronis yang diderita ibunya, mengharuskan wanita itu rutin melakukan hemodialisis atau cuci darah berkala s
ha menolak, karena gadis itu bersikeras masih punya uang cukup dari sisa hasil beasiswa pemerintah yang rutin ia terima selama tiga bulan, d
ari cukup untuk membuat Kayla berhenti bekerja sampingan sepenuhnya, dan
lam mencari jalan keluarnya. Dan satu-satunya tempat tera
baya itu sudah sangat berjasa mengantarkan hidupnya hingga berada pada posisi lebih layak di perusahaan bonafide seperti
tau tetap menjadi kasir swalayan dengan gaji pas-pasan. Jadi jika kali ini Bu Marisa terpaksa menolak
siang datang, memilih melanjutkan sisa pekerjaan sebagai pelarian dari kekacauan pikiran yang ada. Nanti saja. Ia akan