img Dareena  /  Bab 4 menduga | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 menduga

Jumlah Kata:1358    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

bukan hanya tentang membalaskan dendam. Meng

fre

a, persediaan gandum, dan makanan lainnya, berlatih duel sambil berkuda di halaman yang begitu luas milik kerajaan. Tak tertinggal, Alfredo

dengkus kasar, seakan para lelaki itu tahu kalau dirinya memang ingin ikut

ersinar, untung saja saat ini sedang musim gugur, angin

ang lalu ikut dibenarkan oleh Eneas, membuat hatinya terus berspekulasi buruk, sesekali

cahkan batu, mungkin sekarang, kepalanya sudah bis

a sahabatnya menempa pedang? Apa ia sengaja agar latihanku ter

tangan ayah dan

r

an

rkeping-keping. Salah seorang wanita tua yang menjadi dayang di situ langsung berinisiatif membereskan pecahan, aga

ertanya dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari Dareena. Tanpa

di kerajaan melebihi mereka menyegani Alfredo dan Javiero. Yah, dua orang itu setidak

latihan. Masih berdiri dan berjalan dengan postur tegap tan

h meningkat sejak kita mengirimkan pe

arena pikirannya dihantui oleh kemungkinan besar dirinya tak dapat ikut berperang, ia juga mulai tidak suka dengan gr

luh. Ia sangat mengerti bahkan sejak awal, bahwa putrinya tidak begitu berminat pada urusan keuanga

, jika nanti aku pulang, akan ada yang menyambut. Juga jika nanti

ne

i merasa bersalah karena sedikit berujar sarkas pada sang a

pat penolakan mentah-mentah untuk mengikuti barisan perang. Sampai memerin

n sang gadis, Dareena menikmati malam. Bertanya-ta

, Ibu. Bukankah itu arti

i keseriusannya yang kekeh ingin pergi, ia punya setitik keinginan untuk tetap tinggal. Dareena hanya gadis biasa di balik pedangnya yang terasa

enanjak grafiknya, jantungnya bertambah kenc

padahal malam sudah begitu larut. Lengkung sabit terukir di wajah cantik Dareena. Ia tahu benar En

ul Eneas. Sekeliling sudah temaram, beberapa dayang istana sudah tak lagi kelihatan berlalu-lal

na malam-malam be

anmu," ketusnya menanggapi pe

umasuk, kami takut akan ada yang membahayakanmu." Dareena otomatis melempar tatapan tajam. D

ah lalai mengawalmu." Pengawal yang sedikit lebih pendek mencoba mencairkan suasana yan

lunak, mungkin sudah sedikit merasa tak enak karena dua pengawal di se

rcaya pada Panger

ke sana. Mengeratkan jaket cokelat muda berbulu miliknya, menghalau angin malam yang ser

umayan pirang itu sedang berada di halaman belakang, membawa langka

mpukah nanti kupisahkan pinggang dari perut mereka? Te

ree

aku ingin bert

Reena. Tidurlah saja, masih ada es

au aku tidak ak

neas berdegup sedikit lebih kencang. Pasalnya, kali ini ia menduga Dareena tidak akan bertanya tentang hal-hal sepele. Mempe

k hal tentang kerajaa

aan pertama saja, Dareena sudah seperti m

tak merasa perlu memberi kejelasan, ia

apa hal yang be

imana bisa lelaki itu mengetahui banyak hal sementara dir

m hatinya tidak menerima jika lelaki dari kerajaan seberang itu lebih banyak mengetahui tentang kerajaan Al-Khadra dibandi

dibandingkan dengan Eneas yng lebih banyak menget

ndak ke

tidur," jawab

ingin ber

nggung soal peperangan---termasuk jika berbicara kritis tentang banyak topik. Namun, sepertinya Dar

mbutuhkan tenaga, bukan?" Sebisa mung

t masih mampu bertahan tiga malam tan

aan yang mondar-mandir. Beberapa sudah memakai baju besi. Di antaranya seda

lakang, membawa pedang miliknya. Kali ini, ia harus lebih keras berlatih, a

Eneas. Tiga lelaki itu hilang entah ke mana. Mungkin latihan di

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY