img Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)  /  Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana | 0.84%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)

Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)

Penulis: Aisy Luqman
img img img

Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana

Jumlah Kata:1650    |    Dirilis Pada: 05/07/2022

an ke mana Aisyah?” Mbak Aira,

hu mau melanjutkan ke mana. Abah, bapaknya sama sekali belum membahas tentang hal itu. Jangankan

nyaan pun hadir sebagai pembanding. Misal, “Dari mana Aisyah membayar biaya hidup dan sekolahnya? Bagaimana dengan sekolahn

orang tua yang bisa dijadikan role model, itulah yang kini dirasakan Aisyah. Mustofa teramat sibuk dengan keluarga barunya. Jangankan berbicara periha

u tidak mau melanjutkan?” tanya

mikirkan perihal mimpi dan cita-citanya. Banyak hal yang ia inginkan untuk meraih sem

ingin membahagiakan Simbah dan Simbok. Wanita renta yang tak mengenal l

tanya Ai

u hanya menunduk, memelintir ujung baju kumalnya dan di s

a sembari menyentuh

mengg

mau se

tu pun mengan

desak Aira

da biaya, Mbak,

ya. Membuat tahu isi, bakwan, tempe goreng, dan aneka gorengan lainnya yang selain dititipkan di warung kecil-keci

coba menghibur gadis yang baru

ang paling minim biayanya. Bebas uang bulanan, bahkan bagi siswa baru akan diba

ati

ta berbinar, tapi sekaligus berkaca-kaca. Ada harap

an Mbak, gimana jika kamu s

ana itu, Mbak?” t

itu merupakan sekolah yang bebas dari uang bulanan, Syah. Di sana berada di bawah naungan pesantren. Pendidikan agamanya, k

i ke arah yang jauh lebih baik lagi. Pikiran positif kini berpihak padanya.

kan dengan biaya bulanan. Mbak mengajar di sana juga, kok. Guru-gurun

ah yang akan menjadi tangga untuknya meraih segala mimpi dan cita-cita

eberuntungan yang memang sangat aku idam-idam

dan Jamal juga sekola

nar

nganggu

g usianya terpaut tidak terlalu jauh dari Aisyah itu sama sekali tidak dekat dengan dir

ap hari Aisyah melihat mereka mengendarai sepeda ontel dengan mengenakan seragam biru-putih dan abu-putih, kh

mereka sekola

rtanyaan itu hanya t

i sini, kan, bisa numpang bonceng? Lumayan, lah,

mbali teringat tentang abahnya yang sama sekali tidak bertanggung jawab. Ia takut jika pendidikannya akan terus menjadi beban bagi Mbah Kakung dan Simbok. Ia takut akan

usi dengan Abah, Mbak

eraba seperti apa rupa orang tua

ki dalam lubuk hati Aisyah memang ingin berdiskusi dengan abahnya, tapi keinginan itu hanya ada dalam angan. Aisyah sama sekal

uk berbicara dengannya. Bagai anak ayam kehilangan induknya, Aisyah terdampar dalam belenggu rindu yan

u temperamental. Ia sangat membenci Aisyah. Tak peduli Aisyah memiliki salah atau tidak, kebencian itu seakan tertanam begitu

alan kenangan. Mungkin ini yang sering orang bilang, "Mau sama bapaknya, tapi tidak mau sama anaknya. M

mu, ya?" ucap Aira seolah mengert

ung menyahut, masih berusaha menc

ya

i, membuat gadis kecil itu terkejut

inya dilanda kepiluan. “Biar Aisyah sendiri yang akan b

ak

enganggu

yah. Apa pun keputusannya nanti

a sekan melihat cerminan dirinya di masa lalu. Namun, nasibnya tidaklah seburuk Aisyah. Ia juga an

ya. Kehilangan ibu kadang memang lebih menyakitkan daripada kehilangan ayah. Ibulah tempat kasih

Mbak?” pinta Aisyah me

gnya,” ucapnya seraya memberikan beberapa uang

Mbak. Aisyah

jalan, Syah. Mba

k, M

kse

rjalan pelan menyusuri lorong kecil di desa Sumber Anom. Terik mentari yang menyengat membuat tubuhnya berkeri

ah, seorang gadis tak beribu yang begitu kuat dan tegar menghadapi kenyataan.

pun hina, itu sudah hal biasa. Setelah ini, Aisyah akan menjajakan tahu isi dan b

aman, betapa terkejutnya ia saat melihat Si

uat tenaga. Gadis itu begi

k! U

dung dari almarhumah uminya A

? Mok tidak a

tahu isi di sembarang tempat. Air mat

Perempuan renta itu memegang da

mari mencari bala bantuan. Keringatnya b

ekitar rumahnya. Biasanya juga ada Mba

entang Simbok semakin menjadi. Mbah Kakung terlihat sedang

panggil Mb

dari tempatnya berada sebab kondisi Simbok sedang ge

ah terjepit!" teriaknya membuat Aisyah tak

ra bersamaan Simb

rah kembali kelu

dengan Simbok?" raung

ak apa, Nduk. Mbahmu kak

i, M

dia. Dia pasti s

pentingan suaminya. Karena sudah dipinta seperti itu, Aisyah pun

Mbah!" pekik A

img

Konten

Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat Bab 3 Rindu yang Membelenggu Bab 4 Ketulusan Hati Bab 5 Di Ambang Dilema Bab 6 Mencoba Bertemu Bab 7 Perlakuan yang Berbeda Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan
Bab 11 Aisyah Azzahra
Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan
Bab 13 Kehangatan Keluarga
Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu
Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa
Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan
Bab 17 Biang Mala Petaka
Bab 18 Ada Benci Ada Peduli
Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu
Bab 20 Suara Hati Simbah
Bab 21 Keputusan Seorang Abah
Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu
Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan
Bab 24 Perdebatan Sengit
Bab 25 Ada Benci Ada Sayang
Bab 26 Apa Maksudnya
Bab 27 Hal yang Tidak Biasa
Bab 28 Jangan Seperti Itu
Bab 29 Tak Kuasa Melepas
Bab 30 Kembali Pulang
Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan
Bab 32 Semangat, Aisyah!
Bab 33 Tawa Ejekan
Bab 34 Hari Pertama
Bab 35 Larangan Berjualan
Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka
Bab 37 Ide Licik si Tamak
Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam
Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya
Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit
Bab 41 Tetap Tenangkan Dia
Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati
Bab 43 Surat Cinta Ummi
Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!
Bab 45 Pesan Mbah Kakung
Bab 46 Kehilangan Keduanya
Bab 47 Rumah untuk Pulang
Bab 48 Jatah untuk Aisyah
Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat
Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku
Bab 51 Perlakuan yang Berbeda
Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan
Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini
Bab 54 Benar-benar Jahat
Bab 55 Kejadian Janggal
Bab 56 Mimpi Buruk
Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar
Bab 58 Kekasih Simpanan
Bab 59 Misteri yang Disembunyikan
Bab 60 Ancaman Ekonomi
Bab 61 Pengaruh Jahat
Bab 62 Mau Menjual Tanah
Bab 63 Semakin Ngelunjak
Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir
Bab 65 Awal yang Baru
Bab 66 Nasihat Kebaikan
Bab 67 Apa Cita-citamu
Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna
Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad
Bab 70 Asrama
Bab 71 Ungkapan Hati
Bab 72 Pertemuan Kembali
Bab 73 Kehangatan Keluarga
Bab 74 Luka Itu Masih Ada
Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat
Bab 76 Malam Keberangkatan
Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara
Bab 78 Cemburu
Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka
Bab 80 Calon Imam
Bab 81 Sakit Karena Rindu
Bab 82 kedekatan dengan Abah
Bab 83 Pembelajaran Berharga
Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah
Bab 85 Tidak Sadarkan Diri
Bab 86 Penyesalan Terdalam
Bab 87 Jatuh Sakit
Bab 88 Pulang Karena Sakit
Bab 89 Pengakuan Mengejutkan
Bab 90 Kembalilah Padaku
Bab 91 Pernikahan ke Dua
Bab 92 Khitbah Langsung Nikah
Bab 93 Bagaimana, Aisyah
Bab 94 Surat Rahasia
Bab 95 Dear Aisyah
Bab 96 Percaya Kemampuan Diri
Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia
Bab 98 Pesaing Cinta
Bab 99 Apa Opname
Bab 100 Di Antara Dua Pilihan
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY