img Penjara Hati Sahabatku  /  Bab 8 Hari Pernikahan Itu Tiba | 88.89%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Hari Pernikahan Itu Tiba

Jumlah Kata:1609    |    Dirilis Pada: 11/07/2022

pu kelap kelip berwarna-warni semakin mempercantik keadaan. Kursi dan meja tersusun rapi. Panggung pelaminan bernuansa

ang menjuntai indah juga melengkapi dekorasi yang begitu mewah. Meja-meja stand makanan dan minuman juga suda

korasi, catering makanan, hiburan, semua sudah dalam persiapan yang matang. Dia se

ian dia memang benar-benar menganggap serius dengan pernikahannya. Berbeda dengan Lani yang masih terkesan maj

tanya pria paruh baya yang tidak l

a yang begitu antusias dengan pernikahanku ini,"

S2. Lagi pula keponakan Damar itu juga cantik, cocok dengan kamu.

adalah gadis yang co

h hari pernikahanmu, jangan

erjakan sesuatu. Apalagi ini adalah hal yang sangat penting

ak,” gumam Tian. Dia tersenyum tipis mengingat bagaimana dia akan menikahi seorang

otel yang sudah di booking untuk beberapa hari ke depan. Tian tidak ingin langsung pulang setelah menikah nanti, dia ingin m

*

berstatus sebagai seorang gadis. Besok dia akan berubah menjadi seorang istri d

ya membawa bahagia, tetapi tidak bagi Lani. Dia merasa pernikahan ini seperti hukuman, atau jalan me

r untuk merawat diri agar besok terlihat cantik dan segar saat pernikahan. Yang d

” rintih

icara pada diri sendiri seolah-olah ada Lexi di hadapannya.

ukul-mukul dada seolah hal itu bis

sedang mencoba setelan jas pemberian papanya Tian. Dia ing

bahwa penampilannya sudah sesuai ekspektasi. B

Jadi aku nggak usah capek-capek kerja lagi. Cukup duduk

getahui bahwa Lani tidak bahagia. Yang ada alam pikirannya hanya ua

*

ejak pagi di merasa perasaannya tidak enak. Seakan-akan ad

ngubah posisi tidur, berha

yang sangat tetap tidak bisa membuatnya tidur pulas. Matanya sudah pegal k

at tengah malam.

menuju kamar mandi. Mungkin saja se

mandi, Lexi merasa ada

an

mana. Lamunannya kini mencoba mengingat setiap momen indah yang

habatan mereka sudah lebih dari separuh usia. Seharusnya Lexi dan Lani sudah saling mengerti. Tetapi yang

i? Apa kamu ngga

h dia sedang berbicara

ng yang saling cinta, tapi masih terbelenggu dengan ego masing-masing. Dua orang

ening yang tanpa sad

menangis?’

ngeluarkan air mata. Jadi sebab apa bu

*

pahkan tangisnya tadi, dia seperti merasa ada yang menyek

idur. Pikiran-pikiran yang terlalu membuatnya pusing ternyata berpengaruh pada kualitas tidurnya. Calon pengantin yang seharusnya tam

Tok

Lani mengerjapkan mata. Pela

harusnya dia bangun pukul empat pagi. Pasti om Damar akan marah besar padanya. Pe

lan jas berwarna biru tua itu membelalakkan m

marahi Lani. Tetapi wajah murkanya sudah bisa

Om. Lani k

ng perempuan yang ada di belakang Damar. Mereka membaw

Tolong jangan buat malu keluarga,”

a Lani,” sapa sala

lah karena mereka pasti sudah menunggunya sejak subuh. Seperti kata Tian seh

ndi dulu,” pint

Nona. Kami tidak mau jadi sa

t. Dia langsung pe

sama pernikahan ini?’

luh menit, Lani s

tidak akan canggung saat berbicara dengan mereka. Tidak mungkin,'kan, kami hanya

mbuka satu tas berukuran sedang yang ternyata berisi peralatan make up lengka

lebih besar pasti berisi gaun pernikahan dan gau

un yang terjadi dia akan tetap menjalani pernikahan ini. Kini dia memejamkan mata, me

p ke wajah Lani. Mereka sangat suka dengan tekstur wajah Lani yang masih alami

ma menunggu akhirnya sirna. Mereka melakuka

*

rgelangan tangan kiri. Wajahnya sedikit khawatir karena Lani belum da

p Lani segera tiba, tapi dia selalu kecewa saat berka

jak tadi melihat gelagat resa

ani belum tiba?” Dari nada suaran

aktu sepuluh menit lagi. Siap

beberapa orang untuk meng

dalam hati kalau Lani akan membatalkan pernikahan ini. Kabur di hari pernikahan sepert

sir pikiran-pikiran buruk yang

gingkari janji. Lani pasti

pun dia tidak boleh kelihatan panik di tengah

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY