/0/10096/coverbig.jpg?v=681857847f3de414ec3dad5d70d04859)
Berawal dari sebuah club malam bersama dengan sepupunya untuk menggantikannya bekerja. Bella di jebak di dalam kamar seorang presdir tampan. Dia yang sudah pusing terpengaruh minuman dan tak bisa terkendali lagi. Dengan langkah ringan berjalan merayu seorang presdir yang terkenal sangat dingin dan tampan. Sekaligus pemilik dari club malam itu. Kejadian malam dahsyat merenggut miliknya. Dia ingin marah kesal tetapi itu tidak ada gunannya. Dia sadar jika dirinya juga tidak sadar malam itu. Susah payah melupakan semuanya. Tetapi dia malah terjebak dalam sebuah kisah romantis bersama laki-laki itu.
Di sebuah club malam. Suara dj begitu terngiang di telinga. Membuat semua orang yang mendengarnya ingin sekali mengikuti setiap lekuk irama musik. Dengan di temani gemerlap lampu club yang membuat nuansa menjadi lebih meriah.
Seorang wanita berdiri di ujung club malam. Ingin dia menginjakkan kakinya masuk ke dalam. Tetapi hatinya kerasa ragu. Tubuhnya maju mundur, melihat begitu berisiknya suara dj dk telingannya.
Gadis kecil yang baru menginjak 18 tahun itu terlihat sangat gugup. Dia mengeryit melihat suasana aneh yang baru saja di lihatnya. Banyak wanita dan laki-laki yang bermesraan tanpa malu. Pandangan matanya memutar melihat para laki-laki asik minum di temani para wanita malam, yang semakin membuat Bella geleng-geleng kepala.
Ini tempat apa? Tempat yang sangat menjijikkan. Baru kali ini aku datang ke sini. Kalau bukan karena kakak sepepu aku yang ingin bertemu denganku. Aku juga tidak akan pernah dan tidak akan ke sini, tempat yang menjijikkan.
"Hai.. Cantik!" sapa seorang laki-laki menyentuh pinggul belakangnya, sontak membuat Bella menggeram kesal. Segala ucapan se-kebun binatang dia keluarkan.
"Dasar kurang ajar," umpat kesal Bella. Menatap punggung laki-laki itu yang langsung pergi menjauh darinya.
"Hai... Bella. Kamu sudag datang?" sapa seorang wanita yang entah datangnya dari mana. Kini dia sudah berdiri tepat di sampingnya. Meletakkan tangannya di atas pundaknya, merengkuhnya erat sok akrab. Ya, padahal memang belum pernah sama sekali akrab. Ketemu aja jarang. Gimana bisa dalam satu hari bertemu visa akrab seperti sudah sering bertemu.
"Hari ini adalah hari yang begitu indah," ucap wanuta itu, menariknya masuk ke dalam. Bella hanya bisa menghela napasnya, memutar matanya malas. Dia terpaksa harus mengikuti sepupunya itu.
"Vero, apa aku gak apa-apa datang di tempat seperti ini. Aku bahkan belum punya ktp,"
Vero mengibaskan tangannya ke depan. "Udah gak usah di pikirkan itu. Di sini di jamin aman!" ucapnya kecentilan.
"Yakin? Tapi kenapa kamu mengajakku di sini?" tanya Bella, mengusap ke dua bahunya dengan tangannya. Sembari bergidik jijik menatap sekitarnya.
Vero kengedip-ngedipkkan matanya. Tersenyum sok di manis-manisin di depan Bella. "Sini aku beri tahu kamu," Bella terdiam menatap gerakan jemari tangan Vero yang seakan menunjukan jika dia menyuruhnya mendekat. Bella mendekatkan wajahnya.
"Kamu mau bilang apa?" tanya Bella memulai pembicaraan lebih dulu.
"Kamu tahu gak, kalau aku sebenarnya kerja di sini."
Apa?" ucap lantang Bella, membuat semua orang di sekitarnya menatap ke arahnya tak suka. Bella berdesis pelan, sedikit menundukkan kepalanya malu.
"Apa kamu benar kerja di sini? Memangnya kamu kerja apa?" tanya Bella penasaran, dia menurunkan nada suaranya.
"Aku hanya mengantarkan beberapa minuman ke orang-orang di ruangan sana. Dan di sana biasanya banyak sekali lakli-laki kaya yang ingin bernyanyi bersama dnegan wanita dan memberikan minuman padanya." jelas Vero, membuat Bella mengenyitkan wajahnya.
"Hanya mengantar minuman?" tanyanya lagi. "Dan tidak akan menemani seperti wanita itu, kan." Bella membalikkan badannya, dengan tangan menunjuk tepat pada seorang wanita dengan baju seksinya yang duduk di pangkuan seorang laki-laki sembari menggodanya.
"Iya, memangnya pikiran kamu apa?" Vero menoleh, melihat jemari tangan Bella menunjuk. "Memangnya kamu mau?"
"Gak, lah!" jawab cepat Bella.
"Apa kamu pikir aku kerja anaeh-aneh?" tanya Vero, dengan wajah merunduk, dalam hati dia begitu kesal dengan Bella.
Bella tersenyum paksa. "Gak apa-apa, sih. Ya, sudah kalau begitu. Maaf ganggu! Lebih baik kamu kerja saja.."
"Aku mau terus terang,"
"Apa?"
Vero memegang ke dua tangan Bella, wajahnya berbuah muram seketika. "Bella.... Apa aku boleh minta tolong.. Tolong gantikan aku kerja hari ini saja." wajah Vero mulai memelas.
"Bella, aku mohon.. Hanya sekali saja. Tidak akan terjadi apa-apa kok nanti." ucap Vero memohon. Mengangkat kepalanya, wajah Vero semakin memelas menunggu jawaban iya dari Bella.
"Tapi..."
"Ssttt... Jangan perduli soal ktp. Lagian umur kamu sudah 18 belas tahun Meski ktp kamu belum jadi. Tapi kamu bisa magang sebentar di sini. Hanya satu hari saja," potong cepat Vero, menutup mulut Bella dengan telunjuk tangannya.
"Aku.. tidak punya pengalaman...." Bella mencoba untuk menolaknya. Dia takut jika pekerjaannya ini membuat dia malu nantinya. Apalagi jika teman kuliahnya tau nantinya. Gak bsoa di bayangkan mereka akan menghina Bella dengan wanita murahan. Dia juga tidak bisa bau alkohol sama sekali.
Bella, menarik bibir bawahnya sedikit ke dalam, mencoba menimang-nimang apa yang di katakan Vero.
Bella yang tidak tega, dia menghela napasnya. Memutar matanya sejenak dengan terpaksa Bella hanya manganggukan kepalanya pelan. Seketika Vero tersenyum sumringah. Melompat berdiri kegirangan.
"Baiklah, kalau begitu sekarang jamu cepat pakai baju kerja aku. Dan antarakan minuman ke dalam ruangan di sana. Dan aku akan bilang pada boss ku dulu." ucap antusias Vero, dia beranjak berdiri dan mulai pergi mencari bossnya.
Kenapa aku bisa terjebak dalam tempat menjijikkan ini. Apalagi harus melihat beberapa orang yang sedang mabuk. Bahkan kecupan saja di keramaian tanpa malu. Geram Bella, melihat seseorang laki-laki tampan di tempat duduk yang sedang bercumbu mesra. Di temani dua wanita cantik di sampingnya.
Laki-laki tersadar, jika ada seorang wanita cantik yang mencuri pandang padanya. Dia tersenyum tipis ke arah Bella. Sebagai tanda sapaan. Dan Bella bergidik jijik memalingkan wajahnya acuh.
Apa dia sudah gila. Kenapa juga dia senyum-senyum padaku. Ih... Jangan sampai dia datang ke sini. Ogah dekat-dekat dengan laki-laki menjijikkan. Dan suka bermain dengan wanita. Sama saja dia bekas.
Bella melirik ke belakang. Menatap laki-laki itu yang mulai berjalan mendekatinya.
Dia tetap saja tersenyum. Dan sepertinya dia akan ke sini.
Bella menghentakkan kakinya mencoba untuk berpikir cepat.
Apa yang harus kau lakukan? Dia.. Kenapa dia datang.. Ah.. Bella. ini salah kamu. Lagian kenapa tadi kamu melihatnya. Dan Vero juga belum kembali.
"Hai... Bella," suara wanita yang sangat familiar itu membuat bella mengangkat kepalanya, menatap ke depan. Seketika bibirnya mengembang di saat Vero sepupunya itu berlari ke arahnya. Lalu menarik tangannya segera pergi tanpa bicara banyak. Bella menoleh ke belakang, dia melihat laki-laki itu yang sudah berdiri di tempat di mana dia duduk tadi.
Merasa aman Bella menghela napasnya lega. "Kita mau kemana?" tanya Bella.
"Kamu harus segera ganti baju. Dan mulai bekerja." jawab Vero, membawa Bella ke sebuah ruangan ganti. Dan memberikan baju kerja untuknya.
"Pakai itu," pinta Vero.
Bella mengerutkan keningnya, dia membuka bajunya. Seketika ke dua matanya terbuka lebar, pupil matanya terlihat lebih besar.
"Ini... Ini baju.. apa?" tanya Bella polos. "Kenapa pendek sekali? Apa ini baju kekurangan bahan?" lanjutnya.
"Itu baju kerja aku. Sudah tepat pakai. Sekarang aku mau pergi dulu. Ada urusan. Kamu harus bekerja dengan baik," ucap Vero memalingkan wajahnya sejenak, memutar matanya sembari menarik sudut bibirnya tipis.
"Oh, ya! Aku ingin kasih tahu kamu sesuatu," ucap Vero, "Nanti kamu harus pulang jam 9 malam"
Vero berlari pergi meninggalkan Bella sendiri. Wanita itu hanya diam menatap baju kerjanya yang mungkin begitu pendek untuknya. Kaki jenjangnya yang membuat dia lebih tinggi sedikit dari Vero.
"Heh.. Kamu, kenapa masih diam saja di situ. Cepat pakai baju kamu. Jangan malas-malasan di situ," suara teriakan penjaga itu membuat Bella merinding takut.
"I-iya. Aku juga mau ganti baju. Lebih baik anda sekarang keluar dulu."
"Cepetan!" bentaknya. membuat tubuh Bella terjingkat.
Bella menghela napasnya, dan segera untuk ganti baju dengan cepat. Selesai ganti baju yang memakan waktu 5 menit. Dia mulai merapikan rambutnya. Mengunci satu rambutnya di atas. Dia memandang dirinya di cermin. Dadanya yang besar membuat Bella merasa gerah dengan baju itu. Tubuhnya terlihat lebih menonjol. Bahkan lekuk tubuhnya seakan terekspose bebas karena terlalu pendek baju itu intuknya.
Bentar. Aku ternyata terlihat cantik juga. Tapi ini baju seksi pertama aku.. Aku merasa kurang percaya diri dengan tubuhku.
Brakk... brakk.. brakk..
"Cepat keluar!" suara perintah laki-laki itu lagi membuat telinga Bella terasa gerah. Dia menghentakkan kakinya kesal. Dan mulai beranjak keluar, dia berjalan dnegan tangan nenarik-narik ujung roknya yang terlalu pendek. Satu jangka telapak tangan di atas lututnya. Membuat kulit putihnya terlihat jelas.
Apa yang akan dia lakukan? Apa dia akan mendekatiku? Pikirnya
Harap bijak dalam membaca. Ada adegan dewasa. seorang wanita muda yang harus berjuang untuk kesembuhan ayahnya dan biaya kuliahnya ia rela bekeja sebagai kencan bayaran. namun hanya mau menemi mereka jalan dan sekedar senang-senang dengan tamannya. saat itu ia harus berkencan dengan lelaki yang sangat tampan tapi sangat cuek. bahkan wajahnya terlihat dingin dan kaku. berbagai hal tak terduga pun terjadi. Saat dirinya tidak sengaja harus menjadi teman kencan seorang adik tuan muda kaya. Namun, semuanya berakhir tak terduga. Sang kakak menginginkan dia. Dia tertarik pada pandangan pertama. Dan, berusaha untuk bernegosiasi agar mau menikah secara kontrak dengannya. Saat ayahnya harus membutuhkan biaya banyak. Tak punya pilihan dia mau menerima tawaran menikah. Dengan berbagai syarat yang di katakan. Banyak sekali lika-liku dalam hubungan cinta mereka. Dari keluarga bahkan masa lalu mereka masing-masing. seperti apa kisah mereka? keseruan mereka berdua? Apa mereka akan tetap bersama, setelah kontrak selesai.
Amera Seorang Agen Intelijent yang terjebak dalam dunia mafia. Seorang memberikan kabar jika kakaknya di bunuh salah satu kelompok mafia. Hingga Amera memutuskan untuk mendekati anak orang itu. Tanpa di sangka, dia yang salah tembak saat tugas mengenai kekasih Dion. Amera menyembunyikan semuanya dari Dion, tapi setelah lama dekat dan pernikahan di laksanakan. Hampir 1 bulan menikah. Semuanya kebongkar jika Amera pembunuh kekasihnya, Dion mulai membenci Amera. Dan mengusirnya dari rumah. Namun Amera yang merasakan binih cinta mulai tumbuh, dia terpaksa harus pergi meninggalkan Dion. Apakah kisah mereka akan berlanjut? Dan, siapa pembunuh kakaknya? Apa pembunuh itu juga akan terungkap semua identitasnya?
Tidak akan terbayang jika kita benci dengan seorang wanita yang perlahan berubah menjadi cinta dan menikah. Tetapi bukanya sebuah kebahagiaan yang di dapatkan. Kebencian itu berlanjut di saat tahu kenyataan jika ibu sang wanita merebut ayahnya. Di balik pernikahan menyimpan sebuah dendam, yang akan menjadi konflik dalam rumah tangganya. Anggara hanya ingin membalas dendam. Dia menikah untuk menikmati tubuhnya. "Awas nanti kamu jatuh cinta?" bisik Anggara. "Tidak akan," jawab tegas Nayla. "Kita tunggu saja waktunya." Nayla memalingkan wajahnya tidak perduli. Gimana jadinya keluarga muda mereka? Apakah akan tetap bersama? Atau harus berakhir di tengah jalan?
Vina gadis yang masih duduk di bangku kuliah. Harus kehilangan ayahnya yang entah pergi kemana. Dan ayahnya menyuruh dia untuk pergi magang nanti di kantor temannya, yang yang sudah di anggap adik kandung sendiri. Lama tinggal bersama tanpa sadar bunuh cinta terlarang itu muncul. Dia menyukai laki-laki muda yang masih berumur 29 tahun itu. Apakah dia akan bertahan dengan cinta itu? Tau pergi dari kehidupannya?
Gimana bisa seorang Ceo yang tidak pernah sama sekali pacaran. Dia harus bertemu dengan gadis kecil yang masih duduk di bangku Sma. Kisah yang rumit dengan cinta gila yang mereka mainkan. Raisya gadis cantik yang sedikit brutal. Dia wanita tangguh percaya diri. Raisya hanya tinggal bersama dengan kakaknya. Dia kehilangan kedua orang tuanya dari kecil. Raisya tidak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki tampan di depan rumahnya. Kisah mereka terlihat sangat unik. Raisya terus mencoba untuk menggoda Arga. Bagaimanapun caranya dia berusaha mendekatinya. Namun, itu tidka bertahan lama. Saat dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Dia lupa dengan Arga. Ternyata laki-laki itu sudah bertangan dengan wanita lain. Apa nanti Arga akan kembali pada Raisya. Dengan cinta konyol yang mereka lakukan seperti dulu. Atau, meninggalkan Raiysa memilih bersama dengan tunangannya.
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Amanda merasa sedikit kesepian, meskipun ia menikmati momen-momen sendirinya. Ia memandang ke arah rumah tetangganya yang tampak sepi. Rumah itu milik keluarga Raka dan Laila. Raka adalah seorang pria yang tampan dan karismatik, sementara Laila adalah wanita yang cantik dan ramah. Mereka adalah pasangan yang sempurna di mata orang-orang di sekitar mereka.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...