/0/10103/coverbig.jpg?v=944bb045c64f2b8658c1ee2237b699d5)
Tidak akan terbayang jika kita benci dengan seorang wanita yang perlahan berubah menjadi cinta dan menikah. Tetapi bukanya sebuah kebahagiaan yang di dapatkan. Kebencian itu berlanjut di saat tahu kenyataan jika ibu sang wanita merebut ayahnya. Di balik pernikahan menyimpan sebuah dendam, yang akan menjadi konflik dalam rumah tangganya. Anggara hanya ingin membalas dendam. Dia menikah untuk menikmati tubuhnya. "Awas nanti kamu jatuh cinta?" bisik Anggara. "Tidak akan," jawab tegas Nayla. "Kita tunggu saja waktunya." Nayla memalingkan wajahnya tidak perduli. Gimana jadinya keluarga muda mereka? Apakah akan tetap bersama? Atau harus berakhir di tengah jalan?
Di rumah keluarga Anggara semua orang nampak berkabung, atas meninggalnya mama Anggara. Karena penyakit jantung yang selama ini di deritanya. Kehilangan seorang mama sangat membuat ia terpukul dan belum bisa menerimanya. Meski sudah 3 hari yang lalu mamanya pergi untuk selamanya. Tetapi rasa duka, sedih masih menyelimuti keluarganya. Dia belum bisa mengikhlaskan mamanya untuk pergi. Hanya karena ada sesuatu hal yang membuat hatinya terasa janggal akibat papanya yang tidak pernah datang menjenguk mamanya saat sakit.
Seorang lelaki tampan dengan balutan kemeja hitam yang masih terpakai di tubuhnya. Meski sudah 2 hari ia pakai, dia tidak perduli. Bau menyengat di tubuhnya ia tak perdulikan itu. Bahkan makanan juga tidak sekali saja dia menyentuh. Meski setiap pagi, siang dan malam. Makanan selalu ada untuknya. Tatap saja Anggara tidak mau memakannya.
"Maaf tuan, tidak ganti baju atau mandi dulu" ucap bi Tuti yang selama ini bekerja lama dengannya. Dan hanya dia yang berani bertanya dengan Anggara yang terkenal jutek, jahat, dan judes pada semua orang. Bi tuti masih muda, namun tubuhnya sangat gemuk membuat dia terlihat lebih tua.
Anggara yang masih memeluk foto ibunya Tidak mau beranjak sama sekali dari duduknya sekarang.
"Jangan perdulikan aku, kalian semua pergi dari depanku," bentak lelaki itu yang masih setia memegang foto mamanya dalam dekapanya.
"Sudahlah jangan seperti ini terus" suara berat seorang laki-laki paruh baya itu membuat Anggara mengangkat kepalanya. Menyipitkan matanya melihat papanya yang sudah berdiri di depannya.
"Aku benci dengan papa." Seorang lelaki dengan wajah penuh air mata membentak seorang lelaki paruh baya, yang mencoba menenangkan hatinya.
"Aku tahu papa, yang menyebabkan semua ini terjadi," lanjutnya dengan pandangan menajam.
"Ngga, Mama kamu meninggal karena panyakitnya. Jadi kamu harus iklaskan dia."
Anggara menarik bibirnya sinis.
"Apa kata papa? Mama meninggal itu karena papa. Papa yang suka keluar dengan wanita lain seenaknya. Tidak pernah memikirkan gimana dengan perasaan mama. Dia berjuang sendiri dengan penyakitnya. Saat mama terbaring sakit di mana papa. Sibuk dengan wanita lain kan. Aku muak dengan semuanya" Anggara keluar dari rumahnya segera menuju ke kamarnya.
Ia menatap cermin sejenak, matanya yang merah dengan wajah nampak kusut tak tidur seharian, mengepalkan tangannya dengan gigi menggertak menahan emosi.
Kring....
"Siapa lagi ini, kenapa semua" mengangguku" gumamnya kesal. Anggara mengambil ponselnya. Seketika mengerutkan keningnya melihat siapa yang mengirimkan dia pesan.
"Cepat kemari 45 menit lagi pertandingan akan segera di mulai" sebuah pesan masuk dari Dio teman dekat Anggara.
"Sialan.. aku lupa jika ada pertandingan hari ini," decak Anggara beranjak dari duduknya.
"Aku mohon, anda pergi dari kamarku!" ucap pelan Anggara pada papanya dengan nada sopan lembutnya, penuh kebencian. Papanya hanya tersenyum, menepuk pundaknya. Dia segera membalikkan badannya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Anggara.
Dengan langkah terburu-buru dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh tubuhnya, yang dua hari tidak menyentuh air sama sekali, hanya karena terlalu memikirkan ibunya. Hanya beberapa menit dia segera keluar memakai baju sekolahnya. Anggara menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukan pukul 06.45. Meskipun telat dia tidak perduli, karena memang makanan dia sehari-hari. Namun hari ini dia mewakili sekolahan untuk lomba Footsal, jadi tidak masalah baginya jika telat.
Tidak ada niat sedikitpun membalas pesan tersebut, Anggara segera meraih kontak montor ninja hitamnya di atas meja, lalu memakai jaket kulit hitamnya, berjalan turun dengan langkah terberu-buru.
"Kamu mau kamana?" papanya berjakan menghampiri.
"Bukan urusan papa" Anggara bergegas menaiki montornya, lalu menyalakan mesinnya dan bersiap menarik gasnya keluar dari halaman rumahnya dengan kecepatan tinggi.
"Semuanya palsu, aku tidak butuh kasih sayang dari papa" terlintas kata itu di otaknya, tanpa sadar ia semakin menarik kencang gas montornya hingga melebihi kecepatan rata-rata.
Ia tidak sadar ada sosok wanita menyeberang di jalanan yang terlihat sepi.
"Aaaa....." Wanita itu menutup ke dua tangannya.
"Apa aku akan mati di sini, Oh tuhan." gumamnya dalam hati.
Sreeekkkk... Ciitttt...
"Braakkkk...."
Suara dencitan rem berdenging di telinganya, membuat wanita itu bergidik geli. Tak lama suara montor terjatuh tepat di depannya.
"Haduh, kenapa tu orang."ucap wanita itu. Segera menghampirinya.
"Kamu, gak apa-apa, kan?" tanya Wanita itu memastikan kondisinya. Meski lelaki itu bisa berdiri sendiri. Wanita itu mencoba memegang tangan Anggara.
"Gak apa-apa gak usah perduliin aku segala," lelaki itu menepis tangan Wanita berpakaian khas sekolah Kartika itu, saat menyentuhnya.
Baju yang sama dengannya. Membuatnya merasa geli saat melihat wanita itu. Entah perasaan apa membuatnya sedikit penasaran denganya.
Sekolah yang sama denganku ternyata, batin Anggara tersenyum samar.
Wanita itu yang merasa bersalah dia mencoba untuk membantunya.
"Sini aku lihat, sepertinya kaki kamu terluka" Anggara terdiam, sekilas melihat dada kanannya terpasang nick name bertuliskan "Nayla Anggraini,"
Shit... Kenapa nama belakangnya sama denganku. Gumam Anggara kesal dalam hati.
Nayla menarik kaki Anggara dan segera memeriksanya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Anggara. Dia segera membuka helm full ficenya, di lihatnya wajah cantik Nayla. yang sibuk mentap lukanya.
"Gak usah pegang-pegang kakiku, atau kamu mau cari kesempatan?" bentak Anggara menepuk tangan Nayla di kakinya.
"Eh.. Manusia nyebelin. Siapa juga yang cari kesempatan, lagian lo sendiri yang nyeteri tapi bengong,"
"Apa katamu? Eh.. Kamu saja yang nyeberang gak lihat-lihat. udah tahu ada montor," decak kesal Anggara memalingkan pandangannya.
Wanita itu menghela napasnya kesal.
"Udah sini, mana kaki kamu,"
"Mau ngapain?" Anggara menarik ke dua alisnya bertautan.
"Aku hanya memastikan luka kamu, kamu mau aku obati secara baik-baik atau secara paksa" ucapnya mengancam, menarik kakinya paksa. Dan hanya di balas dengan senyum tipis dari lelaki itu.
Wanita itu segera mengambil sapu tangan pemberian ibunya dan mengikatkan di kakinya yang tergores. Meski tak bisa membalutanya tebal.
"Oya, lain kali kalau bawa montor pelan-pelan, memangnya ini jalan milik nenek moyang, lo!"
Anggara menggerakkan kepalanya ke kiri. "Apa maksud kamu,"
"Kamu itu kalau nyebrang apa gak lihat ada montor lewat. Punya mata itu di pakai" umpat Anggara kesal semakin meninggikan suaranya.
"Kenapa kamu nyolot sih, lagian kamu juga salah. Kenapa naik montor kebut-kebutan gitu. Ini jalan umum bukan arena balap" Nayla meninggikan suaranya, menatap tajam ke arah Anggara.
"Terserah aku, lagian sudah tahu ini jalan raya kalau nyebrang tu, di lihat dulu jangan nyelonong saja" Anggara itu tidak mau kalah, ia semakin kesal dan meninggikan suaranya lagi.
Nayla menggertakan giginya sebentar, mengepalkan tangannya. seakan ingin sekali tu jitak mulutnya yang nyeselin.
Nih cowok nyeselin banget sih, udah salah nyolot lagi, gumam Nayla dalam hati
Nayla tersenyum tipis menatap Anggara. "Kamu yang salah kenapa semakin nyolot, sih"ucapnya kesal.
"Tahu ah, bawel." Anggara segera meraih helm full ficenya beranjak berdiri. Ia segera membenarkan montornya yang masih tergeletak, lalu menaikinya.
sekilas Anggara melirik ke belakang, menatap wanita itu.
"Kamu gak mengucapkan sesuatu gitu?" tanya Nayla kesal. Menarik ke dua alisnya dengan wajah menantang
"Aku pergi dulu, bye" wajah lelaki itu sangat dingin dan datar.
"Bener-bener ya, tu, cowok nyeselin banget, gak tahu terima kasih sama sekali" gerutu Nayla kesal, mengepalkan tanganya.
Siapa dia? Apa dia berkuasa disini?
Harap bijak dalam membaca. Ada adegan dewasa. seorang wanita muda yang harus berjuang untuk kesembuhan ayahnya dan biaya kuliahnya ia rela bekeja sebagai kencan bayaran. namun hanya mau menemi mereka jalan dan sekedar senang-senang dengan tamannya. saat itu ia harus berkencan dengan lelaki yang sangat tampan tapi sangat cuek. bahkan wajahnya terlihat dingin dan kaku. berbagai hal tak terduga pun terjadi. Saat dirinya tidak sengaja harus menjadi teman kencan seorang adik tuan muda kaya. Namun, semuanya berakhir tak terduga. Sang kakak menginginkan dia. Dia tertarik pada pandangan pertama. Dan, berusaha untuk bernegosiasi agar mau menikah secara kontrak dengannya. Saat ayahnya harus membutuhkan biaya banyak. Tak punya pilihan dia mau menerima tawaran menikah. Dengan berbagai syarat yang di katakan. Banyak sekali lika-liku dalam hubungan cinta mereka. Dari keluarga bahkan masa lalu mereka masing-masing. seperti apa kisah mereka? keseruan mereka berdua? Apa mereka akan tetap bersama, setelah kontrak selesai.
Amera Seorang Agen Intelijent yang terjebak dalam dunia mafia. Seorang memberikan kabar jika kakaknya di bunuh salah satu kelompok mafia. Hingga Amera memutuskan untuk mendekati anak orang itu. Tanpa di sangka, dia yang salah tembak saat tugas mengenai kekasih Dion. Amera menyembunyikan semuanya dari Dion, tapi setelah lama dekat dan pernikahan di laksanakan. Hampir 1 bulan menikah. Semuanya kebongkar jika Amera pembunuh kekasihnya, Dion mulai membenci Amera. Dan mengusirnya dari rumah. Namun Amera yang merasakan binih cinta mulai tumbuh, dia terpaksa harus pergi meninggalkan Dion. Apakah kisah mereka akan berlanjut? Dan, siapa pembunuh kakaknya? Apa pembunuh itu juga akan terungkap semua identitasnya?
Vina gadis yang masih duduk di bangku kuliah. Harus kehilangan ayahnya yang entah pergi kemana. Dan ayahnya menyuruh dia untuk pergi magang nanti di kantor temannya, yang yang sudah di anggap adik kandung sendiri. Lama tinggal bersama tanpa sadar bunuh cinta terlarang itu muncul. Dia menyukai laki-laki muda yang masih berumur 29 tahun itu. Apakah dia akan bertahan dengan cinta itu? Tau pergi dari kehidupannya?
Gimana bisa seorang Ceo yang tidak pernah sama sekali pacaran. Dia harus bertemu dengan gadis kecil yang masih duduk di bangku Sma. Kisah yang rumit dengan cinta gila yang mereka mainkan. Raisya gadis cantik yang sedikit brutal. Dia wanita tangguh percaya diri. Raisya hanya tinggal bersama dengan kakaknya. Dia kehilangan kedua orang tuanya dari kecil. Raisya tidak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki tampan di depan rumahnya. Kisah mereka terlihat sangat unik. Raisya terus mencoba untuk menggoda Arga. Bagaimanapun caranya dia berusaha mendekatinya. Namun, itu tidka bertahan lama. Saat dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Dia lupa dengan Arga. Ternyata laki-laki itu sudah bertangan dengan wanita lain. Apa nanti Arga akan kembali pada Raisya. Dengan cinta konyol yang mereka lakukan seperti dulu. Atau, meninggalkan Raiysa memilih bersama dengan tunangannya.
Berawal dari sebuah club malam bersama dengan sepupunya untuk menggantikannya bekerja. Bella di jebak di dalam kamar seorang presdir tampan. Dia yang sudah pusing terpengaruh minuman dan tak bisa terkendali lagi. Dengan langkah ringan berjalan merayu seorang presdir yang terkenal sangat dingin dan tampan. Sekaligus pemilik dari club malam itu. Kejadian malam dahsyat merenggut miliknya. Dia ingin marah kesal tetapi itu tidak ada gunannya. Dia sadar jika dirinya juga tidak sadar malam itu. Susah payah melupakan semuanya. Tetapi dia malah terjebak dalam sebuah kisah romantis bersama laki-laki itu.
" Sadar Gra, gue temen pacar lo!! " Pekik Sila frustasi dengan tingkah pria di hadapannya. " Aku gak peduli, yang penting kamu pacar aku. " Acuh nya dengan seringai yang menyebalkan. " Stress, gila. Mati aja lo sana. " " Aku rela mati asal bersamamu. " " Najis" --- Kewarasan Sila sepertinya di permainkan saat menghadapi Agra yang merupakan pacar dari sahabatnya, pria itu tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacar. Apalagi saat pria itu yang bersikap mengatur dirinya layaknya pasangan kekasih membuat Sila benar benar gemas ingin mencekik leher pria itu hingga mati.
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?