/0/12239/coverbig.jpg?v=1b9e86d678bab3e5bca1ef7afca5fffc)
Arsyalea Grazella Haeralyn atau Grazella kalau masih susah panggil aja Graz atau Zel, dua puluh satu tahun, cantik, single, anak tunggal kaya raya, pinter nyanyi, pinter masak, bisa nonton konser bias dimanapun berada, punya usaha sendiri, bisa liburan di luar negeri, apapun yang ingin dia inginkan pasti terwujud. Apakah kalian percaya? Jangan percaya ya, itu semua adalah karakter yang ia buat untuk dirinya sendiri di novelnya. Menghalu memang menyenangkan dan membuat hati bahagia. Jadi sebisa mungkin membuat bahagia diri sendiri walau hanya di fiksi karena hidup di dunia nyata memang tak seindah kenyataan. Itulah alasan mengapa suka menghalu sambil ngeliatin cowok-cowok kpopnya. Cowoknya adalah cowok kpop yang hanya bisa dilihat dilayar laptop maupun hp dan untuk bertemu dengan mereka secara langsung saja butuh perjuangan ekstra dan restu semesta beserta isinya. Lebay sih tapi memang itu kenyataannya. Eiittss jangan salah sangka, walaupun tiap hari ngehaluin tapi berkat mereka juga ia berhasil nerbitin beberapa novel. Iya bener hasil ngehalu tiap malam, tiap mau tidur yang dibarengi sama overthinking. Walaupun karakter yang dibuat selalu sempurna di setiap ceritanya tapi tidak dengan kehidupan nyatanya. Kenyataannya ia adalah mahasiswa semester akhir yang hampir gila karena skripsinya ditambah lagi dengan dosen pembimbingnya yang super nyebelin dunia akhirat. Belum lagi dengan ayahnya yang selalu menentang semua yang ia lakukan dan selalu memaksanya untuk menjadi apa yang ayahnya inginkan. Bagaimana kehidupan Grazella selanjutnya? Apakah ia bisa membuat kehidupannya bahagia seperti karakter yang ia buat di setiap ceritanya? Atau malah sebaliknya ia tidak bisa membuat dirinya sendiri bahagia seperti karakter yang dia buat?
Arsyalea Grazella Haeralyn atau Grazella kalau masih susah panggil aja Graz atau Zel, dua puluh satu tahun, cantik, single, anak tunggal kaya raya, pinter nyanyi, pinter masak, bisa nonton konser bias dimanapun berada, punya usaha sendiri, bisa liburan di luar negeri, banyak yang suka, apapun yang ingin dia inginkan pasti terwujud.
Apakah kalian percaya?
Jangan percaya ya, itu semua adalah karakter yang ia buat untuk dirinya sendiri di novelnya. Menghalu memang menyenangkan dan membuat hati bahagia. Jadi sebisa mungkin membuat bahagia diri sendiri walau hanya di fiksi karena hidup di dunia nyata memang tak seindah kenyataan. Itulah alasan mengapa suka menghalu sambil ngeliatin cowok-cowok kpopnya.
Cowoknya adalah cowok kpop yang hanya bisa dilihat dilayar laptop maupun hp dan untuk bertemu dengan mereka secara langsung saja butuh perjuangan ekstra dan restu semesta beserta isinya. Lebay sih tapi memang itu kenyataannya.
Eiittss jangan salah sangka, walaupun tiap hari ngehaluin tapi berkat mereka juga ia berhasil nerbitin beberapa novel. Iya bener hasil ngehalu tiap malam, tiap mau tidur yang dibarengi sama overthinking.
Walaupun karakter yang dibuat selalu sempurna di setiap ceritanya tapi tidak dengan kehidupan nyatanya. Kenyataannya ia adalah mahasiswa semester akhir yang hampir gila karena skripsinya ditambah lagi dengan dosen pembimbingnya yang super nyebelin dunia akhirat.
Setiap bimbingan ia selalu bilang dalam hatinya, "Ya Allah Ya Allah, hamba sudah gumoh ketemu sama dosen satu ini Ya Allah"
Sama seperti sekarang Grazella keluar dari ruangan dosen dengan wajah yang di tekuk dan lesu tidak seperti sebelum ia berangkat dengan semangat dan wajah cerianya.
"Zel, gimana gak ada revisi lagi kan?" tanya Lea ketika Grazella yang baru saja keluar dari ruang dosen dan mengajaknya berpindah tempat agar tidak terdengar sampai ke ruang dosen.
Sejak pukul setengah 8 hingga sekarang, Lea dengan setia menunggu sahabatnya hingga selesai bimbingan skripsi. Sebelumnya wajah Lea cerah seperti matahari yang baru saja terbit, namun tidak bisa membuat cerah wajah Grazella sekarang. Bisa diliat sekarang wajah Grazella yang sudah ditekuk dan lesu menghiasi wajah cantiknya itu.
"Noh liat sendiri noh, ada coret-coretan gak sama Pak Jeffery" kata Grazella sambil memberikan skripsinya ke Lea dan langsung duduk sambil mencari keberadaan hpnya yang ia simpan di dalam tasnya.
"Anjiirr Pak Jeffery hampir semua dicoret-coret. Gila itu dosen apa gak kasihan apa sama mahasiswa bimbingannya. Ini ngeprint pake duit bapak bukan pake daun yang bisa dipetik dimana aja" ucap Lea yang sedang membolak balik skripsi Grazella.
"Terus gimana sekarang?" tanya Lea
"Pak Jeffery punya masalah hidup apa sih sama gue? Semua mahasiswa bimbingannya gue liat-liat lancar-lancar aja gak ada masalah, lah sedangkan sama gue selalu aja ada masalah. Masalah inilah itulah. Gue rasa gue juga gak bodoh-bodoh amat dah. Gue sumpahin jomblo seumur hidup baru tahu rasa" kata Grazella yang ngomel-ngomel yang masih fokus ke hpnya.
"Heeehhh jangan gitu, gak baik tahu. Hati-hati bisa balik tuh sumpah serapah lo nanti. Bisa-bisa malah loe yang jadi jodohnya" tegur Lea menasehati sahabatnya itu.
"Sekalipun terjadi gue gak mau dan gak akan mau sama dosen tengil dan rese kaya Pak Jeffery itu. Mending gue jomblo daripada harus sama dia" ucap Grazella tetap pada posisinya yang fokus dengan hpnya.
"Kalo sampai terjadi dan kemakan omongan lo sendiri, gue orang pertama yang akan ketawa paling kenceng"
"Gue gak mau sama yang modelannya yang kayak Pak Jeffery, gue mau yang kayak Haechan. Setidaknya sifatnya kayak Haechan. Ingat prinsipku tetap jomblo sampai menemukan Haehan versi selokal dan seiman kalo bisa Haechan aja sih biar gak ribet hahahah"
"Serah Lo aja dah, gue capek kalo dah bahas-bahas Haechan. Yang penting Lo bahagia, gue juga bahagia" ucap Lea yang sudah tahu kelakuan sahabatnya itu jika sudah menyangkut biasnya.
Mereka berdua berjalan menuju ke kantin, karena tadi pagi mereka tak sempat sarapan karena harus berangkat pagi.
Mereka berdua sudah kenal sejak SMA, saat SMA mereka hanya mengenal sekedar nama saja tidak lebih dari itu. Yang membuat mereka dekat setelah mereka tahu kalo mereka berdua diterima dikampus yang sama hanya berbeda jurusan saja.
Saat ini mereka adalah mahasiswa akhir, seperti mahasiswa akhir pada umumnya, mereka sudah tidak punya kelas seperti adik tingkat mereka, mereka hanya kekampus untuk bimbingan. dan bisa dihitung mereka kekampus hanya beberapa kali saja.
"Gila banget Pak Jeffery, gue rela begadang berhari-hari demi ngerjain ini skripsi, minum kopi padahal gak suka kopi, rela libur streaming, nonton konten sama nonton drakor demi ngerjain skripsi dan dengan entengnya hampir dicoret semua skripsi gue" adu Grazella yang duduk dipojok kantin, mengambil minuman yang berada disampingnya dan meminumnya.
"Gemes banget gue sama dosen modelan Pak Jeffery. Kok bisa ya banyak mahasiswa yang suka sama tuh dosen. Udah tengil, dingin pokoknya dimata gue itu gak ada bagus-bagusnya aja deh cuma ketutup sama gantengnya aja" kata Grazella yang sudah gregetan tingkat akhir
"Udah-udah nih makan dulu. Mau marah, kesel juga butuh tenaga jadi makan dulu. Marahnya dipending dulu kalo udah selesai baru dilanjut lagi marahnya" ucap Lea yang langsung menyendokkan makanan yang baru saja ia pesan. Dia tahu kalo Grazella belum sarapan karena harus mengejar dosen bimbingannya yang tercinta dan tersayang itu.
"Gue juga pengen dapet dosbing kayak dosbing lho, kayaknya enak tuh" kata Grazella sambil menatap Lea dengan wajah yang sedih
"Nah kan, udah mulai muncul nih dramanya, dah hapal gue sama kebiasaan lo" batin Lea yang mendengar perkataan Grazella. Lea tahu betul kebiasaan sahabatnya ini, pasti setelah meluapkan semua marah, kesel dan sumpah serapahnya pasti ada aja yang pengen ia tangisi. Contohnya ini masalah dosen pembimbingnya.
"Dosbing gue enak juga sih tapi ada gak enaknya juga. Kadang susah ditemuin, tahu sendiri dosbing gue orang penting difakultas jadi jam terbangnya tinggi. Masih enakan pak Jeffery, Pak Jeffery udah kayak Tokopedia yang selalu ada selalu bisa, yang ada setiap saat kayak pacar. Udah nikmatin aja. Banyak mahasiswa lain yang kepengen dapat dosen pembimbing kayak Pak Jeffery katanya sih sambil cuci mata gitu. Tahu sendiri kalo pak Jeffery masih muda mana belum nikah lagi. Itung-itung latihan kalo Lo punya pacar nanti, jadi gak kaget kan?" kata Lea sambil menyemangati sahabat tercintanya itu.
Grazella saat ini sudah kehilangan stok kesabaran dan semangatnya. Awalnya, ia tak masalah mendapat dosen pembimbing seperi Pak Jeffery yang selalu gercep, teliti, tegas dan perfeksionis dalam segala hal. Kayaknya udah jadi hukum alam antara dosen pembimbing dan mahasiswanya. Kayak mahasiswa yang malas dapat dosen yang gercep sedangkan mahasiswa yang rajin dapat dosen yang slow atau gak susah dihubungi pasti ada alasan kalo mau bimbingan. Mencari dosen pembimbing sudah seperti mencari jodoh.
Pak Jeffery termasuk dalam jejeran dosen muda. Ia baru 2 tahun menjadi dosen dikampus Grazella dan sudah menjadi dosen pembimbing. Prestasi yang luar biasa bukan? Karena bisa dibilang Pak Jeffery masuk lulusan terbaik yaitu S1 di universitas negeri nomor satu di Indonesia, setelah lulus S1 langsung ditawari beasiswa S2 di Korea. Belum lagi ia masih mendapat jatah S3 jika ingin melanjutkan.
Grazella pikir, Pak Jeffery itu tipe dosen yang asyik kalo sudah kenal, sering ngajak mahasiswanya sharing dan diskusi ringan, dan tak jarang banyak mahasiswa yang meminta bantuan kepada Pak Jeffery. Dan jarak umur Pak Jeffery dengan mahasiswanya juga tidak terlalu jauh sekitar 5-6 tahun, jadi masih cocok jika disebut kakak adek daripada dosen dan mahasiswanya.
"Zel, pengen denger sesuatu gak?" tanya Lea yang sudah mode mancing-mancing kekepoan orang.
Lea ini walau dari casingnya kelihatan kalem, manis, gak neko-neko, pokoknya inceran cowok-cowok alim dan kalem tapi dia adalah biang gosipnya cuma ketutup sama mukanya aja.
"Apaan?" Grazella yang mulai kepo dan jiwa-jiwa keponya sudah on kalo udah denger ada gossip terbaru dia harus tahu sampe keakar-akarnya.
"Kemarin gue liat Pak Jeffery makan bareng sama cewek di kafe dekat Gramedia" bisik Lea ke Grazella sambil melihat-lihat sekitar melihat situasi.
"Beneran?" Keriak Grazella membuat semua orang yang berada dalam kantin seketika menoleh kearahnya. Lea langsung membekap mulut Grazella yang sudah membuat orang-orang menoleh kearah mereka.
"Gak usah teriak juga Zell, noh liat semua orang pada ngeliatin kita" Lea yang masih membekap mulut Grazella
"Eh sorry-sorry gak sengaja, namanya juga kaget jadi reflek teriak. Tapi lo gak salah liat kan?" kata Grazella yang bertanya menyakinkan apakah Lea yang terkenal dengan biang gosip ini benar atau cuma salah lihat saja.
"Beneran, Zel. Gue gak bohong. SUEERR" ucap Lea dengan jari yang membentuk huruf V yang menandakan jika ia benar
"Kalo bener sama cewek, ya gak salah sih orang ganteng gitu masa masih jomblo, gak percaya gue. Cowok yang modal ketikan aja cabangnya dimana-mana. Apalagi yang modelan Pak Jeffery udah kaya, mapan, tampan cewek mana yang gak mau coba, hanya cewek bodoh yang nolak seorang bapak Jeffery"
"Awalnya gue gak nggeh kalo itu Pak Jeffery, orang tempat duduknya paling pojok terus si cewek didepannya jadi gue gak bisa liat secara jelas siapa ceweknya. Positif thinking aja kalo itu ceweknya"
"Bisa aja kan selama ini Pak Jeffery udah punya pacar cuma diprivasi aja, kayak idol kpop yang selalu menutup rapat pasangannya masing-masing. Bisa jadi itu pacarnya atau bahkan tunangannya kan?"
Disaat Grazella dan Lea sedang asyik-asyiknya gibahin dosennya, tiba-tiba datang manusia yang masih spesies dengan mereka berdua yaitu Haikal.
"Oiii, gibahin siapa nih, ajak-ajak dong. Gue juga mau ikut ngegibah juga" langsung duduk disamping Grazella dan menyomot snack yang sedang ia makan.
"Muka Lo seneng banget Kal, kayak habis dapet duit 1 Miliar aja" tanya Lea ketika melihat muka Haikal yang memiliki skin tonenya sangat eksotis incaran para bule-bule
"Lebih dari dapet uang 1 miliar sih, gue di ACC dong terus lanjur bab 4" kata Haikal dengan sangat bangga dan memamerkan ke Grazella dan Lea.
Lea yang mendengar cuma bisa tersenyum kecil sedangkan wajah Grazella yang tadi sudah mulai cerah kembali suram setelah mendengar perkataan Haikal tadi. Haikal yang peka sama keadaan langsung melirik 2 sahabatnya itu.
"Zel, lo belum di ACC ya?" Tanya Haikal yang mulai panik sama keadaan Grazella sekarang
Grazella yang mendengar itu langsung menggelengkan kepala dan melihat wajah Haikal yang mulai panik itu.
"Kalo gini terus bisa-bisa Lo telat lulus gara-gara Pak Jeffery" ucap Haikal dengan muka tanpa dosanya dan lanjut makan snack
"Makasih udah ngasih tahu Kal, gak usah Lo kasih tahu lagi gue juga udah tahu" sarkas Ara dan Lea menahan tawanya melihat Grazella dan Haikal.
Sekarang Haikal tampak berpikir dengan tangan yang ia taruh di dagu seolah-olah sedang berpikir keras.
"Ra, mending Lo sepik-sepik deh si pak Jefferynya siapa tahu luluh terus skripsi lo mulus kek jalan tol" usul dari seorang Haikal yang menurutnya gak ada bagus-bagusnya.
"Lo bener-bener ya Kal, ngasih saran yang beneran dikit napa. Masa nyuruh gue nyepik dosen modelan Pak Jeffery sih" ucap Grazella sambil memukul lengan Haikal yang menurutnya gak ada yang bener idenya. "Daripada gue nyepik itu dosen mending gue pindah kampus aja, daripada harus berurusan sama dosen modelan pak Jeffery, ngeri cuy mental taruhannya. Yang ketemu seminggu sekali aja gue udah keder gimana tiap hari?" lanjut Grazella.
"HAHA... Yakan siapa tahu dengan cara begitu berhasil. Kita gak akan tahu kalo belum mencobanya kan?"
"Iya bener apa kata lo, kita gak akan tahu kalo belum mencobanya, tapi ya gak nyepik Pak Jeffery juga" jawab Grazella yang sudah kesal dengan ide anehnya si Haikal. Haikal sekali datang bukannya kasih solusi yang bermanfaat malah menjerumuskan.
"Untung lo temen gue Kal, kalo bukan udah gue buang lo di laut" mungkin itu ungkapan hati seorang Arsyalea Grazella Haeralyn.
"Udah ahh gue mau pulang aja, disini hawanya panas banget, udah gak semangat lagi gue setelah ngeliat skripsi gue dicoret-coret secara langsung didepan mata gue. Mana nyoretnya enteng banget kayak gak ada beban banget. Gue yang ngeliatnya ngilu sama perih banget" Kata Grazella yang bangkit dari duduknya dan membereskan semua barang bawaanya.
"Eh eh Lo mau kemana? Masih jam segini mau pulang aja" tanya Lea
"Mau pulanglah, mau kemana lagi coba" kata Grazella segera merapikan skripsi dan memasukkannya ke dalam tas.
"Gue pulang duluan ya, BYE-BYE" Grazella pamitan pada Lea dan Haikal yang masih betah di kantin.
"Kau tahu cerita tentang Peter Pan?” tanya Haera sebelum dia menjelaskan makna lagu tersebut dengan cerita Peter Pan. "Ya aku tahu” "Di lagu tersebut, mereka menyebut diri mereka sebagai Peter Pan" Haera mulai mengucapkan sesuatu yang terlintas dalam kepalanya. Haera mengangguk mengiyakan kalimatnya barusan. "Peter Pan bisa memberikan kebahagiaan tanpa batas kepada Wendy, tetapi Peter Pan tidak bisa memiliki Wendy. Sama seperti mereka, mereka bisa memberi kebahagiaan untuk fansnya tetapi mereka tetap tidak bisa meraih mereka sekaligus" "Bagaimana dengan Tinker Bell?" tanyanya. Haera mengernyitkan dahi dan memiringkan kepalanya. Dia bergerak menghentikan video yang terputar dan matanya terarah pada lembar kerjaku yang menampilkan ketikan ceritanya selama 3 minggu kemarin. “Ah benar juga, bagaimana dengan Tinker Bell yang notabennya adalah sahabat Peter Pan?” terlintas pemikiran bodoh yang melenceng jauh dari apa yang mereka bahas sekarang. Haera menggerakkan laptopnya kemudian tersenyum kecil. "Dia akan tetap menemani Peter Pan" Haera menjawabnya.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"