/0/12906/coverbig.jpg?v=1b33352383fc7da5c274fa9d922a261b)
Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta adalah hal yang indah, tetapi bagi Gina tidak demikian. Dia tidak bisa mengerti mengapa kehidupannya yang sempurna tiba-tiba menjadi seburuk neraka. Setelah mengalami keguguran dan cacat wajah, karier dan reputasinya juga hancur. Kehidupan Gina yang sempurna mulai hancur setelah dia bertemu dengan Evan. Pria itu dengan kejam menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Hati Gina benar-benar tertusuk oleh duri-duri cinta.
"Selamat, Nyonya. Usia kehamilan Anda sudah menginjak enam minggu!" ucap dokter yang tersenyum sambil menyerahkan hasil tes kehamilan.
Memegang kertas tersebut, tanganku gemetar ketika membaca kata-kata yang tertulis di atasnya. Aku hanya pernah tidur dengannya sekali. Bagaimana mungkin aku hamil?
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Jika aku memberi tahu Evan tentang ini, apa dia akan bahagia dan melanjutkan pernikahan karena bayi kami?
Tentu saja tidak! Evan yang kukenal kemungkinan besar akan menuduhku mencoba untuk menjebaknya dengan bayi. Dia pasti tidak akan berubah pikiran tentang perceraian.
Rasa sedih dan bingung menyelimuti hatiku. Aku memasukkan hasil tes ke dalam tas dan meninggalkan rumah sakit.
Di luar gedung rumah sakit, ada mobil Maybach hitam mengilap yang terparkir dengan jendela terbuka sebagian. Wajah tampan dan dingin dari pria yang duduk di kursi pengemudi terlihat oleh semua orang.
Seperti biasa, pria ini menarik perhatian karena daya tariknya. Beberapa wanita, tua dan muda, bahkan terpana ketika mereka sedang lewat.
Pria ini tidak lain adalah Evan Korinus, pria yang bertanggung jawab atas kehamilanku. Dia kaya dan tampan. Jika ada orang yang paling tahu betapa menawannya dia, itu adalah aku. Aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini setelah bertahun-tahun. Mengabaikan pandangan dari para wanita yang mengedipkan mata padanya, aku masuk dan duduk di kursi penumpang.
Evan, yang sedang beristirahat dengan mata terpejam, sedikit mengernyit. Tanpa membuka matanya, dia bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sudah selesai?"
"Ya." Aku mengangguk dan menyerahkan kontrak yang telah ditandatangani oleh kepala rumah sakit. "Pak Kresna mengirim salam."
Awalnya aku berencana datang ke sini sendirian untuk menandatangani kontrak, tetapi aku bertemu Evan di jalan. Yang membuatku terkejut, dia memberiku tumpangan tanpa aku minta.
"Kamu bertanggung jawab atas proyek ini mulai sekarang." Evan bukanlah orang yang banyak bicara. Namun, setiap kali dia berbicara, kata-katanya berwibawa, tidak menyisakan ruang untuk argumen atau saran. Dia menyalakan mesin, tidak peduli untuk mengambil kontrak di tanganku.
Aku mengangguk canggung dan menarik tanganku kembali.
Diam adalah apa yang bisa kulakukan setiap kali aku bersama Evan. Butuh usaha yang sangat besar untuk membiasakan diri. Seiring berjalannya waktu, aku menjadi sangat patuh ketika harus bekerja untuknya.
Evan tidak mengemudikan mobil untuk kembali ke vila. Sebaliknya, dia menuju pusat kota. Hari sudah menjelang malam. Ke mana dia akan pergi? Meskipun aku penasaran, aku tidak berani bertanya tentang urusannya. Aku tetap diam seperti biasanya setiap kali dia melakukan sesuatu yang tidak biasa.
Ketika pikiranku tertuju pada hasil tes kehamilan di dalam tas, aku merasa seperti ada batu besar yang mengendap di perutku. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikan berita itu padanya. Aku mencuri pandang ke arahnya dan melihat matanya yang dingin tertuju ke jalan.
"Evan ...." Aku akhirnya memecahkan keheningan dan tanganku yang memegang tas menjadi berkeringat. Butir-butir keringat muncul di kepalaku dan juga turun ke punggungku.
"Katakan!" perintah Evan dengan dingin, sudah merasakan bahwa aku ingin mengatakan sesuatu.
Sama sekali tidak mengejutkan bahwa sikapnya seperti ini. Dia selalu memperlakukanku seperti ini. Meskipun itu membuatku kesal ketika kami pertama kali bertemu, lambat laun aku terbiasa.
Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku ...." Kata-kata yang ingin kuucapkan sederhana. Itu hanya dua kata, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering, membuatku diam kembali dan terus gelisah.
"Ada apa, Lia?"
Bagi sebagian orang, mereka hanya mampu mencintai satu orang seumur hidup mereka. Mereka memberikan semua cinta mereka pada orang spesial ini sementara memperlakukan individu lain seperti sampah.
Evan adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Kelembutannya hanya untuk Lia Taswin. Aku bisa mengetahuinya dengan mudah dari caranya berbicara dengan wanita itu.
Aku tidak tahu apa yang dikatakan Lia pada Evan, tetapi dia tiba-tiba menginjak rem dan berkata dengan nada menghibur, "Jangan menangis, oke? Aku akan segera ke sana. Tetaplah di rumah dan tunggu aku."
Setelah dia mengakhiri panggilan, wajahnya tiba-tiba menjadi dingin dan tegas seketika. Dia menatapku dan berkata, "Keluar!"
Itu adalah perintah tanpa ruang untuk negosiasi.
Ini bukan pertama kalinya dia meninggalkanku di pinggir jalan. Aku mengangguk, menelan semua kata-kata yang ingin kuucapkan, membuka pintu mobil dan keluar.
Pernikahanku dengan Evan adalah sebuah kecelakaan dan juga sebuah takdir, tetapi tidak ada hubungannya dengan cinta. Wanita yang dicintai Evan adalah Lia. Aku hanyalah seorang wanita yang menghalangi jalan cintanya, seseorang yang ingin segera dia buang begitu dia mendapat kesempatan.
Dua tahun lalu, kakek Evan, Landra Korinus, menderita penyakit jantung akut. Ketika terbaring sakit di tempat tidur, dia memerintahkan cucunya untuk menikahiku. Evan tidak bersedia, tetapi dia tetap menikahiku karena kakeknya.
Selama dua tahun kakeknya masih hidup, Evan hanya memperlakukanku seolah-olah aku tidak ada. Setelah kakeknya meninggal dunia, dia tidak sabar untuk mencari pengacara dan menulis perjanjian perceraian. Sekarang, yang tersisa hanyalah menungguku menandatanganinya.
Ketika aku kembali ke vila, hari sudah gelap. Rumah besar dan kosong ini selalu membuatku merinding. Aku pun selalu menganggap rumah ini seperti salah satu rumah berhantu yang muncul di film horor. Aku tidak memiliki selera untuk makan, mungkin karena kehamilanku. Jadi aku langsung menuju kamar untuk mandi dan kemudian pergi tidur.
Ketika baru saja akan tertidur, aku mendengar suara samar-samar dari sebuah mobil yang berhenti di halaman depan.
Apa Evan sudah kembali?
Bukankah dia pergi untuk menemani Lia?
WARNING 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! AREA DEWASA! *** Saat kencan buta, Maia Vandini dijebak. Pria teman kencan butanya memberikan obat perangsang pada minuman Maia. Gadis yang baru lulus SMA ini berusaha untuk melarikan diri. Hingga ia bertemu dengan seorang pria asing yang ternyata seorang CEO. "Akh... panas! Tolong aku, Om.... " "Jangan salahkan aku! Kau yang memulai menggodaku!"
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
[ Mature Content ⛔ ] [ 21 + ] Penulis : penariang Genre : Romance - Adult Sub - Genre : Sick Love with Angst *** Zhou Zui Yu mengalami kegagalan pernikahan sebanyak dua kali. Tepat sebelum hari pernikahannya dilangsungkan, semua tunangannya akan mundur dengan alasan dia terlalu membosankan. Masyarakat kelas atas menyebutnya sebagai "Burung Gagak" karena kesannya yang penyendiri dan pendiam. Namun, suatu hari, seorang tuan muda bernama Ming Yu dari negara tetangga tiba-tiba saja datang untuk mengajukan lamaran pada Zhou Zui Yu setelah semua rumor yang tersebar. Hingga membuat semua orang tercengang. "Berhentilah, aku tidak berniat menikah dengan siapapun." "Lalu bagaimana jika aku berusaha lebih keras? Maukah kamu memberiku kesempatan?" Secuil kisah, tentang seberapa keras tuan muda Ming Yu berusaha merebut hati keras Zhou Zui Yu. Sampai-sampai melupakan status mulianya sebagai tuan muda terhormat.