Seorang anak yang malang tega di jual oleh ayahnya sendiri.
Seorang anak yang malang tega di jual oleh ayahnya sendiri.
"Cepat pergi dari sini, kalau tidak ayo cepat segera lunasi hutangmu! setiap hari hutangmu semakin menumpuk tapi sama sekali tidak kalian bayar," ucap tuan Rendra. Pria itu sangat marah karena Surya tidak lekas mencicil hutangnya.
"Tolong beri waktu lagi kepada kami Tuan Rendra, saya janji akan melunasi minggu depan. Tetapi jangan usir kami dari rumah kami, soalnya ini rumah saya satu-satunya dan saya tidak punya tempat tinggal lagi jika diusir dari rumah ini," Surya serasa menolak untuk di usir.
"Pokoknya saya nggak mau alasan apapun lagi, saya beri waktu tiga hari. Jika tiga hari tersebut kalian tidak melunasi, maka saya akan mengusir kalian dari rumah ini," Tuan Rendra berkata dengan tegas karena selama merasa dibohongi.
"Baiklah Tuan Rendra, saya akan berusaha untuk mencari solusi untuk melunasi hutang tersebut," Surya merasa sangat lega karena Tuan Rendra telah memberi waktu 3 hari untuk melunasi hutangnya.
Tuan Rendra pun langsung meninggalkan rumah keluarga Mehta, sebenarnya Tuan Rendra sudah tidak sabar untuk mengusir keluarga Mehta dari rumahnya. tetapi Tuan Rendra tetap memberi waktu 3 hari untuk memberi kesempatan kepada Surya, karena Tuan Rendra berharap hutangnya segera di lunasi.
Setelah kepergian Tuan Rendra tidak terlihat, Surya baru bernapas lega. Karena tadi ia hampir diusir sekarang juga dari rumahnya.
"Akhirnya orang itu sudah pergi dari sini, kalau diusir sekarang juga entah aku akan tinggal dimana," Surya langsung menghembuskan nafasnya.
"Lagian bapak kenapa sih tega berhutang kepada orang seperti itu, sudah tahu kalau Tuan Rendra itu terkenal sangat galak dan sombong. Apa gunanya juga bapak sampai berhutang seperti itu, padahal kebutuhan kita tidak sebesar itu," istri Surya yang bernama Chika sangat marah terhadap suaminya.
"Kamu ini jadi istri memang tidak benar, suaminya pasti selalu di marahin. Padahal aku berhutang itu juga demi kebutuhan kalian, tetapi kenapa ibu malah marahin bapak," Surya sempat tidak terima jika di marahin istrinya secara terus-menerus.
"Ibu tahu pasti bapak berhutang demi Judi kan? Bilang aja kalau selama ini bapak selalu main di belakang ibu. hingga bapak punya hutang sebesar itu kepada juragan," istrinya sudah mulai curiga.
Surya pun hanya terdiam, karena yang dikatakan istrinya itu memang benar. Dia berbohong lagi juga percuma, karena semuanya sudah terbongkar.
Naila yang lagi belajar di kamar merasa sangat tidak konsentrasi, karena di luar terjadi keributan. Naila pun memutuskan untuk menengok ke ruang tamu apa yang terjadi disana.
"Kalian ada apa sih kok ribut-ribut? Padahal Naila tadinya lagi belajar loh! gara-gara kalian berantem sekarang Naila jadi keluar untuk menengok ke ruang tamu," Naila berkata seperti itu karena sangat terganggu.
Surya pun langsung mendorong anaknya hingga terjatuh. "Haaahhh! kamu ini masih kecil diem aja. Jangan ikut urusan orang dewasa," setelah memarahi anak dan istrinya, Surya pun langsung pergi keluar rumah entah kemana perginya.
Setelah suaminya pergi, Chika baru berani menolong anaknya. "Sayang kamu tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Chika sangat khawatir kepada anaknya karena habis didorong sampai terjungkal gara-gara suaminya.
"Aku tidak apa-apa Bu, emang tadinya ada masalah apa? hingga bapak bisa marah-marah seperti itu," Naila yang masih polos bertanya kepada ibunya karena dirinya memang tidak tahu apa-apa.
"Kamu tidak perlu tahu ada masalah apa, kamu ini masih kecil jadi yang penting belajar aja ya!" Kemudian Chika langsung merangkul anaknya yang masih gadis itu.
Naila yang dipeluk ibunya pun merasa tenang, karena tidak ada pelukan hangat selain pelukan dari ibu.
Karena tidak mau membuang banyak waktu, Naila pun berpamitan untuk kembali ke kamarnya untuk belajar. "Bu, aku kembali ke kamar untuk belajar ya! soalnya aku sudah tidak punya banyak waktu," Naila berpamitan pergi ke kamarnya dengan sopan.
"Ya sudah tidak apa-apa, kamu ke kamar aja. belajar yang rajin ya! maafin ibu jika tidak terlalu menemani kamu ketika belajar," ujar Chika sambil mengelus rambut anaknya.
"Iya tidak apa-apa Bu," kemudian Naila langsung pergi ke kamarnya kembali untuk belajar, karena tadinya memang belum selesai belajar tetapi malah di kagetkan oleh suara bapaknya.
Kini Chika tinggal di ruang tamu seorang diri, karena anaknya sudah kembali ke kamar dan suaminya pergi entah kemana. Tetapi biasanya suaminya tetap kembali, karena pergi keluarnya cuma sebentar di saat marah-marah.
"Yaampun gini amat nasib keluargaku, suamiku sering main judi di belakangku. Kenapa aku nggak mati muda aja, tapi kasihan juga jika aku meninggal di usia muda. sangat kasihan terhadap anakku yang masih muda ini," Chika kebingungan jika tidak punya anak muda pasti dia lebih memilih untuk mati, karena dia punya suami juga kurang pengertian dan malah membuat dirinya darah tinggi.
"Luluhkanlah hati seorang suami hamba Yaallah, supaya aku tidak mati ketika anakku di usia muda," Chika mulai meneteskan air matanya.
Siapapun yang berada di posisi seperti itu pasti lebih memilih untuk menghilang dari dunia saja, daripada mempunyai hutang yang sangat banyak.
Kini Chika tetap merenung seorang diri di ruang tamu, karena tidak ada yang peduli sama keadaannya.
Tanpa di sadari Naila telah mengintip dibalik tirai kamarnya. "Ibuku itu kenapa ya? Kok kayak sedih begitu. padahal aku tanyai tadi tidak kenapa-napa, kayaknya ada yang tidak beres nih!" Naila bisa menebak kalau ada yang disembunyikan dari ibunya.
Saat ini Naila telah berusia 17 tahun, dia telah menduduki kelas 12 SMA di sekolah Citra Mulya. Dan pasti setahun lagi akan lulus, karena dia baru menginjak kelas 12 SMA.
"Apa aku samperin aja ya? Tetapi nggak jadi deh yang ada nanti malah ganggu. Kayaknya aku biarin seperti itu dulu, kalau sudah mulai tenang aku bakal menanyakannya," Naila mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada ibunya.
Naila pun melanjutkan belajarnya kembali, memang tadinya sudah bilang belajar. Tapi Naila yang mempunyai rasa penasaran, dia pun masih mengintip di balik tirai kamarnya.
Naila pun mulai mengerjakan tugasnya, walaupun kadang tidak ada PR tetapi Naila tetap belajar supaya pintar dan mempunyai banyak ilmu pengetahuan.
Buku pertama yang dibuka adalah sosiologi, setelah itu Naila baru mulai membaca dengan teliti agar tidak ada bacaan yang tertinggal. Jika ada yang tertinggal pasti nanti akan membuat dirinya kesulitan, karena membacanya tidak terlalu lengkap.
"Ternyata pelajaran sosiologi tidak begitu sulit ya! Kalau paham hubungan terhadap manusia pasti akan terlihat sangat gampang," ujar Naila sambil bergumam sendiri karena dia tidak terlalu sulit untuk memahami pelajaran yang telah dibaca.
Setelah selesai mempelajari buku sosiologi kemudian Naila berganti mempelajari buku yang lainnya dan seterusnya.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Lima tahun setelah pernikahan mereka, Tobias Stevens menghadapi kebangkrutan dan terjerat utang besar. Kesehatannya memburuk dan dia bekerja serabutan sebagai kuli di sebuah gudang tua. Penghasilannya nyaris tidak cukup untuk membayar sewa. Untuk mendukung keluarga, Dorothy bekerja di siang hari dan mengumpulkan botol di pinggir jalan untuk dijual pada malam hari, sering kali dia membawa putrinya, Margaret Stevens, bersamanya. Pada hari ulang tahun Dorothy, Margaret memberikan kejutan dengan membawakan kue mangkok murah yang dibeli dari uang yang dia kumpulkan selama setengah tahun. Dorothy terharu hingga meneteskan air mata. Setelah menabung dengan tekun selama berbulan-bulan, akhirnya dia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membeli tiket dan membawa Margaret ke taman bermain yang selalu diimpikannya. Saat tiba di pintu masuk, tak disangka mereka malah melihat Tobias di sana. Salah satu tangan pria itu melingkar di pinggang cinta pertamanya, Liza Briggs. Sedangkan tangan lainnya menggandeng putri Liza, Sandra Briggs. Mereka sedang menuju ke wahana. "Ayah ...." Margaret memanggil dengan suara lantang ke arah sosok Tobias. Seorang petugas taman bermain segera berbalik dan menghentikan Dorothy dan Margaret. "Maaf, taman bermain ditutup untuk acara pribadi yang diadakan oleh Pak Stevens hari ini. Kalian bisa kembali di lain hari."
Jam-jam yang terhangatkan sinar matahari membawa kasih sayang mereka yang berkilau, sementara malam-malam yang diterangi bulan membangkitkan hasrat yang tak terkendali. Namun, saat Vovo mengetahui bahwa orang yang dia cintai mungkin hanya memiliki waktu setengah tahun lagi, dia dengan tenang memberikan Jasmine berkas perceraian, sambil berbisik, "Ini hanya untuk penampilan; kita akan menikah lagi setelah dia tenang." Jasmine, dengan punggung tegak dan pipi kering, merasakan denyut nadinya terasa kosong. Pemisahan palsu itu menjadi permanen; dia diam-diam mengakhiri kehamilannya dan melangkah ke awal yang baru. Vovo tercerai berai, mobilnya melaju kencang di jalan, enggan melepaskan wanita yang telah dia buang, memohon agar dia menoleh sekali saja.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Memiliki wajak cantik dan tubuh sempurna justru mengundang bencana. Sherly, Livy dan Hanny adalah kakak beradik yang memiliki wajah cantik jelita. Masing-masing dari mereka sudah berkeluarga. Tapi sayangnya pernikahan mereka tak semulus wajah yang dimilikinya. Masalah demi masalah kerap muncul di dalam hubungan mereka. Kecantikan dan kesempurnaan tubuh mereka justru menjadi awal dari semua masalah. Dapatkah mereka melewati masalah itu semua ?
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Lima tahun lalu, aku menyelamatkan nyawa tunanganku di sebuah gunung di Puncak. Insiden itu membuatku cacat penglihatan permanen—sebuah pengingat yang berkilauan, yang terus-menerus ada, tentang hari di mana aku memilihnya di atas penglihatanku yang sempurna. Dia membalasku dengan diam-diam mengubah rencana pernikahan kami di Puncak menjadi di Bali, hanya karena sahabatnya, Amara, mengeluh di sana terlalu dingin. Aku mendengarnya menyebut pengorbananku sebagai "drama murahan" dan melihatnya membelikan Amara gaun seharga delapan ratus juta rupiah, sementara gaunku sendiri ia cibir. Di hari pernikahan kami, dia meninggalkanku menunggu di altar untuk bergegas ke sisi Amara yang—sangat kebetulan—mengalami "serangan panik". Dia begitu yakin aku akan memaafkannya. Dia selalu begitu. Dia tidak melihat pengorbananku sebagai hadiah, tetapi sebagai kontrak yang menjamin kepatuhanku. Jadi, ketika dia akhirnya menelepon ke lokasi pernikahan di Bali yang kosong melompong, aku membiarkannya mendengar deru angin gunung dan lonceng kapel sebelum aku berbicara. "Pernikahanku akan dimulai," kataku. "Tapi bukan denganmu."
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY