/0/13990/coverbig.jpg?v=9eb924b5569f3f5f27ce473932f251bd)
Namaku Alisa, aku berhasil keluar dari lingkaran perjodohan dan menikah dengan pria pilihanku sendiri, namun pernikahan kami hancur setelah bertemu dengan seorang adik ipar yang ternyata mencintai suamiku kakaknya sendiri sampai aku harus kehilangan salah satu kaki saat melahirkan anak pertama. Cinta itu aneh, seperti butiran debu yang menempel di benda lalu hilang di hempas angin. Bahkan ada yang rela berkorban untuk cinta, dia kang Dewa yang selalu menemani di masa sulitku. Bagaimana cara kita memperjuangkan cinta tidak semudah ketika cinta pergi. Tangisan tanpa suara seakan bukan sebuah lagu namun bagaikan nyawa. Sakit rasanya saat kita tau cinta telah pergi. . Sebuah perjuangan cinta dan pengorbanan yang luar biasa bagi dua insan yang merajut perasaan menjadi butiran kasih sayang dapat kalian nikmati di setiap babnya.
Pertemuanku dengan gadis setengah stres yang tidak lain adik iparku sendiri menjadi awal petaka yang harus aku tanggung seorang diri.
Cinta yang aku punya. Pernikahan yang hanya berumur satu minggu dengan mudah direbut.
Kisahku dimulai dari sini. Begitu mudah aku terbebas dari rantai perjodohan, dan mendapatkan kebahagian yang aku inginkan, namun siapa sangka kebahagian itu sirna, kebahagian itu hilang seperti darah yang keluar begitu deras dari tubuhnya.
Biarlah aku mengenang masa-masa indah menjemput cinta. Karena hanya ini kisah yang dapat aku abadikan.
Ini deretan kisah cinta. Perjalanan cinta yang begitu manis nan indah untuk aku kenang. Berawal dari sebuah teman biasa sampai adanya rasa yang dibalut dengan ikrar janji suci untuk membangun istana cinta yang seindah Surga.
****
Sungguh tak pernah terbayangkan, menikah dengan kakak sendiri. Itulah yang akan terjadi denganku. Bang Adam seorang kakak ideal, baik pengertian, mengayomi, ngemong. Aku sangat menyayanginya sebagai kakak. Tapi sekarang kami harus menikah?
Dalam aturan Islam menerima perjodohan karena berdasarkan kerelaan antara kedua pihak, namun dalam hal ini aku menolak perjodohan yang sudah jadi tradisi keluarga. Jiwa ini tidak bisa menerima bang Adam sebagai calon imamku.
Perjodohan yang sudah terjadi sejak masih orok, kini sudah meminta tanggal untuk memastikan hari pernikahan.
Tuhan beri aku satu cinta untuk selamanya. Jadikan pelengkap bagi dia yang sudah kehilangan tulang rusuknya.
Lalu bagaimana dengan do'a yang selalu aku panjatkan di setiap waktu. Apa Tuhan tidak mengabulkannya. Apa do'a ku sia-sia?
Apa bang Adam jawaban dari setiap do'aku? Tapi kenapa jiwa ini tidak bisa merasakan getaran cinta setiap kali bang Adam ada di dekatku.
"Umi sudah tidak sabar menunggu pernikahan kalian." Ucap Umi saat kami sibuk menyiapkan sarapan pagi.
"Tidak, Umi. Alisa tidak mau meneruskan perjodohan ini."
Mendengar jawabanku wanita yang selalu di panggil Umi dengan lembut itu hanya tersenyum tidak menjawab sedikitpun. Dia terus memotong sawi di atas telenan.
"Umi!" Kali ini aku berani mengambil alih pisau di tangan Umi dan menyelesaikan pekerjaan Umi memotong sawi.
"Beres kan, Umi." Aku taruh pisau dan potongan sawi pada tempatnya. Umi menatapku sambil tersenyum.
"Bantu Alisa, Umi. Batalkan perjodohan ini. Biarkan Alisa memilih pasangan hidup Alisa sendiri."
Seakan tidak peduli dengan permintaanku. Umi melanjutkan menumis bawang.
Ya Allah. Umi seakan tidak peduli dan tidak mau mengabulkan permintaan ku. Tapi kalau bukan pada Umi pada siapa lagi harus meminta bantuan, saat ini hanya umi satu-satunya makhluk yang bisa melunakkan hati Abah dan Akung.
"Alisa sayang. Apa sih kurangnya bang Adam? Dia tampan, Sholeh, ilmu agamanya bagus, pandai baca kitab, dia juga sudah bekerja, dan dia juga sayang sama Alisa. Coba Alisa pikirkan lagi."
Akhirnya Umi mengeluarkan pendapatnya, benar kata Umi, bang Adam pria yang perfek nyaris sempurna semua wanita banyak yang terpesona dengan kepandaiannya.
Apalagi jika bang Adam menggantikan Akung mengajar kitab kuning yang sudah jadi rutinitas di malam hari. Semua santri putri seakan tersihir akan senyum dan suara indahnya.
Tapi semua itu tidak berlaku untukku. Bagiku bang Adam hanya sebagai Abang. Cukup!
"Bang Adam itu abangnya Alisa, Umi. Dari kecil, bahkan dari Alisa masih orok kami sudah serumah, seatap, yang gantiin Popok Alisa sewaktu kecil bang Adam juga. Masa iya sih Alisa jadi istrinya."
Umi hanya tersenyum. Sudah dua hari ini permintaan ku pada umi hanya di balas dengan senyum manis yang seakan menertawakan hidupku.
Aku tidak mau hidupku seperti mbk Sabrina dan dan mbak Hadijah yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak pernah dicintainya. Cukup mereka berdua yang jadi korban perjodohan.
Jaman sudah berubah kita wanita berhak memilih apa yang kita inginkan termasuk memilih pasangan. Bukan berarti aku tidak patuh sama perintah orang tua. Hanya saja hati ini masih ingin memilih.
"Apa itu alasan yang kuat nak?" spontan pertanyaan Umi membuatku mengangguk. Umi hanya geleng-geleng kepala lalu tersenyum sambil memegang pundakku.
"Alisa tau kan tradisi keluarga kita. Perjodohan kalian sudah ditentukan saat kamu baru lahir kedunia ini. Masih ingat kata Akung? Haram hukumnya menolak. Perintah orang tua adalah amanah. Jadi turuti saja."
Ya Tuhan haruskah aku bernasib sama seperti mbk Hadijah, yang harus ikhlas meninggalkan kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama tiga tahun demi seorang yang sudah di wasiatkan sejak bayi. Oh tidak, benar saja aku masih belum punya cinta, tapi bagaimana jika aku menemukan cintaku di tengah perjodohan ini?.
"Umi. Dunia sudah berubah. Jodoh tidak bisa dipaksakan. Lagian dalam Islam tidak ada sistem paksaan dalam memilih jodoh," ucapku yang membuat Umi hanya geleng-geleng kepala.
"Pokoknya, Alisa gak mau nerusin perjodohan ini. Titik."
"Perjodohan itu tidak seburuk yang kamu bayangkan. Contohnya saja. Umi dan Abah. Mbk Hadijah dan bang Ali. Mbk Sabrina dan bang Malik. Kita bahagia sampai punya anak toh. Hidup damai, berkecukupan. Bila orang tua ridha Allah pasti ridha nak."
"Umi, mbak Dijah, mbak Ina. Kalian menerima dengan Ikhlas perjodohan itu. Tapi Alisa, kan tidak Umi." Ucapku pelan dan penuh tekanan.
"Sudah. Jangan dibahas lagi! Kalo kamu dan Adam bukan jodoh kalian tidak akan bersatu." Umi terdiam sejenak menatapku yang mulai tampak kesal dan memasang muka judes.
"Tapi jika kamu dan Adam jodoh maka apapun yang kamu lakukan, sekeras apapun kamu berontak itu percuma. Jadi diam dan terima ini demi kebaikan kalian."
Percuma bicara sama Umi. Bukannya dibantu malah dapat ceramah dengan ceramah yang sama. Ya Tuhan haruskah aku menerima perjodohan ini?
Dalam keadaan marah selalu terlintas dalam pikiranku. Aku menyesal, kenapa aku harus dilahirkan dari keluarga ini. Pikiran kotor mulai menyelimuti jiwa yang gelap.
Apa mungkin semua keluarga yang dari kalangan Kyai melakukan hal sama. Menciptakan rantai perjodohan berdasarkan bibit, bebet dan bobotnya, dan tidak ada toleransi untuk berkata tidak.
Sejak mengetahui perjodohan dengan bang Adam spontan aku langsung menjaga jarak, suka pasang muka judes dan sinis saat melihat bang Adam di depan rumah. Setiap hari bahkan setiap detik Aku selalu melihat bang Adam karena rumah kami satu halaman beda gedung.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasa benci dan risih melihat bang Adam tersenyum padaku. Padahal dulu aku merasa bang Adam adalah sosok Abang sekaligus teman curhat yang terbaik yang aku punya. Apa mungkin karena status kami sudah menjelma jadi sebuah kata tunangan dan suatu saat aku akan menjadi nyonya Adam. Membayangkan saja aku merasa jijik, apalagi aku menyadari dari kecil bang Adam sudah terbiasa melihat tubuhku tanpa busana, rasanya malu jika harus bersanding sebagai suami istri.
"Sa. Ikut Abang yuk." Kenapa tiba-tiba dia datang kesini? Mau ngajak kemana dia? Ah malas.
"jangan sinis gitu dong. Abang merasa kehilangan Alisa yang ceria, Alisa yang sayang sama abang."
Baguslah dia sadar kalau aku tidak suka dia ada di sini. Sepertinya dia bahagia dengan perjodohan ini buktinya saja dia masih mendekatiku, bahkan mengajakku entah kemana.
"Wah. Abah cari kemana-mana ternyata kalian sudah ada disini. Baguslah. Adam mau berangkat sendiri apa mau di anterin pak Mamat?"
What? Mau kemana. Kenapa Abahnya bang Adam memberi penawaran manis sambil tersenyum seakan mengejek hati yang yang tengah teriris.
"Jalan sendiri aja. Abah. Lebih romantis."
Ya Tuhaaan. Bang Adam keterlaluan.
"Mau kemana, Bang?" Terpaksa deh aku harus bertanya dengan nada yang tidak enak di dengar. Si Abang hanya tersenyum sambil menarik tanganku menuju sepeda yang terparkir di bawah pohon mangga. Lalu menyerahkan helm tanpa menjawab pertanyaan.
"Naik."
"Gak mau."
"Abang punya solusi. Ikutlah."
"Solusi apa?" Mendadak aku seperti mendapat cahaya dari berbagai arah. Cahaya kebahagian yang aku lihat di wajah bang Adam.
"Jangan disini."
Baik. Akhirnya aku luluh demi sebuah solusi. Aku mengikuti kemana arah roda dua ini melaju.
🛩️🛩️🛩️
Kecelakaan maut merubah segala kehidupan Alien gadis remaja berusia 16 tahun yang baru duduk dikelas dua SMA. Siapa sangka kehilangan kedua orang tuanya membawa dia pada sumber penderitaan yang tidak pernah dia pikirkan. Orang yang selama ini dia percaya, tante Lauren Tiba-tiba menjadi monster yang selalu mencengkram dirinya dalam balutan kain putih. karena perbuatan tantenya Alien harus putus sekolah. hidupnya seakan dikejar rentenir. dimanapun dia bersembunyi, selalu saja ada yang membawanya kembali kerumah bertatap muka dengan seseorang yang tiba-tiba berubah jadi Monster.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
WARNING 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! AREA DEWASA! *** Saat kencan buta, Maia Vandini dijebak. Pria teman kencan butanya memberikan obat perangsang pada minuman Maia. Gadis yang baru lulus SMA ini berusaha untuk melarikan diri. Hingga ia bertemu dengan seorang pria asing yang ternyata seorang CEO. "Akh... panas! Tolong aku, Om.... " "Jangan salahkan aku! Kau yang memulai menggodaku!"
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?