CERITA TIDAK TERSEDIAAAA
CERITA TIDAK TERSEDIAAAA
"
MAAF CERITA SUDAH PINDAH KE PF LAINNN, SEKIAAANNN
Gadis itu bernama Fatimah Ramadhani, usianya 17 tahun. Fatimah berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya bernama Supriyadi dan ibunya bernama Yuliana Melly. Bukan hanya itu saja, Fatimah juga memiliki seorang adik yang bernama Abdul Aziz yang berusia 15 tahun.
Kehidupannya di bilang hanya biasa saja. Tidak ada konflik keluarga atau pun masalah lain. Kehidupan Fatimah juga bisa terbilang monoton. Namun, meski begitu kehidupan Fatimah terbilang cukup baik. Gadis itu selalu meraih peringkat yang bagus meski tidak memasuki tiga besar.
"Fatimah, kamu juga kan sebentar lagi mau tamat. Nggak masalah dong," kata sang ibu membujuk putrinya tersebut.
"Terus, kenapa nggak nunggu sampai Fatimah tamat aja? Lagian ya mah, Fatimah nggak mau nikah muda!" kekeh Fatimah menolak perintah ibunya.
Gadis itu memegang kepalanya frustasi, tak di sangka bahwa ibunya memintanya untuk menikah. Sedangkan dirinya masih duduk di bangku kelas 12? Apakah kepala ibunya itu terbentur sesuatu?
"Okeh, sekarang Fatimah mau alasan, kenapa mamah mau nikahin aku?" tanya Fatimah dengan tegas, gadis itu ingin tahu alasan ibunya kenapa sangat kekeh ingin menikahkannya.
"Fatimah, ada yang melamar kamu. Keluarga mereka begitu terpandang, dan mamah yakin kehidupan kamu seterusnya akan baik-baik saja," jelas Ibunya dengan lembut.
"Kenapa harus secepat ini?" tanya Fatimah lagi.
"Mereka nggak mau kalo nanti kamu di embat orang duluan, jadi mereka mau cepet-cepet nikahin kamu," jawab ibunya. Mendengar hal itu membuat Fatimah menatap ayahnya yang sedari tadi diam.
"Pah!"
"Hmm?"
"Ishhh, papah jangan diem ajalah!" gerutu Fatimah, gadis itu menatap ayahnya dengan tatapan memohon.
Ayahnya hanya memandangnya sejenak dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah televisi, "Turutin ajah kata mamahmu, papah jamin ini yang terbaik buat kamu."
Fatimah menatap ayahnya dengan tatapan tidak percaya. Gadis itu pun langsung pergi dan masuk ke dalam kamarnya. Kedua orang tuanya hanya saling pandang dan menghela nafas pasrah.
"Udahlah Mah, biarin ajah dulu. Fatimah bakal ngerti kok," ucap Supriyadi mencoba menenangkan istrinya itu.
"Aku pun nggak tega pah ngebiarin Fatimah nikah secepat ini, tapi menolak keluarga Iskandar pun rasanya sayang banget. Mamah pikir hanya mereka yang bisa menuntun Fatimah dengan baik," lirih Yuliana dengan sedih. Supriyadi tersenyum tipis mendengar hal itu.
"Mah, jodoh udah di atur, papah yakin bagaimana pun kedepannya, pasti yang terbaik untuk Fatimah."
"Hmm, aamiin."
~Keesokan Harinya~
dengus
Suamiku, Christoper Wijaya, adalah playboy paling terkenal di Jakarta, yang terkenal dengan skandal musimannya dengan gadis-gadis berusia sembilan belas tahun. Selama lima tahun, aku percaya bahwa aku adalah pengecualian yang akhirnya berhasil menjinakkannya. Ilusi itu hancur berkeping-keping ketika ayahku membutuhkan transplantasi sumsum tulang. Donor yang sempurna adalah seorang gadis sembilan belas tahun bernama Iris. Pada hari operasi, ayahku meninggal karena Christoper memilih untuk tetap di tempat tidur bersamanya daripada mengantarnya ke rumah sakit. Pengkhianatannya tidak berhenti di situ. Ketika lift anjlok, dia menarik Iris keluar lebih dulu dan membiarkanku jatuh. Ketika lampu gantung jatuh, dia melindungi tubuh Iris dengan tubuhnya dan melangkahi aku yang terbaring berdarah. Dia bahkan mencuri hadiah terakhir dari almarhum ayahku untukku dan memberikannya kepada Iris. Melalui semua itu, dia menyebutku egois dan tidak tahu berterima kasih, sama sekali tidak menyadari fakta bahwa ayahku sudah tiada. Jadi aku diam-diam menandatangani surat cerai dan menghilang. Pada hari aku pergi, dia mengirimiku pesan. "Kabar baik, aku menemukan donor lain untuk ayahmu. Ayo kita jadwalkan operasinya."
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY