Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Dinikahi CEO setelah dicampakkan
Dinikahi CEO setelah dicampakkan

Dinikahi CEO setelah dicampakkan

5.0
5 Bab
2 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

"Aku membatalkan pernikahan kita, Nadia! Aku tidak akan pernah menikah dengan gadis seperti dirimu!" Nadia Arsyilla tidak menyangka pernikahannya dengan Dika dibatalkan menjelang dua hari sebelum acara digelar. Itu semua terjadi karena skandalnya yang telah membuat malu keluarga besar Nadia. Nadia telah tidur dengan pria lain. Ternyata ia dijebak oleh saudara sendiri yang telah membuat ia mabuk lalu menyebarkan sebuah foto yang memperlihatkan Nadia sedang tidur bersama pria tak dikenal di sebuah kamar hotel. Nadia dihantam kenyataan menyakitkan secara bertubi-tubi ketika seminggu setelah acara pernikahannya yang gagal, Dika justru meminang Alika, adiknya. Bahkan orang tuanya malah setuju tanpa memikirkan perasaan Nadia. Hingga Suatu hari Nadia mendapatkan tawaran dari seorang duda agar menjadi istri kontraknya. Pria itu bernama Arsen Arthama yang rela melakukan apapun demi kesembuhan ibunya yang sedang sakit. Termasuk memenuhi keinginan ibunya agar Arsen menikah lagi dan melupakan masa lalunya. "Menikah lah denganku, hanya tiga bulan saja hingga kondisi ibuku membaik. Apapun yang kamu inginkan, akan aku berikan. Termasuk membantu membalaskan dendam mu."

Bab 1 Membatalkan Pernikahan Sepihak

"Aku membatalkan pernikahan kita, Nadia! Aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis menjjikkan seperti dirimu!" teriak Dika dengan suara kencang membuat Nadia begitu terkejut.

"Mas! Aku mohon jangan," mohon Nadia sampai ia bersimpuh di kaki Dika. "Pernikahan kita tinggal dua hari lagi jangan ambil keputusan itu!" Air mata mengalir deras di kedua pipi Nadia. Saat ini dia sangat ketakutan.

"Kamu pikir aku mau nikah sama bekas orang lain! Cuih!" Dika meludahi Nadia yang bersimpuh di kakinya.

Nadia menangis lalu mengelap ludah Dika yang mengenai wajahnya. "Mas, aku bisa jelasin semuanya aku--"

"Aku tidak butuh penjelasanmu! Bagiku kamu tetaplah gadis kotor!"

Sari yang sedang membuat teh di dapur sangat terkejut ketika mendengar suara Dika yang begitu menggelegar.

Semua tetangga yang datang ke rumahnya untuk membantu memasak karena dua hari lagi Nadia akan menikah langsung heboh dan berbisik-bisik.

"Ih itu si Dika kan harusnya nggak boleh dateng kesini, kalo orang jaman dulu mah mau nikah dipingit si cewek dan cowoknya. Anak jaman sekarang emang nggak tahu aturan ya," ucap ibu-ibu dengan sinis sambil terus membungkus nasi.

"Tadi dengar-dengar si cowoknya bilang mau batalin pernikahan ..."

"Hah! Serius Bu Nani?" Seketika semua orang menggunjing di dapur.

Sari yang mendengar hal itu langsung berlari ke ruang tamu dengan wajah masam. "Ada apa ini Nak Dika? Barusan Ibu mendengar kamu mau batalin pernikahan ini??" Sari terkerjut sekali mendengar semua perkataan Dika.

Nadia memegang lengan ibunya. "Bu, masuk ke dalam ya."

"Kenapa kamu nyuruh ibu kamu masuk?" Mata Dika memandang Nadia dengan remeh. "Takut?"

Keringat dingin membasahi kening Nadia yang begitu ketakutan. Sungguh dia tidak siap. Pada akhirnya masalah ini tiba juga. Dika datang ke rumahnya dan membatalkan pernikahan yang akan dilaksanakan dua hari lagi.

"A-ku bisa jelasin." Air mata Nadia lolos begitu saja dari pelupuk matanya. "Aku nggak tahu kenapa aku di sana," cicit Nadia menunduk ketakutan. Dia sangat takut kehilangan Dika.

Sari yang melihat itu segera mengambilnya. Matanya membulat sempurna dan tangannya bergetar hebat melihat foto tersebut. Sari langsung terduduk lemas di lantai.

"Apa ini Nadia?" Mata Sari mengembun melihat foto putrinya sedang tidur bersama lelaki asing di sebuah kamar. Wajah lelaki tersebut tidak tampak di foto tersebut tapi wajah Nadira begitu jelas dalam penglihatan Sari.

Plak!!

Nadia terjerambab ke lantai saat Sari menamparnya dengan sangat kuat. "Dasar anak tak tahu malu!! Kamu bikin malu keluarga!!"

"Maafin Nadia, Bu!" Nadia menangis memeluk kaki Sari. "Nadia nggak tahu kenapa bisa di sana, Bu ..."

Teriakan Sari begitu memekakakn telinga. Ibu-ibu yang memasak di dapur serta bapak-bapak yang akan mengirimkan undangan semakin heran melihat Sari dan Nadia yang sudah menangis terisak-isak.

Joni yang sedang duduk di tenda depan rumah menghampiri istrinya. "Ada apa, Bu? Kenapa nangis begitu?" Joni panik melihat Sari yang tak berhenti menangis sambil terus menggelengkan kepalanya.

Joni menatap Dika yang berdiri dengan wajah marah sedangkan Nadia terduduk di lantai ketakutan. Gadis itu terus berusaha mendekati Sari tapi berkali-kali ditepis oleh Sari dengan kasar.

Tadi Joni melihat kedatangan Dika secara tiba-tiba ke mari. la pikir Dika ingin mengatakan sesuatu kepada Nadia tentang pernikahan mereka tapi ia tak menyangka kedatangan Dika menimbulkan masalah yang bahkan ia tidak ketahui apa penyebabnya.

"Jelasin semuanya, Dika!" Joni menatap Dika menuntut penjelasan. la malu ketika semua tetangga melihat adegan ini dan mulai bergosip.

"Harusnya Bapak tanya sama putri bapak yang sok polos itu!!" Dika menunjuk Nadia yang menangis tergugu sambil terus memgang pipinya yang sakit. "Putri bapak begitu murahan karena telah tidur dengan pria lain!"

Nadia semakin ketakutan saat bapaknya menatap dirinya dengan tajam. Nadia dengan takut-takut membalas pandangan mata bapaknya.

"Maafin Nadia, Pak...." Nadia menangis tersedu-sedu.

Sebelum Nadia melanjutkan kata-katanya, Joni melihat selembar foto yang tergeletak di lantai. Amarah Joni segera naik kembali dan wajahnya begitu marah melihat foto Nadia yang sedang tidur bersama pria lain.

"NADIA!" Joni berdiri menghampiri Nadia dan menamparnya dengan sangat kuat. Joni tidak menyangka putri yang selalu ia banggakan malah melempar kotoran ke wajahnya.

"Kamu benar-benar keterlaluan!! Kamu bikin bapak sama ibu malu!"

Nadia menggelengkan kepalanya tak berdaya. Jika saja saat itu ia tak mengikuti Alika datang ke pesta, masalah ini pasti tidak akan datang menghampiri dirinya.

Seminggu yang lalu, Alika adik kandungnya mengajak Nadia untuk menemaninya datang ke pesta ulang tahun temannya di hotel. Nadia yang begitu suntuk dengan rutinitasnya selama ini sangat senang mendengarnya. la begitu bahagia ketika Alika mengajaknya untuk datang ke pesta.

Nadia yang masih begitu polos mengikuti pesta dengan bahagia hingga ia merasa kepalanya tiba-tiba sangat pusing.

"Alika, anterin aku pulang yuk, kepalaku pusing," ajak Nadia kepada Alika pada saat itu.

"Kamu kenapa, Mbak?" Wajah Alika tampak begitu khawatir lalu meminta temannya untuk membantu Alika membawa Nadia yang mulai merasakan ada hal aneh dengan tubuhnya.

Nadia mulai meracau tidak jelas dan merasa sangat ingin disentuh. Yang Nadia ingat Alika membawanya ke sebuah ruangan. Samar-samar ia melihat seorang pria masuk ke dalam ruangan dan hal yang tak dinginkan pun terjadi.

"Nadia! Dasar anak tak tahu diri!"

Plak!

Tamparan dari tangan Joni membuyarkan semua lamunan Nadia tentang malam kelam itu.

"Pak, Nadia nggak tau apa-apa Pak, Nadia nggak tahu kenapa bisa kayak gitu." Nadia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Halah, dasar anak nggak tahu malu tuh si Nadia, udah jelas-jelas mau nikah sama pria sukses seperti Dika malah tidur sama orang lain!" Semua orang mulai tahu apa yang terjadi dan mengejek Nadia habis-habisan.

"Bubar!! Bubar semuanya bubar!!" teriak Sari seperti orang kesetanan karena begitu malu kepada tetangga dan keluarga besarnya. Semua orang mengejek keluarganya saat ini dan Sari sudah tidak memiliki wajah lagi.

Beberapa hari yang lalu Sari dengan bangga diri mengatakan kepada semua orang jika putri pertamanya akan menikah dengan Dika yang merupakan seorang manager di sebuah perusahaan ternama. Sari berkoar-koar akan

segera memiliki menantu kaya raya dan juga berkelas.

Ketika mereka mengetahui jika ternyata Nadia menghabiskan malam dengan pria lain dua hari sebelum pernikahan, siapa yang tidak malu? Sari memegang dadanya yang begitu sesak lalu Sari jatuh pingsan.

"Ibu!!" Nadia berlari menghampiri Sari tapi Joni segera menarik paksa lengannya dan menyeret Nadia ke kamar.

"Dasar anak sialan! Sekarang lebih baik kamu Bapak kurung di kamar ini! Kamu udah bikin Bapak malu, Nadia! Malu!!"

Brak!

Joni menutup pintu dengan kencang dan meninggalkan Nadia yang terus menangis di kamar. Sungguh Nadia tak menginginkan hal ini terjadi. Dia begitu mencintai Dika tapi mengapa nasibnya begitu buruk.

"Pak ... Bu ... maafin Nadia .." Tangis pilu Nadia begitu menyayat hati. la berusaha mengingat siapa pria yang telah mengambil kesuciannya tapi wajah pria itu terlalu kabur dalam ingatannya. Ia hanya mengingat sepenggal kejadian ketika pria itu mengambil kesuciannya dan karena pengaruh obat Nadia begitu menikmatinya. Nadia jijik sekali dengan tubuhnya.

Ketika pagi hari, Nadia terbangun tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. la melihat setumpuk uang berwarna merah tergeletak di meja nakas dengan sebuah catatan yang berbunyi.

'Aku minta maaf, ini diluar kendaliku.'

Pyaar!

Nadia melempar kursi menghantam kaca rias di mejanya. la begitu jijik melihat wajahnya sendiri di cermin. "Kamu mnenjijikkan Nadia! Jijik!!" Gadis itu terus mengamuk hingga tertidur di atas lantai yang dingin. Fisiknya lelah, hatinya lebih lelah.

Ceklek

Pintu kamar Nadia terbuka, dengan perlahan seorang gadis manis bermata bulat memasuki kamar Nadia yang begitu kacau sambil mnemegang sebuah nampan berisi makanan di tangannya.

"Mbak, bangun. Udah malem, makan dulu." Gadis itu menggoyangkan tubuh Nadia yang masih saja tidur di atas lantai.

Mata Nadia mengerjap ketika gadis tersebut semakin kuat membangunkan dirinya. "Alika?"" Nadia segera bangun dari tidurnya dan bersandar di dinding. Kepalanya pusing sekali dan perutnya terasa sakit karena ia belum makan sejak siang tadi.

"Ayo makan," ucap Alika sambil menyodorkan sesendok makanan ke mulutnya.

"Aku nggak nafsu makan, Ka." Nadia menggeleng lemah.

"Kamu harus makan, demi ibu."

Dada Nadia berdenyut sakit mendengar kata 'ibu'.

"Gimana keadaan ibu, ibu baik-baik aja kan?" tanyanya dengan panik. Saat Sari pingsan Joni menguncinya di dalam kamar hingga malam begini dia tak tahu bagaimana keadaan ibunya.

Alika tersenyum. "Ibu baik, kamu tenang aja." Lagi-lagi Alika menyodorkan sesendok nasi dengan lauk sambal kentang di depan mulut Nadia. "Kamu harus makan, kasian ibu." Air mata langsung mengalir begitu deras di pipi Nadia. la memakan makanannya sambil terus menangis.

"Percaya sama aku, Ka. Aku nggak mungkin sengaja ngelakuin hal itu kan, a-ku, aku ..." Nandia tak sanggup melanjutkan kata-katanya. la terlalu sakit hati menerima kenyataan jika Dika meninggalkan dirinya dan kedua orang tuanya begitu membencinya.

"Ka, kamu yang ajak aku ke pesta, kamu pasti bisa bantuin aku cari tahu siapa pria yang udah nodain aku kan, Ka?" Mata Nadia menatap Adiknya dengan penuh harapan.

Jika pria itu ditemukan maka Nadia akan meminta pertanggungjawabannya dari pria tersebut karena masa depannya hancur gara-gara pria itu.

Alika nenggeleng lemah. "Mbak, pesta itu pesta yang diselenggarakan oleh kalangan kaum berjouis. Aku dapet undangan itu karena hoki kak, dari temenku. Sulit buat nyari siapa orang tersebut karena mereka punya uang dan kekuasaan".

Seketika tubuh Nadia begitu lemas mendengar perkataan Alika. la menangis lagi dan lagi. Alika segera mendekati Nadia dan memeluk Nadia ke dalam pelukannya.

"Mbak, sebaiknya kamu tenang."

"Bagaimana bisa akau tenang?!" Nadia melepaskan pelukan Alika dengan kasar.

"Pernikahan ku gagal, Dika ninggalin aku, dan semua orang mengejek ku! Bagaimana bisa aku tenang?! Sedangkan aku tidak sadar apa yang telah terjadi! Aku mabuk, Ka! Dan kamu kemana pada saat itu!" Mata Nadia menatap adiknya dengan tajam.

Ketika ia merasakan pusing, Alika lah yang ia mintai tolong untuk mengantarkannya pulang, tapi mengapa ia malah tidur di kamar hotel bersama pria asing?

Dalam hati Nadia ia mencurigai Alika tapi sedetik kemudian dia menggeleng. "Tak mungkin ini semua perbuatan Alika" batunnya dalam hati.

Wajah Alika terlihat sedikit gugup ketika mendapatkan tatapan tajam dari Nadia. "Pada malam itu aku sakit perut Mbak, aku minta kamu tunggu aku di lobi hotel tapi setelah aku balik ke lobi hotel, kamu udah nggak ada."

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 Datang Saja   05-06 18:36
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY