Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Takdir Istri Kedua Mafia Kejam
Takdir Istri Kedua Mafia Kejam

Takdir Istri Kedua Mafia Kejam

5.0
61 Bab
4.7K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Jane Adisty gadis berusia 23 tahun telah dijodohkan dengan seorang mafia kejam yang ditinggal mati oleh istrinya. Mafia itu masih sangat mencintai mendiang istrinya, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengelak dari paksaan ayahnya yang memintanya untuk menikah lagi. Pernikahan mereka tidak pernah hangat karena mafia itu masih mencintai mendiang istri pertamanya, bahkan ketika melakukan hubungan badan pun yang ada di dalam bayangan pria itu adalah mendiang istri pertamanya. Sampai suatu hari, satu per satu kebenaran terungkap dan sang istri pertama ternyata kembali. Bagaimanakah nasib pernikahan Jane? Bisakah dia lepas dari jeratan sang mafia?

Bab 1 Kontrak Seumur Hidup

"Kami sudah menemukan donor jantung yang cocok untuk ayah Anda!" dokter Jarvis keluar dari ruangan dan memberitahukan seorang wanita yang sedari tadi terduduk menunggu kabar baik.

"Tapi, Jane, Anda harus membayar uang administrasi sebesar $20.000." Jane Adisty nama wanita itu. Dia tertegun.

"Apa? Kenapa sampai sebanyak itu?" tanyanya dengan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan.

"Itu sudah ketentuan dari pihak Rumah Sakit. Jika dalam waktu tiga hari masih belum melakukan pembayaran, dengan terpaksa kami akan menyerahkan jantung itu kepada pasien lain yang memiliki tingkat kecocokan yang sama."

Jane terdiam dengan rasa yang menyesak dada. $20.000 bukanlah jumlah yang sedikit. Ke mana dia akan mencari uang sebanyak itu?

Pekerjaan yang dia lakukan sudah hampir 24 jam, pagi hingga pukul lima sore dia bekerja sebagai cleaning service di sebuah perusahaan ternama di New York, malamnya hingga pukul tiga dini hari dia bekerja di coffee shop, dan hanya istirahat beberapa jam saja.

Itu dia lakukan untuk biaya pengobatan ayahnya, tetapi biaya itu hanya bisa menutupi obat selama menunggu jangtung yang cocok. Bahkan, dia sering tidak makan untuk menghermat uang.

Helaan napas berat keluar begitu saja dari bibirnya yang terlihat sedikit pucat, buliran bening jatuh begitu saja dari mata hitamnya. Hati dan pikirannya benar-benar berkecamuk, tetapi dia sungguh tidak tahu solusi.

Hanya tinggal dengan satu-satunya orang yang merupakan keluarga, membuatnya tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa? Yang bisa dijual pun tidak ada, karena dia menyewa di kota besar New York itu.

Suara isakan pilu semakin terdengar jelas. Kedua telapak tangannya menutup wajahnya, dan bahunya terlihat bergetar karena tangisan. Dia benar-benar rapuh di dalam kabar bahagia yang sangat menyulitkan.

Dia bahagia, tetapi kebahagiaan itu tidaklah mudah untuk dicapai. Cukup lama menumpahkan tangisan. Dia kembali menegakkan wajah, menyeka air matanya dan berusaha untuk bersikap biasa.

Kemudian, dia mulai beranjak dari kursi itu, melangkahkan kaki semakin memasuki Rumah Sakit tersebut. Berhenti di sebuah ruangan dengan pintu bercat putih.

Dia berkali-kali menghela napas, memperbaiki mimik wajahnya seperti tengah berbahagia, lalu menekan gagang pintu.

Sehingga, menampakkan seorang pria paruh baya yang tengah duduk di atas bed pasien di ruangan itu. Langsung berlari ke arah pria paruh baya itu dengan senyuman merekah pada bibirnya.

"Coba tebak, aku bawa berita apa?" ujarnya dengan begitu riang. Membuat pria paruh baya itu terlihat kebingungan, tetapi juga senang dengan wajah riang putri semata wayangnya.

"Apa? Apakah kamu mendapatkan kekasih? ... baguslah! Akhirnya Daddy bisa melihatmu bersama seorang pria yang akan menjagamu kelak, dan Daddy bisa pergi dengan tenang." Jane langsung menutup bibirnya.

"Tidak ada kekasih, dan Daddy juga tidak akan pergi ke mana-mana... Jane baru saja berbicara dengan dokter yang merawat Daddy, dia mengatakan sudah menemukan donor jantung yang cocok untuk Daddy dan Daddy akan bisa segera dioperasi ... Daddy akan sembuh!" riangnya, memeluk pria paruh baya itu, tetapi pria paruh baya itu bukannya terlihat senang, malah terlihat sedih.

"Pasti biayanya sangat besar. Dari mana akan mendapatkan biaya sebanyak itu? Daddy sudah tua, tidak perlu diobati. Lebih baik kamu menabung untuk pernikahan kamu kelak, dan carilah seorang pria yang bisa menjagamu. Hanya itu permintaan Daddy," ujar pria paruh baya itu. Menggeleng.

"Aku akan berusaha untuk mencari uangnya asal Daddy bisa sembuh dan kita berkumpul kembali. Daddy satu-satunya keluarga yang aku punya, aku tidak ingin kehilangan Daddy ... untuk biaya, Daddy tidak perlu khawatir. Aku akan berusaha untuk mencari pinjaman," jelas Jane.

“Tapi...”

“Tidak ada tapi-tapian. Daddy tidak boleh memikirkan apa-apa lagi, sekarang fokus saja kepada kesehatan Daddy." Dua hari berlalu, hingga detik ini Jessie masih belum bisa mengumpulkan uang sebanyak $20.000 itu.

Dia sudah berusaha melakukan pinjaman ke mana-mana, tetapi hasilnya nihil. Dengan tatapan kosong dan pikiran yang berkecamuk, dia membawa langkahnya menelusuri lorong Rumah Sakit.

Mendudukkan tubuhnya pada sebuah kursi di lorong yang cukup sepi itu. Dadanya terasa sangat sesak. Pikirannya kacau ...

Dia kembali menumpahkan kesedihan dan keluh kesahnya di dalam bentuk tangisan dengan kepala ditundukkan dan kedua telapak tangan menutup wajahnya. Bahunya terlihat bergetar dan isakan lolos begitu saja. Dia benar-benar tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa.

Namun, dia merasakan ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Membuatnya buru-buru mengusap air mata dan mendongakkan kepala. Dia melihat seorang pria tua yang tengah duduk di sampingnya sembari menghisap cerutu, diikuti oleh tiga orang berbadan tegap yang berdiri berjejer mengelilingi mereka.

Jane seketika terkejut karena dia cukup mengetahui pria tua itu merupakan seorang mantan mafia besar yang ditakuti di negara mereka-Mr. Brian Matheo. "Akan aku biayai seluruh pengobatan ayahmu... tapi, dengan satu syarat."

"Ma-maksud Anda?" Jane bertanya dengan suara yang bergetar. Tentu saja suaranya terdengar sangat bergetar, karena yang berada di sampingnya sekarang bukanlah sembarang orang.

"Aku akan membiayai seluruh pengobatan ayahmu, asal kau mau menikah dengan putraku dan berikan keturunan untuknya."

Deg!

Bagaikan petir yang menyambar dengan tegangan tinggi. Belum hilang keterkejutan tentang keberadaan pria tua yang berbahaya itu di sampingnya, sekarang dia sudah dikejutkan lagi dengan tawaran aneh dari pria tua yang masih terlihat sangat berkuasa itu.

“Ini tawaran yang bagus untukmu jika kau masih ingin ayahmu hidup lebih lama. Jika kau mau menerima tawaranku, ayahmu akan dioperasi hari ini juga," imbuh pria tua itu.

"Tapi... kenapa harus saya yang menikah dengan putra Anda? Saya rasa banyak wanita yang lebih berkelas dan juga lebih segalanya yang bisa bersanding dengan putra Anda," jawab Jane.

Saat ini dia benar-benar kebingungan. Di saat dia sudah putus asa, tiba-tiba sebuah bantuan datang kepadanya tetapi dengan syarat yang tidak bisa masuk ke akalnya. "Aku sudah memperhatikanmu dari beberapa minggu yang lalu.

Selain itu, jantung yang cocok dengan ayahmu juga usahaku. Kau bisa menolak jika kau ingin ayahmu segera mati karena penyakitnya," ungkap pria tua tersebut.

Mr. Brian sudah memperhatikan Jane dari beberapa bulan yang lalu. Sedari awal dia sudah merasakan ketertarikan kepada Jane untuk dijadikan menantunya, dan bukanlah hal yang sulit baginya untuk mencari informasi tentang wanita itu melalui jaringan gelap yang dia miliki.

Selain itu, dia juga pemilik Rumah Sakit itu, dan jantung yang cocok dengan ayah Jane juga merupakan usahanya dengan cara membunuh puluhan musuh. Jessie tertegun. Dia bagaikan sedang bermimpi.

Dia tidak bisa berpikir apa-apa. Tawaran itu sangat tiba-tiba dan tidak masuk akal. Namun, dia sangat membutuhkan uang itu. Tangannya terangkat, menampar pipinya sendiri, tetapi dia meringis merasakan sakit pada pipinya yang dia tampar.

Membuktikan bahwa dia benar-benar sedang tidak bermimpi. Kembali mengangkat pandangan ke arah pria tua yang masih terlihat kokoh dan kuat itu. “Boleh saya meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu? Sungguh, ini hal yang sangat tiba-tiba bagi saya dan juga tidak disangka- sangka," ucapnya.

"Aku tunggu jawabanmu hingga besok pagi. Semoga ayahmu tidak mati terlebih dahulu karena menunggu jawabanmu," ujar pria tua yang terdengar tegas itu.

Pria itu tua itu berdiri, meninggalkan Jane begitu saja. Jane menelan salivanya sembari memperhatikan punggung pria tua yang diikuti oleh beberapa orang pengawal.

Segala hal semakin berkecamuk pada pikirannya, membuatnya semakin pusing dan juga merasa tidak percaya. Setelah beberapa saat duduk pada kursi itu, dia berdiri dan mulai melangkahkan kakinya.

Karena terlalu banyak hal yang berada di pikirannya, dia tidak sadar bahwa sudah berada di depan ruangan rawat sang ayah. Menekan gagang pintu, memasuki ruangan tersebut dan melihat ayahnya yang saat ini tengah tertidur.

Beberapa bulan lalu ayahnya hanya membutuhkan obat sembari menunggu jantung yang cocok, tetapi satu bulan belakangan ayahnya tidak beranjak dari ranjang Rumah Sakit.

Matanya menatap dada ayahnya yang bergerak naik dan turun dengan perlahan. Melihat itu, dia teringat dengan perkataan mafia tadi. Menikah dengan putranya untuk menghasilkan keturunan.

Saat ini dia dibuat gundah karena penawaran itu. Pikirannya penuh memikirkan berbagai hal dan dia tidak tahu apa motif mafia itu yang sebenarnya, karena jika menginginkan keturunan untuk putranya, harusnya pria itu bisa mencari yang jauh lebih baik darinya. Atau, apakah itu hanya permainan mafia itu saja?

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 61 Kehangatan Rumah Tangga   Kemarin18:33
img
2 Bab 2 Terpaksa Setuju
06/12/2023
3 Bab 3 Pernikahan
06/12/2023
5 Bab 5 Tidur Terpisah
06/12/2023
7 Bab 7 Rindu Daddy
06/12/2023
8 Bab 8 Dingin!
06/12/2023
9 Bab 9 Rasa Takut
06/12/2023
10 Bab 10 Obat Perangsang
06/12/2023
12 Bab 12 Ancaman
08/12/2023
13 Bab 13 Rahasiakan Ini
09/12/2023
16 Bab 16 Wanita Baru
07/02/2024
17 Bab 17 Perasaan Aneh
08/02/2024
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY