/0/18849/coverbig.jpg?v=2012ffd81de21223a90bff8d5bdabbe9)
Di balik keindahan Gunung Bromo yang memukau, tersimpan sebuah kisah asmara yang penuh gejolak. Rina, seorang pendaki berjiwa bebas, dan Ardi, penjaga tradisi suku Tengger, tak pernah menyangka bahwa pertemuan mereka di puncak gunung akan mengubah hidup mereka selamanya. Dikelilingi kabut tebal dan ritual kuno, cinta mereka tumbuh meski diselimuti larangan keras dari adat dan perbedaan dunia. Saat ikatan cinta mereka semakin dalam, mereka harus memilih antara mengikuti hati mereka atau menghormati tradisi yang telah mengakar. Mampukah cinta sejati menaklukkan segala rintangan, atau akankah mereka hancur di bawah tekanan sosial dan budaya? Temukan deskripsi dalam "Asmara Terlarang di Puncak Bromo", sebuah novel yang menggugah hati tentang perjuangan, pengorbanan, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.
Rina menghirup udara pagi yang segar dengan semangat yang membuncah di dadanya. Hari itu adalah hari yang telah ia nantikan selama berminggu-minggu. Bersama tiga sahabatnya, Mira, Dito, dan Siska, Rina bersiap memulai pendakian ke Gunung Bromo, salah satu tempat yang selalu memikat hati para petualang dengan keindahannya yang memukau.
"Siap semuanya?" tanya Dito sambil memastikan ranselnya sudah terikat kuat di punggungnya.
"Sangat siap!" jawab Mira dengan antusias, sambil mengangkat dua ibu jarinya ke udara. "Aku bahkan tak bisa tidur semalam karena terlalu bersemangat."
Siska tertawa kecil. "Kau selalu seperti itu, Mira. Tapi itu justru membuat perjalanan ini lebih menyenangkan."
Rina tersenyum mendengarkan percakapan sahabat-sahabatnya. Ia menatap jalan setapak yang akan mereka tempuh. Kabut tipis masih menyelimuti kawasan itu, memberikan kesan misterius dan menantang. "Ayo, kita mulai. Semakin cepat kita berangkat, semakin cepat kita bisa menikmati pemandangan dari puncak," katanya dengan penuh semangat.
Mereka mulai melangkah menyusuri jalur pendakian. Langkah-langkah kaki mereka terdengar serempak, menciptakan irama yang harmonis. Di sepanjang perjalanan, mereka disuguhi pemandangan alam yang memukau-pepohonan tinggi, bunyi burung yang merdu, dan aroma tanah basah yang menyegarkan.
"Rina, apa yang paling ingin kamu lihat di Bromo?" tanya Siska saat mereka berhenti sejenak untuk mengatur napas.
Rina berpikir sejenak. "Aku ingin melihat matahari terbit dari puncak Bromo. Katanya, pemandangan itu sangat magis dan tak terlupakan."
Mira mengangguk setuju. "Aku juga! Dan tentu saja, aku ingin mengambil banyak foto indah."
Dito menambahkan, "Jangan lupa kita juga harus mencoba mendaki kawahnya. Itu akan menjadi pengalaman yang menegangkan."
Mereka melanjutkan perjalanan dengan canda tawa, melewati berbagai rintangan di jalur pendakian. Setiap kali salah satu dari mereka merasa lelah, yang lain akan memberikan semangat. Kekompakan mereka membuat perjalanan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah dataran tinggi dengan pemandangan yang luar biasa. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak, menikmati bekal yang dibawa.
"Dito, apa kamu ingat pertama kali kita mendaki bersama?" tanya Rina sambil membuka botol airnya.
"Tentu saja," jawab Dito dengan senyum lebar. "Itu adalah pendakian ke Gunung Semeru. Kita semua hampir menyerah di tengah jalan, tapi akhirnya sampai juga di puncak."
Siska tertawa mengingat kejadian itu. "Dan kau, Rina, yang paling bersemangat meski kita semua sudah kelelahan."
"Semangat itulah yang membuatku terus ingin mendaki gunung lain," kata Rina dengan mata berbinar. "Setiap pendakian selalu memberikan pengalaman dan kenangan baru."
Setelah beristirahat cukup, mereka melanjutkan perjalanan. Jalur pendakian semakin menantang, tapi mereka tidak menyerah. Rina merasa ada sesuatu yang spesial menunggu di puncak Bromo, sebuah pengalaman yang mungkin akan mengubah hidupnya.
Menjelang sore, mereka akhirnya tiba di pos terakhir sebelum mencapai puncak. Di sana, mereka bertemu dengan beberapa pendaki lain yang juga sedang beristirahat. Suasana penuh dengan semangat kebersamaan.
"Selamat sore! Kalian juga menuju puncak?" tanya salah satu pendaki dengan ramah.
"Iya, benar," jawab Rina. "Kalian dari mana?"
"Kami dari Surabaya. Sudah beberapa kali mendaki Bromo, tapi tetap saja tidak pernah bosan," kata pendaki itu sambil tersenyum.
Percakapan ringan pun berlangsung, saling berbagi cerita dan tips pendakian. Rina merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki semangat yang sama.
Setelah berbincang-bincang, Rina dan teman-temannya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Jalanan semakin terjal dan berat, namun semangat mereka tak pernah surut. Kabut tebal kembali menyelimuti, memberikan kesan mistis yang semakin kuat.
"Dito, hati-hati di depan, ada batu besar," kata Rina memperingatkan.
"Terima kasih, Rina. Kita harus tetap waspada," jawab Dito sambil menghindari batu tersebut.
Akhirnya, setelah perjuangan yang melelahkan, mereka tiba di puncak Gunung Bromo. Pemandangan yang menakjubkan membuat rasa lelah mereka hilang seketika. Matahari mulai tenggelam, menciptakan langit dengan gradasi warna yang memukau.
"Ini luar biasa," bisik Mira dengan mata berkaca-kaca. "Aku tak pernah melihat pemandangan seindah ini."
Rina berdiri di tepi puncak, menatap jauh ke arah cakrawala. Hatinya berdebar-debar, merasa bahwa perjalanan ini hanyalah awal dari sesuatu yang besar. Ia tak tahu apa yang menunggunya di sini, tapi ia siap menghadapi segalanya.
Di tengah kekaguman akan keindahan alam, Rina merasa ada ikatan yang kuat antara dirinya dan Gunung Bromo. Sebuah perasaan yang mengisyaratkan bahwa petualangan sebenarnya baru saja dimulai. Dengan senyum di wajahnya, ia berkata kepada teman-temannya, "Ini baru permulaan. Petualangan kita baru dimulai."
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?