/0/20050/coverbig.jpg?v=e1d8733acf7a06379e7a1e5dfa1ff748)
Matahari terbenam di ufuk barat, menyapa langit senja dengan warna jingga kemerahan. Lampu-lampu kota mulai berkedip, menyapa malam yang akan datang. Di tengah hiruk pikuk kota, sebuah pesta pernikahan sedang berlangsung meriah. Clara, dengan gaun putihnya yang berkilauan, berdiri di altar, tangannya digenggam erat oleh Ardi, pria yang akan menjadi suaminya. Senyum merekah di wajah keduanya, menandakan kebahagiaan yang terpancar dari hati mereka.
Matahari terbenam di ufuk barat, menyapa langit senja dengan warna jingga kemerahan. Lampu-lampu kota mulai berkedip, menyapa malam yang akan datang. Di tengah hiruk pikuk kota, sebuah pesta pernikahan sedang berlangsung meriah. Clara, dengan gaun putihnya yang berkilauan, berdiri di altar, tangannya digenggam erat oleh Ardi, pria yang akan menjadi suaminya. Senyum merekah di wajah keduanya, menandakan kebahagiaan yang terpancar dari hati mereka.
"Saya bersedia," ucap Clara, suaranya bergetar sedikit, namun tetap teguh.
"Saya bersedia," jawab Ardi, matanya berkaca-kaca.
Sorak sorai dan tepuk tangan memenuhi ruangan. Para tamu bersorak gembira, menyaksikan momen sakral yang menandai awal perjalanan hidup baru bagi kedua insan yang tengah dimabuk cinta.
Suasana pesta pernikahan begitu hangat dan penuh keceriaan. Lagu-lagu cinta mengalun merdu, menyapa telinga para tamu yang larut dalam kebahagiaan. Clara dan Ardi menari bersama, tubuh mereka berayun mengikuti irama musik. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua.
Namun, di balik senyuman manis yang menghiasi wajah Clara, tersembunyi sebuah ketegangan halus yang hanya dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Ada rasa takut yang menggerogoti hatinya, meskipun ia berusaha keras untuk menyembunyikannya. Clara merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang mengancam untuk menghancurkan kebahagiaan yang baru saja diraihnya.
"Clara, kau baik-baik saja?" tanya Ardi, memeluk pinggang Clara erat.
Clara tersenyum, berusaha meyakinkan Ardi bahwa ia baik-baik saja. "Tentu, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah saja."
Ardi mencium kening Clara, "Istirahatlah sebentar, sayang. Nanti malam kita akan berdansa lagi."
Clara mengangguk, matanya menatap kosong ke arah para tamu yang masih asyik berpesta. Ia merasa terasing, seperti berada di dunia yang berbeda.
Malam semakin larut, pesta pernikahan pun berakhir. Clara dan Ardi meninggalkan pesta dengan perasaan campur aduk. Kebahagiaan bercampur dengan rasa takut yang tak kunjung hilang.
Di tengah perjalanan menuju rumah baru mereka, Clara merasakan tangan Ardi menggenggam tangannya dengan erat. "Aku mencintaimu, Clara," bisik Ardi.
Clara tersenyum, "Aku juga mencintaimu, Ardi."
Namun, di dalam hatinya, Clara masih dihantui oleh rasa takut yang tak terjelaskan. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ardi, sesuatu yang mengancam untuk menghancurkan kebahagiaan mereka.
Mereka tiba di rumah baru mereka, sebuah rumah sederhana namun nyaman. Ardi membuka pintu, menyambut Clara dengan senyuman hangat. "Selamat datang di rumahmu, sayang."
Clara melangkah masuk, matanya terpaku pada interior rumah yang sederhana namun elegan. Ia merasakan sedikit ketenangan, namun rasa takut itu masih membayangi pikirannya.
"Aku akan menyiapkan kamar tidur kita," ucap Ardi. "Kau istirahatlah dulu."
Clara mengangguk, ia berjalan menuju kamar tidur, matanya masih terpaku pada setiap sudut ruangan. Ia merasakan ada sesuatu yang janggal, sesuatu yang tidak seharusnya ada di sana.
Clara menghela napas, berusaha untuk menenangkan diri. Ia harus melupakan rasa takut itu, ia harus menikmati malam pertama pernikahannya dengan Ardi.
Namun, saat ia berbaring di tempat tidur, rasa takut itu kembali muncul. Clara merasakan ada seseorang yang mengawasinya, seseorang yang mengintai di balik bayangan.
"Ardi?" panggil Clara, suaranya gemetar.
Tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang menyelimuti ruangan. Clara merasakan jantungnya berdebar kencang, tubuhnya gemetar tak terkendali.
Ia mencoba untuk bangkit, namun tubuhnya terasa lemas. Ia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh lehernya, sebuah pisau yang tajam.
"Siapa kau?" tanya Clara, suaranya nyaris tak terdengar.
Sebuah suara dingin menjawab, "Aku orang yang akan membantumu untuk menemukan kebahagiaan sejati."
Clara terdiam, matanya terbelalak ketakutan. Ia tidak tahu siapa orang itu, namun ia tahu bahwa orang itu berbahaya.
"Siapa kau?" tanya Clara lagi, suaranya bergetar.
"Aku adalah orang yang tahu rahasiamu, Clara," jawab suara itu. "Rahasia yang akan menghancurkan hidupmu."
Clara merasakan tubuhnya semakin lemas, pandangannya mulai kabur. Ia merasakan pisau itu menusuk lehernya, darah mengalir deras membasahi bantal tempat tidurnya.
"Selamat tinggal, Clara," bisik suara itu.
Clara terjatuh ke tempat tidur, matanya terpejam, tubuhnya tak berdaya.
Keesokan paginya, Ardi terbangun dan mendapati tempat tidur kosong. Clara sudah tidak ada. Ia panik, mencari Clara ke seluruh penjuru rumah, namun tak menemukannya.
Ardi menghubungi polisi, melaporkan hilangnya istrinya. Polisi pun mulai melakukan penyelidikan, namun tak ada petunjuk yang ditemukan.
Hilangnya Clara menjadi misteri yang mencekam, sebuah misteri yang akan mengantarkan Ardi pada sebuah perjalanan pencarian yang berbahaya.
Ardi terbangun dengan jantung berdebar kencang. Bau wangi bunga melati yang semalam memenuhi kamar, kini tergantikan oleh aroma dingin dan hampa. Clara, istrinya, tak ada di sampingnya.
"Clara?" panggilnya, suaranya bergetar.
Hanya keheningan yang menjawab. Ardi bangkit dari tempat tidur, matanya menelisik setiap sudut kamar. Gaun pengantin Clara masih tergeletak di lantai, terlipat rapi, seolah-olah baru saja dipakai.
"Clara?" panggilnya lagi, kali ini lebih keras.
Ia berlari ke kamar mandi, berharap menemukan Clara di sana. Namun, kamar mandi pun kosong.
"Clara, di mana kau?" teriak Ardi, suaranya bercampur dengan kepanikan.
Ia berlari ke luar kamar, menuju ruang tamu. Di sana, ia menemukan sebuah catatan kecil tergeletak di atas meja. Tangannya gemetar saat mengambil catatan itu, matanya membaca tulisan tangan Clara yang familiar.
"Ardi, aku pergi. Maaf, aku harus pergi. Aku mencintaimu."
Ardi terpaku, matanya terbelalak tak percaya. Clara pergi? Meninggalkannya?
"Kenapa?" gumamnya, suaranya teredam oleh rasa sakit yang mendalam.
Ia mencoba menghubungi Clara, namun teleponnya tak aktif. Ia menghubungi keluarga Clara, namun mereka juga tidak tahu keberadaan Clara.
"Apa yang terjadi?" tanya Ardi, kepalanya terasa berputar.
Ia merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk, sebuah mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Clara, wanita yang ia cintai, menghilang tanpa jejak, meninggalkan dirinya dalam kehampaan.
Ardi mencoba mengingat kembali kejadian semalam. Ia ingat bagaimana Clara terlihat tegang dan gugup di pesta pernikahan. Ia ingat bagaimana Clara menatapnya dengan tatapan kosong, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikannya.
"Apa yang terjadi, Clara?" tanya Ardi dalam hati.
Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang disembunyikan oleh Clara. Ia harus menemukan Clara, ia harus mengetahui apa yang terjadi padanya.
Ardi menghubungi polisi, melaporkan hilangnya istrinya. Polisi pun tiba di rumahnya, melakukan olah TKP dan menanyainya.
"Apakah ada yang mencurigakan semalam?" tanya seorang polisi, matanya tajam menatap Ardi.
Ardi menggeleng, "Tidak ada. Clara hanya terlihat sedikit lelah."
Polisi itu mengerutkan kening, "Apakah ada masalah dalam hubungan kalian?"
Ardi menggeleng lagi, "Tidak ada. Kami sangat bahagia."
Polisi itu menatapnya dengan curiga, "Apakah kau yakin?"
Ardi merasa tidak nyaman dengan tatapan polisi itu. Ia tahu bahwa polisi itu tidak percaya padanya.
"Aku yakin," jawab Ardi, suaranya terdengar sedikit gemetar.
Polisi itu mengangguk, "Baiklah. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut."
Ardi merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya ingin menemukan Clara, ia hanya ingin mengetahui apa yang terjadi padanya.
"Aku harus menemukannya," gumam Ardi, matanya menatap kosong ke arah depan.
Ia memutuskan untuk mencari Clara sendiri. Ia akan menelusuri jejak Clara, ia akan menemukannya, tak peduli seberapa sulitnya.
Ardi mengambil kunci mobilnya, lalu bergegas keluar rumah. Ia harus menemukan Clara, ia harus mengetahui apa yang terjadi padanya.
Bersambung...
Di balik rumah tangga yang tampak sempurna, seorang suami diam-diam menjalani hubungan dengan teman masa mudanya. Saat rahasia ini terbongkar, ia dihadapkan pada kemarahan istri dan keluarga yang harus ia perbaiki atau ia tinggalkan.
Seorang anak laki-laki berencana memberi cokelat pada gadis yang disukainya saat istirahat sekolah. Tapi, ketika teman-temannya mulai menggodanya, rencananya gagal. Akankah ia tetap punya keberanian untuk memberikannya di hari lain?
Seorang istri yang baru mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh selama bertahun-tahun. Saat kebenaran terungkap, ia merencanakan pembalasan yang akan menguji kesetiaan dan kesabaran semua orang di sekitarnya.
Seorang wanita yang menikah dengan pria yang tampak sempurna mulai merasakan perasaan tak terduga terhadap pria lain. Saat ia terseret dalam kisah cinta terlarang ini, ia harus memilih antara hasrat atau komitmen pernikahannya.
Seorang pria yang merasa diabaikan oleh istrinya jatuh cinta pada teman dekatnya. Perselingkuhan ini perlahan-lahan menghancurkan persahabatan dan hubungan pernikahannya, meninggalkan bekas yang sulit disembuhkan.
Seorang wanita harus memilih antara kekasih rahasianya yang penuh gairah atau suami yang selalu mendukungnya. Saat ia terjebak dalam kebingungan, ia menyadari bahwa pilihannya akan mengubah hidup semua orang di sekitarnya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?