/0/22564/coverbig.jpg?v=35c749934942f3459ec216751c43fdb1)
Ayah memaksa aku untuk menikah dengan pria bernama Aldric demi menyelamatkan kehormatan keluarga dan menghindari pergunjingan di masyarakat. Apakah reputasi keluarga lebih penting daripada kebahagiaanku? Sungguh, aku hanya mencintai Damien, dan hatiku hanya miliknya. Aku siap menunggu, meskipun harus bertahun-tahun. Namun, saat Aldric resmi menjadi suamiku, hidupku terasa hancur. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini, apalagi karena pernikahan ini terjadi karena Damien tidak bisa hadir. Tidak ada kebahagiaan dalam ikatan ini! Aku benci kamu, Aldric! Akankah Aldric mampu membuat Alina jatuh cinta padanya dan meruntuhkan janjinya? Dan bagaimana jika Damien kembali, menginginkan Alina untuk menikahinya? Apa yang akan dipilih Alina-tetap bersama Aldric atau kembali pada cinta pertamanya?
Hari itu, matahari tampak terbenam lebih cepat dari biasanya, menyelimuti seluruh rumah keluarga Voltaire dengan keheningan yang memaksa. Suasana dalam ruang tamu terasa mencekam, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menahan napas di udara. Ayahku, dengan ekspresi serius yang jarang kutemui, duduk di kursi besar di ujung ruangan, wajahnya tegas, seolah tak ada ruang untuk penolakan.
"Aldric Aldenwood," katanya, suaranya berat. "Ini bukan hanya tentangmu atau keluargamu. Ini tentang kehormatan kami, Alina. Kamu mengerti itu, bukan?"
Aku menatapnya, kesal namun bingung. Mengapa kehormatan keluarga harus menjadi beban yang begitu besar untuk dipikul? Hatiku terasa tercekik oleh kata-katanya, dan aku ingin berteriak, mengatakan bahwa aku tak peduli dengan semuanya. Tetapi mulutku terkunci rapat.
"Aku tidak ingin menikah dengan pria itu," aku mencoba berbicara dengan suara serak, hampir tidak terdengar. "Aku sudah memutuskan. Hanya Damien yang ada di hatiku. Hanya dia."
Ayah menghela napas, matanya yang penuh peringatan tidak berpaling dariku. "Damien tidak akan datang, Alina. Kamu harus paham itu. Aldric adalah pilihan yang tepat untuk menjaga nama baik keluarga kita."
Aku menggigit bibir, menahan air mata yang hampir menetes. Aku tak ingin ini. Tak ingin melangkah ke altar dengan pria yang tak ada dalam hatiku, hanya untuk memenuhi kewajiban yang entah apa gunanya. Aku membayangkan Damien, wajahnya yang penuh kehangatan dan janji-janji yang belum pernah terwujud. Aku ingin berada di sampingnya, bukan di sini, di rumah ini yang kini terasa seperti penjara.
"Jangan paksa aku, Ayah," aku berkata, suaraku mulai bergetar. "Aku tidak bisa. Aku tidak mau."
Namun, tak ada tempat untuk penolakan. Ayah tetap bersikeras. "Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Pernikahan ini sudah diatur."
Dan dengan kata-kata itu, semuanya sudah ditentukan. Tak ada ruang untuk memilih. Hatiku hancur, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain tunduk pada keinginan mereka.
Ketika hari pernikahan itu tiba, dunia terasa gelap. Aku berjalan di sepanjang lorong, langkahku terasa berat, seolah-olah dunia sedang menghakimi setiap gerakanku. Di hadapanku, Aldric berdiri di altar, mengenakan jas formal yang tampak sempurna untuknya, namun hatiku hanya dipenuhi kebencian. Aku tidak ingin menikahinya. Aku ingin Damien, lelaki yang selalu ada dalam mimpiku, yang mungkin bahkan kini sudah terlambat.
Saat aku sampai di altar, Aldric memandangku dengan tatapan penuh ketegasan, namun ada sesuatu di matanya yang membuatku merasa... kosong. Mungkin dia juga tak menginginkan pernikahan ini, tetapi kami terjebak dalam permainan yang sudah ditentukan oleh keluarga kami.
Aku menundukkan kepala, menghindari tatapannya, berharap saat itu Damien akan muncul-bahkan hanya untuk mengatakan bahwa dia akan memperjuangkanku. Tetapi tak ada Damien di sana, hanya Aldric yang berdiri di hadapanku, siap untuk mengikatkan hidupnya padaku. Aku merasa tak berdaya.
Dan ketika pernikahan itu resmi, ketika janji yang dipaksakan itu diucapkan, aku merasa dunia hancur di sekelilingku.
Setelah pernikahan itu, semuanya berubah. Aku terjebak dalam rutinitas yang asing dan menyiksa. Aldric berusaha untuk mendekat, meskipun aku tidak pernah memberinya kesempatan. Setiap kata yang diucapkannya terasa seperti beban tambahan di bahuku. Aku tak peduli dengan perasaan yang coba dia bangun, karena hatiku tetap milik Damien.
Aku masih berharap. Aku masih ingin Damien datang, meskipun semakin lama harapanku semakin pudar. Tetapi entah mengapa, ketika aku melihat Aldric yang kini menjadi suamiku, ada sesuatu yang memaksa aku untuk bertanya pada diri sendiri: Akankah aku pernah mencintainya?
Dan jika Damien kembali, apakah aku akan bisa meninggalkan Aldric? Atau akankah aku dipaksa memilih antara dua dunia yang sangat berbeda?
Pertanyaan itu terus menghantuiku, dan aku tahu, jawabannya akan menentukan masa depanku.
Alina Darya adalah seorang gadis muda yang telah kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis. Kini, ia hidup bersama neneknya yang renta di sebuah desa terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Alina bekerja keras menjajakan kue-kue buatan neneknya di kampus tempatnya kuliah. Namun, takdir memisahkan jalan hidupnya ketika ia bertemu dengan Rayan Syahmir, seorang pria tampan yang memiliki segalanya, namun terbebani oleh ego dan harga diri yang tinggi. Pertemuan mereka tak sengaja, namun begitu mendalam. Rayan, yang merasa dipermalukan oleh Alina dalam sebuah pertemuan tak terduga, merencanakan balas dendam untuk menghancurkan hidup gadis itu. Ia menjebaknya dalam pernikahan yang dipaksakan, menghancurkan masa depan Alina yang penuh harapan. Dalam kesendirian dan keputusasaannya, Alina berdoa setiap malam, memohon agar hidupnya yang penuh penderitaan berubah menjadi kebahagiaan. Rayan, yang awalnya hanya melihat Alina sebagai alat balas dendam, mulai merasakan ketertarikan yang tak terduga. Namun, hati Alina yang terluka oleh pernikahan tanpa cinta menambah kompleksitas hubungan mereka. Apakah Rayan akan jatuh cinta pada sosok sederhana seperti Alina, yang meski terluka tetap memiliki kekuatan untuk bertahan? Bisakah mereka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh ketegangan tanpa cinta, atau justru perasaan yang tersembunyi akan mengubah takdir mereka?
Zara Liana Anastasya terjebak dalam permainan licik keluarga yang mengorbankan kebebasannya untuk sebuah pernikahan yang tak diinginkan. Ditekan oleh ayahnya yang hanya memikirkan keuntungan, Zara harus menikahi seorang pria yang asing baginya, Rafiq Arkan Devantara, demi menyelamatkan nama baik keluarganya. Namun, di balik janji pernikahan itu, Rafiq memiliki tujuan tersembunyi yang tak terungkap bagi Zara. Rafiq, pria dengan masa lalu kelam dan ambisi besar, bersedia melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, meskipun itu berarti menyiksa dan menganiaya Zara dengan perlakuan yang penuh kebencian. Perlahan, Zara mulai merasakan kedalaman kebencian dan kesakitannya, namun takdir membawanya ke sebuah perubahan yang mengejutkan-Rafiq yang dulu penuh kekejaman, kini memperlakukan Zara dengan kelembutan yang tak terduga. Mengapa Rafiq yang awalnya begitu dingin dan keras menjadi begitu perhatian? Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik niat pernikahannya dengan Zara? Dan apakah hubungan yang terbentuk di antara keduanya bisa bertahan atau justru berakhir dalam kehancuran? Keinginan dan rahasia Rafiq mulai terungkap, namun tak ada yang bisa memprediksi arah akhir dari permainan cinta dan balas dendam yang tak terelakkan ini.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.