Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Istri Kontrak CEO Galak!
Istri Kontrak CEO Galak!

Istri Kontrak CEO Galak!

5.0
5 Bab
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Leora Adhisti adalah gadis berumur 20 tahun, gadis yang ceria dan ceroboh. Anak satu satunya Prayoga Alexander, yang termasuk pengusaha besar di kota Newyork. Tapi memang kehidupan seperti roda berputar, keluarga Alexander mengalami kebangkrutan. Leora Adhisti membutuhkan banyak uang, untuk biaya operasi Ayahnya. Karena suatu kejadian, Leora harus rela terkait pernikahan kontrak dengan Adnan Nicholas. Seorang miliader muda yang memiliki wajah tampan. Namun sifatnya sangat angkuh, dan tidak punya hati. Bagaimanakah kelanjutan dari kisah Leora? Bagaimana dia akan menghadapi Mr.Devil Adnan Nicholas?.

Bab 1 Om Pedo!

Matahari mulai bangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus tetesan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin. Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela. Namun hal itu sama sekali tidak mengganggu seseorang yang sedang tertidur lelap di tempat tidurnya.

Leora Adhisti, seorang wanita cantik dan imut yang memiliki wajah seperti boneka. Iris mata yang berwarna biru membuatnya terlihat sangat cantik. Leora adalah anak tunggal dari Prayoga Abimana, seorang pengusaha yang cukup terkenal di kota tersebut. Namun kini perusahaan Prayoga telah bangkrut karena ulah istri mudanya. Ibu Leora sudah lama meninggal sejak Leora masih kecil, ayahnya menikah lagi saat Leora masih remaja.

Wanita cantik itu masih tertidur dalam mimpinya. Leora libur kuliah hari ini, itulah alasan dia masih nyaman dalam pelukan selimutnya yang hangat.

Prank...

Pyarr...

Sebuah suara melengking terdengar dari bawah, membuat Leora terkejut. Tiba-tiba ia terbangun dan membuka matanya lebar-lebar. Suara itu sangat mengganggu, tidak hanya sekali tapi berkali-kali Leora mendengarnya.

"Arghh, kenapa berisik sekali. Apa mereka tidak tahu kalau aku sedang tidur," gerutu Leora dengan mata yang masih terpejam.

Dengan berat hati, Leora mengubah posisinya menjadi telentang. Mengernyitkan dahi dan menajamkan telinganya, suara itu seperti benda-benda yang sengaja dibanting dan dibuang. Tapi siapa pelakunya?

"Hoaam, siapa yang ribut di bawah?" tanya Leora pada siapa pun, menguap lebar sambil meregangkan otot-ototnya.

Prankk...

Leora terlonjak kaget mendengar suara itu lagi, karena dia penasaran. Maka Leora memutuskan untuk mengecek ke lantai bawah, ia segera melompat dari tempat tidur dan pergi ke tempat asal suara itu, untuk memastikan siapa yang membuat keributan di pagi hari.

Saat berada di tangga paling atas, Leora membuka matanya lebar-lebar saat melihat rumahnya telah hancur dan berantakan. Ada tiga orang pria bersama ayahnya di sana, Leora menyipitkan matanya, melihat ayahnya dimarahi oleh salah satu dari mereka.

"Ayah!"

Tanpa membuang waktu, Leora segera menuruni tangga. Mempercepat langkah untuk menghampiri ayahnya yang sedang terjatuh di lantai.

"Ada apa ini, ayah?" tanya Leora ketika ia sudah berada di antara mereka.

"Leora! Kenapa kamu ada di sini?"

"Ayah, siapa mereka? Mengapa mereka menghancurkan rumah kita?" tanya Leora dengan cemas.

Pria yang tadinya memukuli ayah Leora tanpa henti, tiba-tiba menghentikan perbuatannya. Ia menoleh ke arah Leora dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah apa yang dipikirkan pria tua itu.

"Apakah dia anak Anda, Pak Prayoga?" tanya pria dengan setelan jas hitam dan dasi yang melingkar rapi di lehernya.

Pria yang kerap disapa dengan nama Bram itu, memandangi Leora dari atas sampai bawah. Seperti sedang meneliti sesuatu di tubuh Leora, dengan tatapan genit. Siapapun yang melihatnya akan bergidik, seperti yang Leora lakukan sekarang.

"Cantik sekali. Bibirnya terlihat manis," pikir Bram sambil terus menatap Leora.

Seorang pria yang merupakan seorang pengusaha sukses, seperti halnya Prayoga sebelum salah satu perusahaannya bangkrut. Beberapa waktu lalu, Prayoga terpaksa menggadaikan rumah mewahnya. Untuk menutupi semua hutang dan kerugian yang dialaminya, dan kini Bram datang untuk menagih hutang tersebut.

Mata Bram masih menatap Leora dari atas sampai bawah, hanya dengan baju tidur bermotif panda dan rambut yang berantakan. Mampu membuat sosok pria paruh baya terpesona pada Leora, kecantikannya yang alami tanpa filter dan rekayasa. Bram menghampiri Leora dengan senyum miring yang terukir di wajahnya.

"Pak Prayoga, bagaimana kalau kita janjian," lanjut Bram tersenyum pada Leora.

Sementara Leora yang menyadari Bram sedang menatapnya, hanya bisa bergidik ngeri di tempatnya. Ia ingin sekali memukul kepala lelaki tua itu.

"Apa yang kamu mau, Bram?" Tanya Prayoga sambil mengangkat alis, merasa ada yang tidak beres dengan tatapan Bram.

"Aku punya tawaran untukmu, aku bisa memberikan sertifikat rumahmu secara gratis. Asalkan..." jawab Bram.

Leora mengerutkan kening lalu berkata, "Asalkan apa?" tanyanya ketus sambil menatap Bram tanpa minat.

"Asalkan..."

Bram menutup perkataannya, dan terus berjalan mendekati Leora. Sementara Leora merasa tidak nyaman dengan tatapan Bram, ia perlahan-lahan mundur ketika langkah Bram terus mendekat.

"Jangan macam-macam dengan anakku Bram!" teriak Prayoga yang masih terduduk lemas sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat pukulan Bram tadi.

Namun percuma saja Bram tidak menggubrisnya, terus berjalan ke arah Leora. Sementara Leora bukanlah wanita pemberani, yang bisa melawan seorang pria.

Duk...

Punggung Leora membentur meja, dan ia tidak bisa mundur lagi. Sementara Bram berada tepat di depannya, Leora terus menatap Bram dengan tajam.

"Apa Om! Jangan mendekat!" Leora tiba-tiba mencoba mendorong Bram dan memukulnya, tapi dia tidak punya banyak tenaga.

"Perempuan manis tidak boleh kasar," kata Bram sambil menahan kedua tangan Leora yang hendak memukulnya.

Bram tersenyum miring, mendekatkan wajahnya ke wajah Leora, sementara Leora tidak bisa lari karena Bram mengunci gerakannya.

Entah mengapa Leora merasa takut dan jijik dengan pria tua di depannya ini, Leora menyadari bahwa Bram telah menatap bibirnya sejak lama. Hal itu membuatnya bergidik membayangkan hal-hal yang kotor, dia tidak ingin pria tua itu menyentuhnya.

Ketika wajah Bram berada tepat di depan Leora, dia memalingkan wajahnya ke arah telinga Leora. Membisikkan sesuatu di sana.

"Asal kamu mau jadi istri ketiga ku," kata Bram dengan polosnya, lebih mirip perintah. Sementara tangannya tak bisa diam, tiba-tiba meremas pantat Leora.

'Sial! Orang tua ini sangat menjijikkan!' Pikir Leora saat dia merasakan tangan yang kuat meremas pantatnya. Ini adalah pertama kalinya ada orang yang bertindak kurang ajar terhadapnya, apalagi seorang pria tua yang tidak tahu diri dan bahkan seumuran dengan ayahnya. Leora ingin membunuh pria itu.

Leora dan Prayoga sama-sama membelalakkan mata, Leora yang tidak terima dengan perkataan maupun tindakan Bram yang menurutnya tidak senonoh. Tiba-tiba menampar pipi pria paruh baya di depannya. Entah dari mana ia berani menendang kemaluan Bram, hingga membuat Bram terjatuh dan mengerang kesakitan.

Plak...

Bughh...

"Beraninya kau menyentuhku! Aku tidak mau menikah atau bahkan menjadi istri ke tiga mu. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya. Jangan harap pria kotor seperti kamu bisa mendapatkan ku!" Leora menghardik dengan nada tinggi, dalam hatinya ia sudah melafalkan kutukan untuk si tua bangka di depannya.

'Dasar orang tua yang tidak tahu diri!' Pikir Leora dengan marah.

"Benar, saya lebih baik kehilangan rumah dan semua harta benda saya. Daripada anakku harus menikah denganmu," kata Prayoga, mendukung perkataan anak tunggalnya. Dengan susah payah ia menghampiri Leora.

Bram yang sudah tersulut emosi memelototi mereka berdua. Rahangnya kini mengeras, nafasnya memburu seakan ingin menerkam siapa saja yang ada di depannya. Tak terasa tangannya mengepal erat.

Bughh...

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 Menguji kesabaran   05-04 23:35
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY