gh
dari sini sekarang juga!" teriak Bram sambil
terjatuh dan tersungkur di lantai. Saat itu juga
ra. Ia sangat khawatir melihat ayahnya terjatuh sambil memega
a Leora panik sambil meme
ru tersenyum melihat
sampai sore ini, untuk pergi dari rumah ini!" bentak Bram
tikan kau akan menjadi milikku!" lanjutnya sambil memelototi Leora, lalu berbalik dan
n saat itu hanyalah ayahnya. "Ayah, bangun," teriak Le
, Leora segera meminta Ujang selaku tukang kebun di rum
epat kemari!" ter
Ujang yang panik melihat majikanny
nya. Sekarang bantu saya
duk di sofa, sementara Leora memesan tak
aset Prayoga sebagai miliknya. Dan meninggalkan Prayoga setelah semua aset berhasil dikuasai, hanya menyisakan satu peru
san Leora tiba. Leora dan Ujang segera m
yang tak jauh dari rumahnya. Petugas dan perawa
baik-baik saja, ia hanya memiliki Prayoga. Leora sangat menyayangi ayahnya, ia
mata. Bahunya berguncang menahan isak tangis, kini hidupnya telah hancur.
a? Mengapa masalah selalu datang, Tuhan?" Leora menutup wajahnya dengan ked
ang dokter dengan jas putihnya, Leora tiba-tiba bangkit dari tempat dudukny
aya dok?" tanya Leora den
oroner. Oleh karena itu harus dioperasi secepatnya, kalau t
u berkata, "Kalau tidak, bagaimana dok?"
apas sejenak, lal
awanya kapan saja," jawab dokter sam
a d
ermisi. Ia sangat bingung apa yang harus dilakukannya, keluarganya baru saja mengalami kebang
itu, ayahnya adalah satu-satunya yang ia miliki di dunia ini. Jika
t Leora dengan suara parau, menyeka air matanya pe
klah kalau begitu, saya permisi dulu," kata
a membasahi pipinya, hatinya perih melihat ayahnya terbaring lemas tak berdaya di atas bangku. Dengan oksigen menempel di hidung dan mulutnya, selang infus t
skan air mata, Leora menutup mulutnya agar isak tangisnya tidak meng
tidak mau ayah pergi, aku tidak mau sendirian," kata Leora sambil mencium punggung
niat mencari pekerjaan agar ayahnya bisa segera dioperasi. Meskipun
menatap Prayoga sejenak. La
li, ayah. Apapun akan aku lakukan untukmu," kata Leora lirih sambil me