Unduh Aplikasi panas
Beranda / Likantrof / The Werewolf's Soulmate
The Werewolf's Soulmate

The Werewolf's Soulmate

5.0
2 Bab
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Genevieve Reed Hidupku penuh kebahagiaan. Lulus dari universitas dengan cemerlang, dan mendapatkan lisensinya sebagai dokter hewan di usia relatif muda. Aku adalah gadis yang akan dibanggakan oleh orang tuaku. Sampai hari yang mengerikan itu datang. Penculikan itu terjadi selama satu minggu yang mengerikan. Siksaan dan rasa sakit yang tak tertahankan dari para pemburu yang mencari seorang Serigala. Ya. Seorang. Karena begitu menyadari siapa yang dia cari adalah seorang Manusia Serigala yang kemudian memerangkapku ke dalam dunianya. Easton Kane Takdirku telah digariskan. Aku akan menjadi pemimpin kawanan dan menjadi pelindung untuk mereka. Aku tak pernah berpikir hidupku akan berbeda, sampai akhirnya aku bertemu dengan Genevieve Reed. Dokter Hewan yang menolongku. Belahan Jiwa yang tak pernah kupikir akan kutemukan. Begitu aku ingin menjemputnya, pemburu sialan itu telah membawanya jauh dariku. Begitu mendapatkannya kembali, aku takkan membiarkannya lepas dari genggamanku.

Bab 1 Genevieve Reed

Ini sakit.

Aku tidak tahan lagi. Aku ingin menyerah. Ini terlalu menyakitkan.

Sebuah tendangan kembali melayang ke kepalaku, tetapi aku segera menangkisnya dengan tanganku. Aku mengerang karena rasa sakit yang tak tertahankan ketika tanganku yang retak kembali berhadapan dengan kakinya.

"Berhenti!" gumamku diantara rasa sakit dan kelelahan. "Kumohon."

Namun mereka tidak berhenti. Mereka tidak akan menghentikan penyiksaan ini. Mereka membutuhkan sesuatu darimu, sesuatu yang tak kumiliki. Sayangnya, kenyataan tidak akan memuaskan mereka. Mereka akan selalu berpikir aku menyembunyikan apa yang mereka inginkan.

Aku perlahan berdiri. Tubuhku terlalu lemah untuk melawan. Aku tahu itu. Namun, aku takkan mati tanpa perlawanan.

Hal itu membuat salah satu penyerangku geram. "Kau gadis keras kepala sialan." Dia menendangku sekali lagi, dan untuk yang kesekian kalinya, aku terlempar ke lantai. Rasa sakit itu kembali membuatku kesulitan bernapas. Lelaki itu kembali menarik rambutku. "Beritahu aku dimana dia?"

"Aku tidak tahu," kataku dengan terengah-engah. "Aku benar-benar tidak tahu."

Lelaki itu menendangku lagi. "Sial.

Pintu ruangan gelap itu kembali terbuka. Rekannya kembali entah dari mana dengan roti di tangannya. "Dia belum mengatakan apa pun?"

Lelaki pertama melepaskan rambutku. "Wanita sialan ini tidak mau buka mulut." Dia mendesis dan menamparku sekali lagi. Aku terhuyung ke lantai. Dia menginjak punggungku. "Kalau kau tidak mengatakan apa pun, aku bersumpah kau akan–"

"Relaks, Liu." Lelaki kedua itu menarik Liu, dan berjongkok di depanku. "Kita tidak ingin dia mati. Tapi, sebaiknya kau segera memikirkan kembali keputusanmu untuk menyembunyikan keberadaan Serigala itu." Aku berusaha bangkit, tetapi lelaki itu meraih leherku dan menekanku untuk tetap berbaring ke tanah. Mata lelaki itu berkilat dengan penuh amarah. Satu-satunya yang terlintas di kepalaku saat itu adalah BAHAYA. Aku segera menggeliat. "Aku tidak punya banyak waktu, Gadis Kecil. Kau sebaiknya memikirkan kembali keputusanmu sebelum aku membunuhmu."

Ini keterlaluan.

Aku tidak bisa bernapas. Keberadaannya seolah menarik udara dari paru-paruku, dan aku tidak bisa bernapas. Tolong. Kumohon. Siapa pun tolong aku.

Aku meraih tangannya. Berusaha untuk menariknya menjauh dariku, mencakarnya, memukulnya, apa pun, tetapi aku terlalu lemah untuk membuatnya bergeming. Mataku berair, tetapi aku berusaha untuk tetap fokus. Rasanya begitu sulit untuk fokus ketika dia berusaha membunuhku.

"Lan, kau hampir membunuhnya." Liu berkata.

Lan hanya tersenyum dan melepaskanku seolah dia tidak baru saja berusaha mencekikku sampai mati. Dia meletakkan sepotong roti dan sebotol air di sebelahku.

"Minum," perintahnya.

Liu hanya memicingkan mata dan meninggalkan ruangan.

Aku berusaha untuk bangkit dan melakukan apa yang dia perintahkan. Tanganku yang memegang botol gemetar.

Lan menatapku dengan kedua matanya yang tajam. Dia memperhatikan seluruh gerak-gerikku dengan teliti, seolah dia takkan melewatkan sedikitpun gerakan yang kulakukan.

"Kau seharusnya menjawab pertanyaannya, Gadis Kecil. Tidak ada untungnya melindungi serigala-serigala itu. Kami tidak ingin menyiksa manusia, tetapi kau tidak memberikan kami pilihan."

Apa itu adalah teknik manipulasinya yang lain untuk membuatku berbicara? Tetapi, Lan keliru, aku benar-benar tidak tahu apa-apa.

"Aku ... tidak ... tahu," kataku terbata-bata. Leherku sakit sekali karena cekikannya. Aku yakin cetakan tangannya timbul di leherku.

Lan menghela napas. "Kenapa kau begitu melindunginya?"

Aku menggeleng putus asa. "Aku benar-benar... tidak tahu."

Lan memiringkan kepala. Tangannya meraih rahangku dan aku menutup mata. Takut dia akan mencekikku lagi.

"Lihat aku! Katakan padaku bahwa kau benar-benar tidak tahu."

Napasku tercekat. Namun, aku memaksakan diri untuk membuka mata dan menatapnya. "Aku tidak tahu apa-apa."

Lan terdiam selama beberapa detik sebelum dia mengumpat. Lelaki itu bangkit dan menyugar rambutnya. "Lantas bagaimana bisa baunya ada padamu?"

"Bau?"

"Katakan padaku, Little Girl. Apa kau bertemu dengan anjing besar atau serigala?"

Aku bersandar pada dinding yang lembab. "Aku adalah dokter hewan. Tentu saja aku bertemu dengan banyak hewan besar, termasuk anjing. Namun, beberapa hari yang lalu seseorang membawa seekor anjing yang tertembak. Aku tidak yakin apa jenis anjing itu, karena orang yang membawanya begitu terburu-buru. Dia hanya memintaku mengeluarkan peluru dari tubuh anjing itu dan dia membawanya pergi setelah memberiku segepok uang. Hanya itu yang kutahu. Sungguh."

Lan terdiam cukup lama. Sepertinya berharap bisa menemukan kebohongan dari penjelasanku. Namun, aku tidak berbohong. "Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal?"

"Rekanmu, Liu, tidak mempercayaiku. Aku sudah menjelaskannya."

"Kau bilang dia ditembak, huh?" Dia mengeluarkan pistol dan aku terperanjat. Berusaha untuk merangkak menjauh darinya. "Relaks. Aku tidak akan membunuhmu sekarang." Dia mengeluarkan pelurunya. Berbeda dengan peluru lain yang pernah kulihat, pelurunya memiliki warna putih bersih seperti silver. "Apa pelurunya seperti ini?"

Aku mengangguk perlahan.

"Tidak heran kau memiliki baunya." Lan menatapku dari atas ke bawah, kemudian menghela napas. "Kau kelihatannya memang sial, Little Girl."

"Apa?"

Lan tidak menjawab. Berbeda dengan Liu, dia hanya memperhatikan dari jauh.

Mereka menculikku dari rumahku sejak tiga hari yang lalu. Liu menyiksaku selama tiga hari sambil menanyakan pertanyaan yang sama. 'Dimana serigala itu?' Sebuah pertanyaan yang sudah kujawab ratusan kali. Aku tidak tahu. Liu akan terus berusaha memeras jawaban yang dia inginkan keluar dariku. Sementara itu, Lan hanya akan melihat, memperhatikan, dan begitu dia melakukan, dia mematikan.

Aku jauh lebih takut padanya daripada Liu.

"Apa sebenarnya yang kalian cari?"

Lan kembali fokus padaku. Dia menatapku dalam diam sejenak sebelum berjongkok di depanku. Tangannya menyingkap rambutku dan meletakkannya ke belakang telingaku.

"Kau benar-benar tidak tahu, ya?"

Aku menggeleng. "Serigala apa yang kau maksud? Kenapa kau begitu keras kepala?"

Lan tidak menjawab. Matanya hanya berfokus pada tubuhku. Kemudian dengan perlahan dia mengecek luka-lukaku.

"Kau akan perlu ke dokter," katanya seolah dia bukan orang yang menyiksaku sejak awal. "Aku harus mengkonfirmasi pernyataanmu, Little Girl. Beri tahu aku nama lengkapmu."

"Genevieve Reed."

"Genevieve Reed. Tentu. Aku akan mencari tahu tentang apa yang kau katakan, Little Girl. Namun, jika kau berbohong, kau akan tahu akibatnya."

Aku meneguk ludah gugup dan mengangguk.

"Beristirahatlah. Aku akan mengambil kotak obat dan membersihkan lukamu. Makanlah roti itu dulu, aku akan membawakan makanan untukmu."

Lan kembali beberapa menit kemudian dengan kotak obat yang dia janjikan. Aku terlalu takut untuk mempertanyakan segala hal. Jadi, aku hanya berfokus pada kelembutan sentuhannya. Dia benar-benar berbeda dengan apa yang dia tunjukkan padaku selama tiga hari terakhir.

Mungkin dia memang percaya padaku. Mungkin kebaikannya adalah bagian dari teknik interogasinya. Namun, apa pun itu, aku bersyukur dia mau mengobati lukaku. Aku mungkin dokter hewan, tetapi aku juga memiliki sedikit pengetahuan untuk luka manusia. Kalau saja dia tidak mengobati dan membersihkan lukaku, aku bisa mengalami infeksi dan semuanya akan menjadi lebih runyam.

"Ketika kami mengkonfirmasikan apa yang kau ucapkan, aku akan mengembalikanmu, Little Girl. Namun, dengan satu syarat, kau tidak akan memberitahu apa pun tentang kami. Lagipula, mereka tidak akan bisa menemukan kami."

Tanganku mengepal erat. Siapa sebenarnya orang-orang ini?

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 2 Genevieve Reed   05-04 08:01
img
1 Bab 1 Genevieve Reed
03/05/2025
2 Bab 2 Genevieve Reed
04/05/2025
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY