/0/3642/coverbig.jpg?v=cc050d64012014a6e78df5ec921939c7)
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
"Dicukupin, Bun." Mario memberikan bukti transfer uang gajinya kepada Dona - Istrinya - yang selalu mengangguk dan tersenyum mendapat uang masuk setiap bulannya.
"Ok, Yah," ia mengambil ponsel miliknya dan mengecek melalui m-banking.
"Kacau, Bun. Nggak ada naik gaji tahun ini!"
"Nggak pa-pa, sabar, yang penting uang sekolah anak-anak bisa kebayar, 'kan?" Dona beranjak menyiapkan makan malam suaminya.
Ketiga anaknya sibuk di kamar masing-masing, yang tertua bernama Sakura, yang kedua Dimas dan yang ketiga Akasia.
Anak pertama dan terakhir punya nama pohon. Terdengar aneh, tapi punya arti bagus. Dona yang ngotot memberi nama itu. Suaminya ambil andil saat kelahiran Dimas. Akasia paling kecil, sekolah dasar kelas dua beranjak kelas tiga, yang tertua enam belas mau tujuh belas tahun, yang kedua lima belas tahun. Semua lahir secara normal dan bukan di rumah sakit. Tapi di bidan. Bidan turun temurun keluarga Dona alias ibundanya sendiri. Nenek dari ketiga putra putrinya. Selain Gratis, Dona juga mendapat fasilitas mewah di klinik milik ibundanya itu. Jelas, dong.
"Masak apa kamu, Bun?" tanya Mario saat menuju ke meja makan.
"Ayam penyet, Yah. Anak-anak udah makan kok, aku juga udah."
"Bener kamu udah?" tatapan Mario penuh telisik. Dona mengangguk sambil tersenyum.
Flashback dua jam sebelum.
"Punya Akas itu ayam pahanya, Abang ...!" rengek Akasia kepada Dimas yang tak sengaja mengambil ayam bagian paha bawah. Dimas memindahkan ayam itu ke atas piring Akas. Ia mengganti dengan mengambil ayam bagian paha atas.
"Kalau Abang makan ini, boleh?" tunjuk Dimas ke ayam yang sudah ia pegang. Akasia mengangguk. Dimas melirik ke piring kakak perempuannya.
"Diet lo. Makan nasi segitu, sama sayur doang. Udah kurus juga!" tegur Dimas sewot.
"Berisik!" jawab Sakura cuek.
Dona membawa satu mangkuk sop sayur dan ia letakan di tengah meja makan.
"Sayurnya di makan, yes ...." ucap Dona. Sakura mengambil sendok dan memasukan tiga sendok makan sop sayur itu ke piringnya. Berganti Dimas dan terakhir Akasia yang cuma mau makan wortel dan kuah saja.
"Bunda nggak makan?" tanya Sakura.
"Udah tadi. Makan ya kalian. Terus kerjain PRnya, ada 'kan?" Dona menatap satu persatu anak-anaknya. Dua anaknya mengangguk, kecuali si bungsu yang diam.
"Akas," tanya Dona.
"Udah selesai, Bun. Tadi dikerjain pas Bunda lagi ke rumah depan," jawab Akasia. Dona terkekeh dan mengusap rambut putra kecilnya itu.
Dona tersenyum melihat ketiga anaknya makan dengan lahap. Ia melirik ke satu potong ayam bagian dada yang besar. Hanya itu yang tersisa. Ia meneguk ludah dan menyingkirkan piring berisi ayam.
"Ini buat Ayah ya, kalian udah, 'kan?" Dona beranjak dan memasukan piring berisi ayam ke dalam lemari penyimpan makanan. Anak-anaknya mengangguk. Tak lama Akasia menyandarkan punggungnya. Ia melirik ke Dona.
"Kenyang?" tanya Dona sambil menyodorkan gelas berisi air putih untuk Akasia.
"Habisin Akas!" tegur Sakura. Akasia menggeleng.
"Udah ... Bunda aja yang habisin nanti." Dona tersenyum. Akasia beranjak untuk mencuci tangan. Sementara Dona menunggu kedua anaknya yang lain selesai makan.
"Sayur sopnya udah, nih?" lirik Dona. Dimas dan Sakura mengangguk.
"Oke. Buat bunda juga, ya." Dona menggeser mangkuk sop sayur yang hanya tersisa beberapa potongan wortel.
"Kita ke kamar ya, Bun .... " Dimas memeluk leher Dona lalu berganti Sakura yang juga memeluk bundanya itu.
"Oke. PR kerjain ya!" Dona kembali mengingatkan.
"Ya ...." jawab Sakura santai. Dona menatap piring bekas makan Sakura dan Dimas. Ia terkekeh. Dimas mirip dirinya, makan tak bersisa dan rapi. Hanya tulang ayam yang tak mungkin di telan. Sedangkan Sakura mirip suaminya, suka menyisakan makanan.
"Hajarrr ...." lirih Dona sambil memakan sisa makanan anak-anaknya.
Flash back end.
Dona duduk menatap suaminya yang makan dengan lahap juga. Setelah selesai, ia mencuci piring dan mengelap meja makan. Ia berjalan ke kulkas dan menyiapkan bahan makanan untuk esok sarapan pagi.
***
Dona membaca grup sekolah anak terakhir. Kehebohan terjadi karena membahas study tour. Hasil keputusan sekolah, mereka akan berkunjung ke taman binatang terbesar di puncak. Dan masing-masing anak membayar tujuh ratus enam puluh lima ribu. Belum dengan pendamping.
Keributan di grup kembali terjadi karena membahas tentang seragam anak dan pendamping juga. Jika Dona mentotal semuanya berjumlah satu juta dua ratus sekian ... sekian ... sekian.
Ia melihat tanggal terakhir pembayaran jika Akasia harus ikut. Dua bulan lagi. Dona lalu menghitung pengeluaran keluarganya dalam sebulan. Ia mendengkus. Tak ada sisa untuk ditabung khusus uang kegiatan Akasia. Ia melirik suaminya yang sudah tidur pulas. Jam menunjukan pukul sebelas malam.
Kamarnya di ketuk. Dona berjalan dan membuka pintu. Tampak Sakura berdiri dengan wajah cemberut.
"Lho, Kakak kok belum tidur?" Dona menatap Sakura lekat.
"Bunda, aku boleh minta uang jajan lebih nggak buat besok?"
"Berapa?"
"Seratus lima puluh ribu?"
"Eeehhh ...," Dona mengusap tengkuknya. "Buat apa cantik?" lanjut Dona.
"Mau nonton sama temen-temen. Besok kan jumat, mau nonton yang jam tiga sore," jawab Sakura.
"Emang berapa harga tiketnya, bukannya cuma empat puluh ribu?" Dona mencecar dengan cara halus.
"Iya. Tapi Kakak mau ada pegangan lebih Bun, takut temen ngajak jalan lagi atau jajan-jajan. Bisa nggak?" Sakura merengek. Pipinya gembung menunggu jawaban bundanya.
"Seratus ribu cukup?" Dona bernegosiasi.
"Yah Bundaaa .... " Sakura menunduk.
"Hmh ... yaudah, besok pagi ya, sekarang tidur."
"Iya. Makasih Bunda," Sakura berjalan kembali ke kamarnya. Dona menutup pintu. Ia berjalan ke lemari pakaiannya dan membuka dompet bermotif bunga.
Dompet itu khusus ia isi dengan uang untuk kesehatan. Karena mereka tak pakai asuransi jika sakit. Jadi Dona selalu menyisihkan uang setiap bulannya.
***
Pagi menjelang. Dona sudah sibuk di dapur. Ia membuat nasi kuning, kering tempe dan telur dadar yang ia iris tipis.
Suami dan ketiga anaknya menatap Dona.
"Why oh why, sayangku semua?" Dona tersenyum.
"Nasi kuning lagi, Bun? Udah empat hari berturut-turut, lho," tegur Mario.
"Makan aja Ayah. Bersyukur masih bisa sarapan," celetuk Dimas yang beranjak mengambil piring untuk ia dan Akasia. Dimas juga mengambilkan nasi kuning untuk Akas.
"Makan yang cepet, Kas, Abang ada piket pagi." Dimas mengambilkan lauk juga. Dimas dan akan berangkat bersama, dimas selalu mengantar hingga masuk ke kelas. Mereka berjalan kaki karena sekolah Akasia masih di dalam komplek. Setelahnya, baru Dimas berangkat bersama Fadil, teman sekelas sekaligus sahabat sejak kelas dua SMP.
"Bunda nggak sarapan?" tanya Sakura.
"Udah tadi. Nih, lagi ngeteh santai," sahut Dona. Padahal, ia belum sarapan. Seperti biasa, menunggu semua warganya makan dan berangkat beraktifitas, baru ia yang makan.
Dona memberikan uang permintaan Sakura. Putrinya itu tersenyum.
"Kak, Bunda dapat surat dari sekolah, besok rapatnya. Bunda boleh datang?" Sakura diam. Lalu menggeleng.
"Ayah aja ya, Bun. Rapat kenaikan kelas doang kok, Sakura masuk IPA, kemarin pengumumannya. Bunda nggak usah hadir."
"Kenapa? Bunda pingin lho, Kak lihat sekolah Kakak yang selesai renovasi, terakhir bunda ke sekolah kamu pas kamu kelas tiga SMP."
Sakura lagi-lagi diam.
"Ayah aja ya, Bunda, Bunda di rumah aja. Kakak berangkat ya, bye, Bunda!" Sakura mencium punggung tangan bunda dan menuju ke mobil temannya yang sudah menunggu di depan pagar rumah mereka.
Dimas dan Akasia pamit kemudian, terakhir, suaminya sambil melambaikan tangan dari dalam mobil.
Dona berjalan ke dalam rumah dan menatap hidangan yang berformasi seperti biasa. Ia menghabiskan sisa sarapan Sakura dan Mario. Sedangkan Akasia tumben menghabiskan sarapannya.
'Sakura kenapa ya, masa Bundanya nggak boleh ke sekolah.'
Dona berpikir sendiri. Ia akan coba mencari tau jawabannya pelan-pelan.
Bersambung,
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
Seorang Chef juga model seksi terkenal bernama Drew mendadak menjadi dekat dengan Jena mantan food vlogger dan pemilik kafe di New York, setelah Jena mengomentari penataan makanan Drew yang bagi Jena buruk. Perlahan mereka saling tertarik namun, keterlibatan beberapa orang menjadi penghalangnya hingga membuat Drew pergi setelah Jena menyerahkan mahkotanya dan membuyarkan rencana pernikahan di depan mata. Mampukah mereka meluruskan kesalah pahaman dan kembali bersatu setelah Drew perlahan sadar akan kesalahannya?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.