Bagaimana jadinya jika istri yang terlihat tidak menarik di mata suaminya tapi menjadi rebutan para lelaki? Sanggupkah Willia untuk setia? Ikuti terus kelanjutannya ...
Bagaimana jadinya jika istri yang terlihat tidak menarik di mata suaminya tapi menjadi rebutan para lelaki? Sanggupkah Willia untuk setia? Ikuti terus kelanjutannya ...
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN
BAB 1
"Ma, cepat sedikit dandannya!" teriak Yusuf dari luar kamar, ia sudah bosan menunggu istrinya dari tadi masih belum selesai merias diri. Yusuf paling tidak suka jika harus disuruh menunggu. Suara derap langkah kaki membuat Yusuf langsung menoleh, ia menatap istrinya itu dengan lekat dari ujung ke ujung.
"Ya ampun ... kamu lama di kamar cuma gini doang?" tanya Yusuf.
Wanita itu menatap tampilan dirinya sendiri dan merasa tidak ada yang salah, ia memakai dress berwarna peach yang terlihat sederhana tapi elegan tak lupa jilbab yang ia kenakan dengan warna senada.
Wajahnya hanya di poles dengan bedak tipis dan lipstik warna bibir membuat tampilannya terlihat natural tapi tetap menawan, matanya yang bulat dan bersinar tidak perlu memakai softlens, bulu mata yang lentik alami menambah kecantikan wanita itu. Karena dasarnya wanita itu memang cantik meskipun tanpa makeup.
"Ya udah, ayo! Kelamaan kalau kamu dandan lagi," seru Yusuf sembari berjalan keluar.
Malam ini mereka akan menghadiri acara pernikahan rekan kerja Yusuf. Kedua putri kembar mereka dititipkan sementara di rumah ibunya Willia. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke tempat tujuan. Acara pernikahan itu diadakan di ballroom hotel bintang lima yang tidak jauh dari kediaman Yusuf dan Willia. Banyak pasang mata yang tertuju pada pasangan itu saat memasuki ballroom. Siapa yang tidak mengenal Yusuf, ia adalah seorang pengusaha kayu dari Kalimantan. Banyak investor yang bekerja sama dengan lelaki itu dari dalam maupun luar negeri.
"Kamu sih, gak dandan dulu. Lihat mereka lihatin kita sampai segitunya," bisik Yusuf pada istrinya.
Mereka, tepatnya kaum adam melihat sosok Wilia sambil berbisik-bisik membuat Yusuf menjadi risih. Sedangkan Wilia hanya bersikap biasa saja, karena ia pikir dirinya tidak mengenal orang-orang itu.
"Udahlah, Pa. Biarin aja mereka," balas Wilia.
Yusuf membawa istrinya itu ke tempat yang sudah di siapkan untuk dirinya dan sang istri.
"Pak Yusuf, bagaimana kabarnya? Sekian lama baru kita bertemu lagi, ya," seru seorang lelaki bertubuh tambun sambil menjabat tangan Yusuf.
"Alhamdulillah ... baik, Pak Broto," balas Yusuf dan menyambut uluran tangan lelaki berkepala plontos itu.
"Ternyata benar kata orang-orang, istri Pak Yusuf ini memang benar-benar cantik," puji Pak Broto sambil menatap Willia dengan lekat membuat wanita itu menjadi risih.
"Pak Broto, bisa aja," seru Yusuf dengan tawa yang dipaksakan.
Rekan kerja Yusuf yang lain ikut menyapa lelaki itu dan juga istrinya. Karena hampir semua rekan kerjanya itu laki-laki, Yusuf kini merasa risih karena saat mereka berbicara dengan Yusuf mata mereka malah menatap Willia yang duduk di sebelahnya.
"Istri Pak Yusuf cantik sekali, ya." Pujian itu banyak terlontar dari rekan kerjanya, membuat Yusuf tidak tahan jika berlama-lama di tempat itu.
Yusuf mengajak Wilia pulang sebelum pesta inti di mulai. Ia tidak suka jika istrinya sudah menjadi bahan omongan orang.
"Kamu kenapa sih, Pa. Kok kayak kesel gitu?" tanya Willia yang ikut mendudukan dirinya di samping sang suami.
"Kamu gak lihat, mereka tadi tuh. Pake muji kamu segala, orang jelas-jelas kamu gak dandan kok. Itu namanya menghina di balik pujian."
Di telinga Yusuf pujian mereka itu adalah sebuah hinaan. Seharusnya ia menyewa MUA untuk istrinya itu sebelum ke pesta, agar semua rekan kerjanya tidak mengolok-olok dirinya seperti ini. Lelaki itu tidak sadar jika semua orang di sana memang benar-benar memuji kecantikan alami yang dimiliki Willia. Memang sekarang banyak wanita yang berlomba-lomba mempercantik diri dengan makeup tapi tidak dengan Willia yang tetap mempertahankan kecantikannya yang natural.
"Kamu sih pake gak dandan segala. Lihat cewek-cewek di sana tadi, pake makeup, bibirnya merah pipinya merona," lanjutnya.
"Jadi kamu malu punya istri kaya aku, Pa?"
"Bukan gitu, Mama Sayang," rayu Yusuf.
Mata wanita itu kini berkaca-kaca, Willia sangat sensitif jika ada sedikit saja yang membuatnya tersinggung.
"Malam ini, Papa tidur di luar!" teriak Wilia lalu berlari ke dalam kamarnya, tak lupa ia mengunci pintu agar suaminya tidak masuk.
"Apa aku salah ngomong?" tanya Yusuf pada dirinya sendiri sembari mengacak rambutnya frustasi. Ia bangkit dengan malas dan mengetuk pintu kamarnya.
"Sayang ... buka dong pintunya. Masa tega biarin Papa tidur sendiri," seru Yusuf.
Tidak ada jawaban, ia hanya mendengar gemericik air dari kamar mandi dalam kamarnya. Wanita itu pasti sedang mandi. Dengan langkah gontai ia menuju kamar anaknya. Terpaksa malam ini ia tidur ditemani dinginnya malam.
***
Sinar mentari itu langsung menyinari kamar yang tadinya gelap gulita saat gorden itu terbuka lebar. Sang penghuni kamar yang merasa terganggu langsung menutup wajahnya dengan bantal.
"Pa ... ini udah jam tujuh, loh. Papa belum shalat subuh, ya?"
Willia mengguncang tubuh suaminya itu yang masih terbuai dunia mimpi. Wanita itu menarik nafas panjang saat melihat sepatu yang masih menempel di kaki sang suami.
"Ih ... jorok banget, masa tidur pake sepatu, jelas ini kalau tadi malem gak mandi," gerutu Willia. Ia mengambil paksa bantal yang menutup wajah suaminya, tangan lentiknya menjepit hidung yang mengeluarkan suara dengkuran dengan keras. Mata itu sontak terbuka lebar saat tak ada pasokan oksigen yang ia rasakan.
"Mama, apa-apaan sih," gerutu Yusuf dengan matanya yang masih mengantuk.
"Mimi, ipi-ipiin sih," seru Wilia sambil mengikuti gaya bicara sang suami.
"Bangun! Papa belum shalat subuh. Gak malu sama ayam, ayam aja udah berkokok dari tadi subuh," lanjut Willia sambil berkacak pinggang.
"Suami yang gantengnya gak ketulungan gini kok disamain sama ayam," gumam Yusuf sambil berjalan ke kamar mandi.
Sedangkan Wilia membereskan tempat tidur yang tadi dipakai suaminya sebelum kembali bertempur di dapur.
"Assalamu'alaikum ...." Suara si kembar berteriak dengan kompak membuat Willia sontak berlari kecil ke arah sumber suara.
"Wa'alaikumsalam, cantik-cantiknya Mama udah pulang," sambut Willia lalu memeluk kedua putri kecilnya itu. Ibunya Wilia menyusul dengan menenteng tas berisi pakaian si kembar.
"Mama langsung pulang ya, Wil. Nanti siang di rumah ada arisan soalnya," jelas Ibunya Willia.
Willia mencium tangan sang ibu, sebelum wanita yang telah melahirkannya itu pamit. Willia meninggalkan kedua putrinya itu yang kini tengah menonton kartun. Ia berjalan ke dapur untuk memeriksa masakan yang tadi sempat ia tinggalkan.
"Ma, Papa berangkat sekarang, ya," teriak Yusuf dari ruang tengah.
"Tunggu bentar!"
Willia dengan cekatan memasukkan makanan yang sudah siap itu ke dalam kotak makan. Tak lupa ia menyambar tempat minum berwarna pink yang sudah disiapkan. Wilia memang selalu siap sedia, karena suaminya sering tidak sempat sarapan. Tidak ingin suaminya jajan di luar, ia sengaja membawakan makanan rumahan untuk lelaki itu.
"Kayak anak TK aja," gumam Yusuf saat melihat istrinya berjalan dari dapur sembari membawa bekal untuknya.
"Papa ngomong, apa?"
"Nggak kok. Mama udah gak marah lagi, kan?" tanyanya sambil tersenyum mencoba membuat istrinya itu luluh. Istrinya tidak menjawab, wanita itu melangkah maju lalu mencium tangan suaminya.
"Hati-hati di jalan," pesannya dengan senyum yang dipaksakan. Yusuf tahu jika istrinya masih marah. Tidak ingin menguras emosi wanita itu, Yusuf beralih mencium kedua putrinya sebelum pergi.
Willia berjalan ke arah kamarnya, ia sudah menduga handuk bekas mandi suaminya itu pasti bersarang di ranjang.
"Kebiasaan," gumamnya sambil meraih handuk itu, netranya menyipit saat melihat meja riasnya kini kosong. Tidak ada satupun skincare yang biasa tertata rapi di sana. Kemana perginya benda-benda keramat miliknya itu.
"Papaaa ...."
Bersambung ....
Mayra dan Ardi kecewa saat mengetahui Nathan–anak mereka yang lugu–telah menghamili seorang perempuan saat masih berada di bangku sekolah menengah atas. Mayra dan Ardi merasa menjadi orangtua yang gagal untuk Nathan.
Pernikahan yang sudah dipertahankan selama lima tahun harus berakhir karena orang ketiga. Alia merasa dunianya hancur saat tiba-tiba Farhan menghubunginya dan meminta cerai. Kesetiaan dan kesabaran Alia menanti suaminya pulang dari tanah rantau dibalas dengan pengkhianatan dan luka yang sangat dalam. Alia mencoba bangkit dari keterpurukannya, berbagai hal ia lakukan untuk bisa melupakan luka yang dirasakan. Takdir baik menghampiri Alia saat usahanya untuk bangkit dimulai. Setelah bisa melupakan Farhan sedikit demi sedikit, lelaki itu malah muncul dan menawarkan kenyamanan, merayu Alia untuk kembali bersama. Akankah Alia bertahan dengan kesendirian atau goyah karena sang mantan?
Kanaya seorang wanita mandiri yang melawan kejamnya dunia seorang diri setelah kedua orangtuanya meninggal. Ia tidak mengenal keluarga besar orangtuanya karena kedua orangtuanya menikah tanpa restu karena beda kepercayaan. Bekerja sebagai seorang asisten CEO dan menikah dengan seorang lelaki tampan bernama Lukman. Kebahagiaan pernikahan Kanaya dan Lukman belum sempurna karena di tahun keempat mereka menikah belum juga memiliki anak. Kanaya yang sangat percaya pada suaminya harus menelan pil pahit saat mengetahui Lukman menikah dengan wanita lain dan yang membuat Kanaya hancur ibu mertuanya juga mendukung pernikahan kedua Lukman. Sanggupkah Kanaya mempertahankan pernikahannya dengan Lukman?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY