uan Tertentu Mema
rda
Kopi Tiam, Du
wajah gadis Jawa dengan kulit gelap eksotik, tapi bagiku teramat menawan dan manis. Atau lebih tepatnya magis. Begitu turun di depan tempat yang telah disepakati oleh Mamaku dan Mama-nya cewek ini, aku langsung menyerahkan kunci mobilku pada petugas parkir valet. Seperti seorang remaja yang
yang ditumpanginya tadi. Entah, karena ini pertama kalinya aku bertatap raga dengannya lagi setelah sekian tahun atau lama kami tidak pernah bertemu, aku melihat tubuhnya terlihat lebih tinggi dari terakhir kalinya. Kemeja pink s
akinya melambat setelah mendapati lambaian tanganku, aku merasa cara dia
ng bernama Giordani Angga Rahar
, kolega, teman, atau bahkan keluarga. Tapi lain cerita, jika wajah yang sempat mencuri rasa penasaranku
dengan Mbak Andara ya? Sil
di depanku, "Maaf, sedikit terlambat. Men
. Santai saja, lagi sibuk banget y
m .., Lumayan."
keheningan sekian detik
amu pilih, apa yang kamu suka," ucapku m
muaskan keinginanku untuk lekat memandanginya lebih lama. Kuulas senyumku selebar mungkin sete
ani udah tahu kan alasan kita ke
au langsung nama saja boleh, umurku gak se
Gio, aku panggil nama s
mengerti. Kita bertemu karena agenda
er, jadi gimana pandanga
ranya? Batinku. "No clue sih, makanya aku
erubahan air mukanya yang seperti sengaja di-setting terlih
tentu saja," responku m
alitas demi menjaga wajah Mama yang terlanjur menyetujui pertemuan k
nya kita mengobrol mungkin sekitar sepuluh atau dua puluh menit saja, atau terlalu lama? Ap
nak wajahnya terlihat b
kesibukan Mbak Andara akhir
Mamamu, aku kini seorang pengangguran selepas re
. Isu yang mungkin sensitif baginya sekarang. Tangannya kini sibuk membantu waitress
fokus jadi freelance writer, nulis bidang apa kalau
tepatnya aku mencoba memulai menulis
pa dia terdengar sarka
kecuali horror sama thiller sadistik. Aku sedikit penakut sih emang," ter
ngetuk pelan choco lava yang kini terlihat lebih menarik minatnya ketimbang mengobrol denganku. Anehnya
u baca The Vegetarian-nya Han Kang yang menang penghargaa
apku, "Kamu juga baca buku itu? Udah baca buku kitchen rekomendasinya RM Nam
Milo sepupuku ngasih buku itu ke aku,
tu aku jadi banyak memahami arti kehilangan, kesep
tnya dengan tangan kanannya. Menyadari sikapnya yang ogah-ogahan sedari tadi lalu berubah ber
selera baca kita sepert
wajahnya, namun segera terganti dengan rona enggan ditambah rau
rah ke jenjang lebih serius. Karena seperti yang kita sama-sama tahu, umur kita bagi orang tua kita dan pandangan umum bisa di bilang
iya. Soal apa itu? Kamu
kan ambisiku untuk memulai lagi karir menulisku, dan aku bukan tipe wanita yang bisa mengkompromikan keinginanku hanya karna st
mbisius rupanya. Emm .., jangan salah! Elga dan pacarku sebelumnya memang gila barang mewah bermerek tapi mereka bukan tipikal wanita berotak kosong yang isinya hanya hura-hura. Aku terbiasa mendengar obrolan seputar fashi
gurus rumah, tinggal sewa jasa online atau sewa ART kalau perlu. Dan, masalah kepatuhan, aku terbiasa lihat Mamaku sering debat sama Papa dan Kakak Iparku sering adu argumen berbagai hal re
a cewek yang terampil di ranah privat semacam dapur, rumah, atau kamar, ba
k yang rewel soal makanan kalo itu masalah dapur, rumah pun, masalah kamar emang itu salah satu bagian dari pe
en-nya, aku pun akan menunjukkan jika aku tipikal cowok santai yang nggak membah
h tanggapan panjang lebarku barusan. Tapi kemudian dengan cepat Andar
asil akhir pertemuan ini, para Mama kita sepakat kita memberitahukannya via pesan pribadi setelah mendengar tanggapan kita sekembalia
ediakan waktunya untuk hadir di pertemuan ini, Mbak Anda
itan dan berbalik meninggalkan mejaku. Kulihat dari arah jendela kaca, langkahnya gegas menghampiri taksi yang kebe
m lagi, aku teramat yakin jika wujud Andara detik lalu hanyalah sebuah cangkang dan aku ingin menelusurinya lebih detail lagi. Tentang sosoknya yang belum kukenal sebelumnya, tenta
*