img (Bukan) Pernikahan Impian  /  Bab 9 Chapter 9 | 18.75%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Chapter 9

Jumlah Kata:1037    |    Dirilis Pada: 02/10/2024

a musik dari radio yang kebetulan sedang kuputar. Sesekali aku menoleh kearahnya, atau Dara menoleh ke arahku ata

ita pergi itu pun tak pernah hanya berdua jadi wajar saja jika

al seperti itu?" tanyan

" tanyaku balik sera

kembali menoleh kearahnya. Sebelum kembali mela

etulan terjebak situasi seperti tadi saja

sholla yang jelas-jelas ada pengurusnya?, bisa jadikan kalau mereka hanya memanfaatkan s

iku atau tidak yang jelas aku hanya ingin memberi sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta." Jelask

itu?, padahal belum tentu akan ada orang yang menyemir di tempatnya?, atau dia mengabaikan tatapan orang yang memandang rendah dirinya. Kamu tahu kenapa dia masih menjalani pekerjaannya?" Tanyaku setelah tadi aku menun

gak tahu kalau aku sering melihatnya memasukkan infaq ke masjid. Itu pula yang awalnya membuatku malu karena di bandingkan dengan rezeki yang kuperolah

n yang terlihat di luar." Ya aku tahu maksud dari kata-katanya, karena mema

u kembali. Aku mungkin bisa menebak jawabannya tapi aku ha

mati jalanan yang tampak lenggang karena memang saat ini masih masuk jam kerja, jadi jalanan tak begitu ramai seperti saat biasanya kita

h aku menempatkan posisi pada siapa aku berhadapan. Aku bisa bersikap baik atau jahat semua itu tergantung partnerku. Hahaha..." Ucapku se

an yang kembali kurasakan. Dara yang merasa terciduk telah

r di tengah-tengah kita hingga

sesaat sebelum ak

erlihat Dara ragu-ragu untuk berbicara. Telapak tangannya sesekali meremas tel

menatap tajam ke arahku. Masih jelas teringat kata-kata bunda yang ingin segera menimang cucu. Tentu saat itu kami saling pandang, merasa tak ada jawaban atas apa di minta oleh bunda. "Kami masih ingin fokus bekerja dulu bun. Aku juga perlu adaptasi dengan keluarga Alfan masih harus mendampingi Kania yang masih perlu kasih sayang dari kita berdua." Jawab Dara saat kami semua sedang menunggu jam terbang pesawat di kantin bandara. Kita memang lebih memi

rlu nunggu lama di depan tadi." Ucapnya sedikit kesal setelah aku mema

nakan. Merenggangkan kedua tanganku yang sedikit pegal karena pulang pergi

u aku. Atau kamu jangan – jangan kamu memang sengaja supaya aku nunggu la

ka. Sepertinya pernikahan kemarin cukup menguras tenagaku, memang tak besar

tapan mata wanita yang tengah tersenyum ke arahku. Kakiku refleks mendekat setelah tadi menutup pintu. Wanita tersebut j

tubuhku erat, kepalanya bahk

kamu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY