nya memandangi layar tersebut tanpa melakukan tugas-tugasku. Kubiarkan saja tugas-tugas tersebut tergeleta
mendapat teguran langsung dari atasan yang tak lain adalah Alfan, ya dan kalian ta
Kania, tapi ternyata aku salah. Karena pada malam dia
aku harap kamu bisa mempertimbangkannya.
dur pulas di kursi belakang. Kania mungkin kelelahan setelah dari sekolah ditambah acara makan di kafe yang
i Kania bahkan kalau boleh jujur aku sangat menyayanginya. Tapi haruskah karena aku sayang terhadap Kania berarti aku harus menikah dengan papanya. Haruskah aku mengorban kebahagiaanku demi kebahagiaan Kania, ah kurasa tidak. Memangnya siapa aku?, aku
as Arga berhasil membuyarkan lamunanku tadi. Aku segera bangun dari kursi, membungkukkan sedikit tubu
angkat bibir ke atas hingga berhasil
a merah yang tertata di atas meja kerjaku
h mengakibatkan map tersebut jatuh ke lantai den
n ceroboh seperti ini lagi ya." Ucap Mas
ena kami berdua harus menata ulang nomor halaman yang sudah berantakan
lanjutkan saja
saat sudah berada di tengah pintu hendak keluar ruangan. Jangan tanya bagaimana perasaanku, tentu aku merasa sa
ang berada di divisi yang sama dengannya, tentu tingkat jabatan dibawah-Nya. Jadi jan
***
bak bagaimana kabarnya?" Uc
atkan?" Tanyaku kepada orang yang jauh disana yang tak lain adalah bundaku. Wan
ladis juga kangen sama mbak." Aku hanya diam mendengarkan apapun yang akan di katakan bunda, aku memang sudah cukup lama tidak pulang ke ka
orang tuaku selalu mempertanyakan pasangan hidup, yang diriku tahu mereka tak ingin menyakiti hati anak-anaknya. Jadi mereka merasa khawatir jika aku akan di langkahi Gladis, mereka masih mempercayai jika sang kakak di langka
nuh permohonan. Meskipun aku tidak bersitatap dengan beliau t
ukan perusahaan yang tidak mengizinkanku pulang, tapi karena memang aku yang malas pulang. Ya alasannya masih sama seperti
langan mbak loh. Jangan buat bund
i mbak telefon kalau sudah pulang kerja ya bun." Kusenderka
ir kamu pulang badan kamu kurus banget mbak." Aku menganggukkan kepal
benda canggih setelah mendapat jawaban salam dari bunda dengan di sertai sebuah tawa r
alau kamu mau." Kepalaku mendongak, menatap kearah seorang yang baru saja d
amu lagi ada meeting dengan karya
angan meeting tadi." Dia bukannya menjawab
terpotong saat pintu ru