buhku erat, bahkan kepalanya men
elu untuk berbicara, bahkan matak
ke arahku hingga dapat kurasakan embusan nafasnya yang hangat. Mata kami saling pandang pada satu garis lurus yang sama hingga tanpa kusadari jarak antara kita semakin terkikis.
yalah mimpi?, kata cinta yang Dara ucapkan juga hanya ilusi?, ya memang semua hanyalah angan- angan semuku belaka. Kuenyahkan pikiran yang tiba- tiba hadir tanpa ku undangan, kutanamkan kemba
sangat kubenci saat ini. Wanita yang menolehkan luka tak kasat mata namun begitu sangat nyata kurasakan. Wanita yang dulu menjadi prioritasku dan Kupikir dia pun juga melakukan hal yang sama terh
ku peluk tubuh kecilnya dan membawanya ke dalam rengkuhanku. Kuciumi wajahnya berkali-kali seba
ntik, pintar dan selalu membanggakan papi." Ucapku seraya mengecupi kembali wajahnya. Terima kasih tu
*
t seseorang masuk ke dalam kamar. Tanpa menoleh
anganku bahkan tak berpindah
sedikit waktuku untuk Kania sebelum lelap menjemputnya. Membacakan dongeng dan atau sekedar berbagi cerita tentang yang di laluinya hari ini. Rasanya sangat berbeda jika dibandingk
tak menyadari sejak kapan pria yang tadi terlihat berkutat dengan laptopnya sudah berpindah ke tempat tidur lebih tepatn
anku yang memang dipersiapkan secara mendadak dan kebetulan dirinya sedang ada pekerjaan yang penting. Aku tak mempermasalahkan itu, namun katanya dia merasa kecewa tidak menghadiri pernikahanku. "Kan hanya pernikahan sederhana. Lagi pula mbak tahu kamu sendiri juga pasti sangat sibuk mengurus acar pertunangan kamu besok." Balasku tak ingin membuatnya bersedih. Lalu aku membalas pesan dari Nita yang mengatakan jika ma
u masih menatap ke langit- langit kamar. Memb
yak pekerjaan yang terbengkalai. Ya akhirnya aku harus berangkat besok." Posisi yang di duduki Alfan memang salah satu posisi penting di perusahaa
a. Sekalian mengantar Kania ke sekolahnya, pul
ata- kataku bahkan naik beberapa oktaf dari biasanya. Bukannya kita berdua sudah sepakat untuk merahasiakan hubungan kita apalagi sampai ada
tetap terdengar tegas dan tak terbantahkan. Oke sampai disini aku bisa mengerti isi pikiranny
maka kupastikan itu tak akan terjadi." Ucapnya seraya menatap lekat
i meletakkan guling di tengah-tengah kita. Bagaimanapun Alfan tetaplah
barangkali nanti kamu butuh kehangatan dari