img (Bukan) Pernikahan Impian  /  Bab 8 Chapter 8 | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Chapter 8

Jumlah Kata:1016    |    Dirilis Pada: 02/10/2024

nya memandangi layar tersebut tanpa melakukan tugas-tugasku. Kubiarkan saja tugas-tugas tersebut tergeleta

mendapat teguran langsung dari atasan yang tak lain adalah Alfan, ya dan kalian ta

Kania, tapi ternyata aku salah. Karena pada malam dia

aku harap kamu bisa mempertimbangkannya.

dur pulas di kursi belakang. Kania mungkin kelelahan setelah dari sekolah ditambah acara makan di kafe yang

i Kania bahkan kalau boleh jujur aku sangat menyayanginya. Tapi haruskah karena aku sayang terhadap Kania berarti aku harus menikah dengan papanya. Haruskah aku mengorban kebahagiaanku demi kebahagiaan Kania, ah kurasa tidak. Memangnya siapa aku?, aku

as Arga berhasil membuyarkan lamunanku tadi. Aku segera bangun dari kursi, membungkukkan sedikit tubu

angkat bibir ke atas hingga berhasil

a merah yang tertata di atas meja kerjaku

h mengakibatkan map tersebut jatuh ke lantai den

n ceroboh seperti ini lagi ya." Ucap Mas

ena kami berdua harus menata ulang nomor halaman yang sudah berantakan

lanjutkan saja

saat sudah berada di tengah pintu hendak keluar ruangan. Jangan tanya bagaimana perasaanku, tentu aku merasa sa

ang berada di divisi yang sama dengannya, tentu tingkat jabatan dibawah-Nya. Jadi jan

***

bak bagaimana kabarnya?" Uc

atkan?" Tanyaku kepada orang yang jauh disana yang tak lain adalah bundaku. Wan

ladis juga kangen sama mbak." Aku hanya diam mendengarkan apapun yang akan di katakan bunda, aku memang sudah cukup lama tidak pulang ke ka

orang tuaku selalu mempertanyakan pasangan hidup, yang diriku tahu mereka tak ingin menyakiti hati anak-anaknya. Jadi mereka merasa khawatir jika aku akan di langkahi Gladis, mereka masih mempercayai jika sang kakak di langka

nuh permohonan. Meskipun aku tidak bersitatap dengan beliau t

ukan perusahaan yang tidak mengizinkanku pulang, tapi karena memang aku yang malas pulang. Ya alasannya masih sama seperti

langan mbak loh. Jangan buat bund

i mbak telefon kalau sudah pulang kerja ya bun." Kusenderka

ir kamu pulang badan kamu kurus banget mbak." Aku menganggukkan kepal

benda canggih setelah mendapat jawaban salam dari bunda dengan di sertai sebuah tawa r

alau kamu mau." Kepalaku mendongak, menatap kearah seorang yang baru saja d

amu lagi ada meeting dengan karya

angan meeting tadi." Dia bukannya menjawab

terpotong saat pintu ru

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY