nan rindang. Dimana pria itu kini tengah mencari mangsa random
s jika keinginannya untuk membunuh seseorang belum tersalurkan. Dengan bekal sebilah kapak ditang
u sudah menjadi makanannya. Bahkan, tidak ada satu orangpun yang tau,
jalan seorang diri sembari menikmati es krim di tangannya. Tanpa menyadari,
u itu, yah?" ucap Noah. Sontak, suaranya yang begitu tiba-tib
, tangannya meraup es krim yang terjatuh di ta
epis tangan Noah dengan keras hingga es kri
kau berada di belakangku?" tanya si wanita dengan tatapan tajamnya, sembar
emberitahukannya?" ucap Noah, senyum menyeringai terbit pada wa
enangkapmu karena telah menguntitku
a aku tengah menguntitmu?" tanya Noah, matanya
." ancam wanita tersebut, yang terus memberanikan diri
gumpatmu tadi, hm?" Olok Noah, karena ia telah
aku bisa mengenangmu untuk yang terakhir kalinya, jika kau telah mati.
n aku pergi, atau aku akan berter
sekuat tenagamu. Karena mereka tau tempat ini memiliki penghuni. Dan penghuni itu, ada
jambak kuat rambut wanita tersebut dan memak
bukan? Akan sangat sayang,
yang terus memaksanya makan. Namun, tenaga yang ia milik
rcepat tindakan pembunuhannya dengan mendorong wanita tersebut hingga jatuh
embuang jasad wanita itu ke dalam tempat samp
g rahasianya dan tidak lupa mengunci pintu itu kembali. Setelahnya, ia mulai memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang ter
eluarkan kedua bola mata si wanita yang nantinya, akan
rnya dan mulai bekerja. Di tengah kesibukannya, dering ponsel
H
i ada seorang wanita yang ingin menyewa kam
rima tamu? Jika ada kamar kosong, kau
satu tempat. Yaitu, di dekat kamar Anda! Apakah Tua
erikan
waktu Anda." ucap sang Resepsionis, dan hanya dibalas d
si l
Silahkan naik saja ke lantai em
au, apa ada penghuni juga di lant
mar disana, adalah kamar dari Tuan Noah, pria yang memiliki
ya permisi undur diri." ucapnya, dan dibalas
tahan atas perlakuan keluarganya. Ditambah lagi, sang kekasih yang tega menghiana
ia mulai membuka pintu kamar tersebut dan bergegas pergi membersihkan dirinya sejenak sebelum mulai menikmati tidur
h terkutuk itu, tapi bagaimana aku bisa bertahan hidup tanpa uang, sed
alas kalian yang telah menindasku!" lanjut Veronika. Sebelum akhirnya, ia membaringka
na, ia langsung saja mengeluarkan sebatang rokok yang ia miliki dan mulai memantik apinya. Seraya menghembuskan a
buat ketenangan yang Noah miliki tadi perlahan-lahan memudar dan digantikan d
g puntun rokoknya dan berjalan memasuki kamarnya kembali