a
lara sedikit menyeret tangan Clara. Namun, terdengar
gara-gara Gaza!" Gaza melihat akti
. Dia sudah bisa memukul Gaza deng
Clara seperti membungkamnya dengan rengekan yang lain lagi. Gaza s
Clara melewati Gaza begitu saja. Tidak memedulikan Gaza yang meminta maaf padanya. Julia-mama Clara l
enarik tangan Clara. Meminta penje
nya Gaza dengan mencengkera
. Gue teriak bi
a itu. Tanpa memedulikan Gaza yang k
ya dan memejamkan mata. Beberapa saat kemudian terdengar suara pon
Toni mengabarkan ada pekerjaan untuknya. Dia diminta untuk dat
*
n berwarna hitam dan juga kemeja berwarna merah marun.
mamanya entah ke mana. Gaza tidak peduli lagi dengan itu semua
n ini bukan bidang Gaza, tetapi laki-laki itu harus me
irim ke perusahaan ditolak. Terbukti selama satu bulan ini dia tid
nyurutkan niat Gaza untuk datang ke tempat tujuan, meskipun j
akan di restoran mewah, membelikannya baju baru, dan juga perhiasan. Gaza baru menyadari jika se
uan. Dia masuk ke sebuah restoran yang dimaksud de
ji yang sedang bertugas di depan. Dia menanyakan se
asisten manejer yang telah menunggu Gaza. Wanita yang terlihat masih sangat muda tersebut memper
posisi yang direkomendasikan oleh Toni sudah d
up. Entah apa yang bisa mengam
baru, lenyap. Gaza terdiam. Hal itu membuat Shana bingung. Sebenarnya perempuan itu tidak tega mengatakan
nya Gaza tiba-tiba dan it
au melihat lulusan Bapak, nggak mung
a terima. Asal
h cleaning
pakah hidup seke
*
n untuk menemui Toni. Sepanjang jalan, laki-laki itu tidak henti-hentinya membayangkan masa kese
tau diskotik, tetapi dia lebih suka bermain bilyard, footsal, atau bermain game. Biasanya dia akan bertaruh dengan teman-temannya. Dia juga menghabiskan uangnya untuk mentraktir t
ibunya. Nyonya Julia sangat berbeda dengan Tuan Renaldi Wijaya Kusuma, jika Tuan Renaldi sanga
padanya? Bagaimana jika ibu Clara membujuknya untuk tinggal dan dia dijodohkan dengan lak
depan pintu masuk tersebut. Tidak lupa dia menelepon Toni untuk segera menemuin
ghubunginya. Laki-laki bertubuh keka
Toni bertanya dengan
a? Kaca
sud k
mpati, Ton. Yang ada cleaning ser
iri yang rekomendasiin! Ben
juga nggak tau apa-apa. Tiba-tiba manejernya hubu
ada nepotism
asa tidak enak dengan Gaza, sedangkan Gaza memikirkan hari ke depannya bekerja seba
n kerja di
a meninggalkan Gaza sendiri. Seandainya dia menemani Gaza sampa
n menginjaknya. Toni hanya menganguk dan melihat bayangan temannya itu meninggalkanny
*
duduk di sofa. Mata Gaza mengitari sekitar. Terasa sepi. Dirinya sudah terbiasa dengan keh
arah jika pintu ini terbuka. Gaza menghampiri ranjangnya, setelah itu dia berbaring di atasnya. Te
saku celananya. Kemudian dia
? Ini sud
Pesannya tidak juga bercentang biru. Tapi, laki-laki itu terus menunggu dala
ponsel Gaza berbunyi. Kemudi
ma. Nggak balik l
*
hirnya, hal yang dia takutkan terjadi juga. Clara pergi meninggalk
ara. Meskipun terpaksa tinggal bersamanya, Clara tidak pernah menuntut sesuatu yang menyulitkan. Hanya a
sa tanggung jawab, tetapi lebih dari itu. Rasa bergetar saat berdekatan dengan Clara, rasa suka ketika
aku nggak di sana," gumam Gaza.
-sayup suara azan Magrib menggema. Laki-laki itu sege
*
menonton televisi bersama Clara, meskipun gadis itu hanya sibuk den
i tempat ini. "Gila Clara, bisa-bisanya dia buat a
hanya ada Clara. Oleh karena suntuk, akhirnya dia masuk ke kamar dan m
malam ini. Gaza melihat langit-langit kamarny
a sayu dan tidak lama kemudian Gaza terti
*
ra ketukan pintu. Dia melihat jam di ponselnya. "Jam sebe
elah membukanya senyum terkembang di bibirnya. Bidad
nggu. Ayah mau kembalikan Clara,
akang laki-laki itu maju ke depan
Clara yang berjalan sangat kesulitan karena di kedua tanga
ke lantai. "Puas, kan, lo!" Kemudian di
ihat kantong plastik yang dibawa Clara tergeletak di lantai, saat dia akan memu
ra sedang berkacak pinggang dengan mata melo
au nggak! Lo juga ngerokok di ka
ara semakin dibuat
empersilakan Clara untuk segera tidur. Kemudian Clara mengusirnya keluar setelah gadis itu berada di atas ran
asih di sini!
stri bentar,
ka bantal menda
*
duduk di sofa dan menyantap sarapannya. Setelah selesai, dia beranjak menuju pintu kamar. Gaza ragu untuk membangunkan Clara. Namun, saat
uat Gaza gemas. Seandainya sehelai rambutnya dapat dia pegang, pasti lelaki itu sangat bahagia. Akan tetapi, itu hanyalah mimpi. Pasal-
n di kulkas. Meskipun bekerja sebagai cleaning servis, di
gi. Kemudian gadis itu beranjak menuju dapur. Dibukanya tudung saji. Ada r
pertinya kamu sangat suka sandwich. Banyak banget roti
itu. Namun, senyum terkembang di bibirnya. Entah karena
i yang dibuat Gaza sangat cocok dengan lidah Clara. Gadis itu
pesan masuk, setelah di
ayang? Jangan lu
eh akhir-akhir ini. Dia terlalu protektif dengan
hari ini. Tunggu
nggi. Gadis itu menekan layar ponselnya dengan s
usah sok
kamu, Sayang
membanting handphone-nya dan pergi ke kamar. Sepertinya pesan Gaza me