al! Aku k
di saat hari pertama kedatangan presdir baru di kantornya. Padahal, sebagai seorang sekreta
tnya lagi, merujuk pada mantan kekasihnya yan
erikan restu. Kemudian, alih-alih berkata jujur dan mengajak untuk berjuang bersama, pria
barunya bisa memaklumi dan mema
tersengal karena berlarian mengejar waktu, Pijar mengatur napas dan memb
isi,
ngkuh. Kedua tangannya dijejalkan ke dalam saku celananya, rambu
sekretaris pribadi. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Lelaki itu pastilah menilai dirinya tidak kompeten karena keterlamba
is pribadi Bapak–" Lelaki itu berbalik dan menatapnya dengan dingin. Untuk beberapa saat, tubuh Pijar terpaku,
Apa yang haru
cukup lama menjalin kasih. Sayang, karena masalah besar yang menimpa keluarganya,
k keputusan Pijar untuk mengakhiri hubungan mereka, berbekal sebuah foto dirinya
buk mengurus hidupnya yang seketika berubah drastis karena masalah yang tengah dihadap
lalu yang kembali terbayang. Namun, Pijar sadar ... jika kali ini hubungan mer
.." Pijar tidak melanjutkan ucapannya ketika lelaki it
in. Suara baritonnya itu seol
usahaan ini, baru kali ini dia mendapat bentakan
ar minta maaf,
aya? Keluar!" usir l
a tidak ingin mendebat lagi lelaki ya
osiya, tapi ketika dia hampir keluar, suara bosnya kembali terd
mengulang kembali
ribadi dengan pekerjaan. Namun, melihat bagaimana Elang dengan enteng mengucapkan
ijar justru membalikkan tubuhnya menata
ut yang dia rasakan ketika menatap netra tajam Elang. Lelaki itu benar
aki itu tidak memberikan reaksi apa pun pada kalim
jar, "Kalau ini tentang keterlambatan saya, say
ut itu kini mendengus. Tatapannya kini tidak la
Selagi saya masih berbaik hati, maka p
ucapan Elang, kebencian lelaki itu
eadaan. Kalimat hidupnya akan hancur yang dikatakan Elang justru membu
rkhianat." Pijar mengepalkan dua tangannya di sis
kalau kamu berkhianat," uj
lalu mereka yang berakhir buruk. Namun, kini mereka berada di kantor. Hubungan me
a saya pernah membocorkan rahasia perusahaan? Jika tidak, Bapak tid
dan saya berhak memutuskan kerja sama dengan pengkhianat sepe
seorang manajer HRD datang. "Bapak mem
utuhkan se
itu menoleh ke arah Pijar dengan tatapan penuh tanya. "
kan sekretaris
lang ketika Pijar bahkan belum menunjukkan kinerjanya di depan lelaki itu? Beruntung untuk P
ak." Manajer HRD tersebut berkata lugas, seolah tidak terpengaruh oleh tatapan mengintimidasi yang di
Pak Gema dan El
Dalam waktu beberapa detik, tata
kejutnya, sementara Elan
arang, lihatlah ... seberapa kuat kamu akan bertahan
*