img Poison, I'll Kill My Husband  /  Bab 2 Menemukanmu | 12.50%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Menemukanmu

Jumlah Kata:1177    |    Dirilis Pada: 18/03/2025

dingin menusuk, namun langit cerah tanpa awan, memancarkan sinar matahari yang memantul indah di permukaan Danau Jenewa yang memb

intu berdenting pelan saat ia membuka pintu, disambut oleh aroma kopi segar dan keju leleh yang menggoda. Interior kafe didominasi oleh kayu ek tua, dengan meja-meja bundar yang dihiasi taplak bermotif kotak-kotak merah putih. Lukisan-lukisan pemandangan Alpen menghiasi dinding, menambah nuan

an Iva ini memiliki rasa yang unik. Saya sangat menyukainya," jawab Aaron dengan tulus.Armen tertawa kecil. "Senang mendengarnya. Saya selalu berusaha mempertahankan kualitas terbaik untuk pelanggan setia seperti Anda."Aaron tersenyum, merasa terhubung dengan komunitas kecil ini. Di sini, ia menemukan kedamaian yang selama ini ia cari. Namun, bayangan masa lalunya terkadang masih menghantui, mengingatkannya bahwa kedamaian ini mungkin rapuh."Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan restoran Anda?" tanya Armen, mencoba mengalihkan pembicaraan."Semua berjalan dengan baik. Kami baru saja menambahkan beberapa menu baru, termasuk Raclette Anda. Pelanggan tampaknya sangat menyukainya," jawab Aaron dengan bangga."Itu kabar baik. Saya senang bisa berkontribusi pada kesuksesan Anda," kata Armen dengan senyum tulus.Mereka berbincang sejenak tentang bisnis dan kehidupan di Montreux sebelum Armen kembali ke tugasnya. Aaron melanjutkan sarapan, ia mulai memeriksa ponselnya, sejak setahun terakhir hidupnya damai, sampai sebuah pesan mengganggunya sejak semalam.'Aku melihatmu, Phoenix,' Pengirim yang tak diketahui mengirimkan sebuah gambar. Sebuah foto bagian luar restorannya, diambil dari kejauhan, seakan menjadi peringatan.Aaron menatap layar ponselnya dengan rahang mengatup. Mungkin ini hanya kebetulan, atau mungkin Greenice Group sudah mengetahui keberadaannya di Montreux.'Siapa kau?' balasnya dingin. 'Aku Jessica. Ayo bertemu besok pagi.' 'Tentukan lokasinya, aku akan datang.'Setelah mengirim pesan itu, ia mematikan layar ponselnya, menarik napas panjang. Keputusannya untuk meninggalkan kehidupan lamanya ternyata tak sesederhana yang ia kira.'Aku sudah sampai, Phoenix.'Sebuah pesan muncul di layar ponselnya. Tepat setelah itu, suara lonceng pintu berbunyi.Aaron mendongak. Seorang wanita melangkah masuk. Jessica.Ia masih sama seperti yang ia ingat. Rambut panjangnya tergerai dengan indah, mantel panjang warna krem membungkus tubuhnya, dan senyumnya seolah menutupi segala hal gelap yang ia simpan di dalam dirinya.Jessica melambaikan tangan dan berjalan mendekatinya. Tanpa ragu, ia duduk di seberangnya."Lama tak bertemu, Phoenix," sapanya dengan nada ringan, namun sorot matanya penuh kehati-hatian.Aaron mengamati wajah juniornya di Greenice Group. Gadis yang dulu ia anggap seperti adiknya sendiri. Sekarang, ia bukan lagi Phoenix. Ia Aaron Blakewood."Duduklah," ujarnya singkat, menyembunyikan emosinya.Jessica tersenyum tipis saat Aaron memanggil pelayan untuknya untuk memesan mak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY