wajahnya tampak lebih segar dari sebelumnya. Ia melihat Aaron tengah menyajikan makan
berjalan ke arah meja da
" Aaron menarik
n masih menggantung di lehernya. Dari luar, ia terlihat seperti suami yang sempurna, pria yang mungkin diidamkan banyak wanita. Namun, tidak peduli seberapa hanga
orkan piring ke arahnya. "Aku
ncoba tersenyum. "Te
ja makan. Alice menyuapkan potongan daging
nmu selalu yang terbaik
dengar pujian istrinya. "Ak
e. Wanita itu menatap minumannya s
Kau selalu melakukan banyak hal untukku, sem
ya dan meremasnya lembut. "Melihatmu di sini, bersamak
mpercayai Aaron, ingin menerima kebaikannya tanpa curiga. Tapi
elayanimu. Sementara aku hanya fokus pada pekerjaanku s
duli itu. Aku hanya ingin kau ada di sisiku. Lagipula, aku senang melihatmu
ya. "Baiklah, aku harus bersyukur memiliki kau sebagai suamiku,
g sedetik pun, mengingat bahwa
ana pekerjaanmu? Kau bilang ada rapat dadaka
nsel. Itu rapat tim redaksi, membahas berita kriminal yang harus kami selidiki sendiri. Tapi itu
n yang sebenarnya-bahwa ia bertemu dengan Pha
elakukannya suatu saat nanti. Siapa yang
l. "Kau hanya meng
suasana malam yang damai, meski hati
denganmu?" tanya
i ini menarik. Aku mencoba Raclette dan Iva. Ka
Alice terdengar bersemangat.
, mengangguk. "
hari ini. Baginya, Alice tidak perlu tahu. Sama seperti Al
gelak tawa dan percakapan ringan, ada sesuatu yang tersembunyi di
mbunyi di hati Alice, menunggu
stafel, sementara Aaron merapikan peralatan dapur. Suasana apartemen terasa hangat, lampu-lampu redup membe
manya yang tergulung, tangannya cekatan membersihkan piring. Ada sesuatu yang menenangkan melihatnya seperti itu.
aku sedang mencuci piring. Kau tak bisa melakukan ini padaku
ecupnya dengan lembut. "Kau tak perlu melakukan itu, sayang. Kita bi
ang melakukannya. Lagipula, ini hanya piring, bukan sesuatu yang berat." Jawabnya, lagipula itu akan mem
egitu, biar aku saja yang melakukannya," gu
n semuanya. Sekarang giliranmu untuk istirahat. P
punya banyak waktu," gumamnya, lalu mengecup lembut
n tawa. "Kalau kau terus mengganggu sepe
lah, baiklah... Aku akan d
gnya, masih memeluknya, memperhatikannya dengan tatapan lembut. Beberapa saa
rang bayi?" tanyanya denga
a? Itu bukan sesuatu yang pernah terpikirkan sebelumnya. Bagaimana mungkin ia bisa membayangkan
ya. "Rumah ini sepi. Aku ingin mendengar suara tangis bayi, melihat bagaimana
g pembunuh? Monster? Mana mungkin aku mencipt
yang tepat. "Aku masih ingin menjadi jurnal
tahu bagaimana harus
penuh pengertian. "Tak apa-apa, sayang. Kita masi
alam nada suara Aaron yang membuatnya merasa ama
ke Aaron. Mereka hanya berjarak beberapa senti, cukup
sudah menger
gkat tangan untuk menyentuh pipi Al
untuk apa pun. Alice menahan napas, dadanya naik turun perlahan, merasakan sesuatu yang ane
tubuhnya dan mengecup bibirnya
alam. Bibir Aaron bergerak dengan penuh perasaan, menyalurkan semua cinta dan gairah yang selama ini
ya berdebar, bukan karena nafsu, tapi karena perasaan yang begitu besar untuk w
ut, tapi karena sesuatu yang lain-sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. Meskipun ini bukan pertama kalinya mereka melakukan ini, namun bagi Alice saut Alice ke belakang telinganya. "Aku mencintai
kan sesuatu. Namun, yang keluar dari bibirnya hany
menuju tempat tidur mereka dan menjatuhkan tubuh Alice di sana. Tangannya mengusap l
lembut, penuh perasaan, seakan dirinya adalah sesuatu yang begitu berharga dan rapuh di tangannya. Matanya menatap dalam ke
n yang kembali mendarat di bibirnya, kali ini
n. Ia seharusnya membenci pria ini. Seharusnya. Tapi malam ini, kebenciannya t
tu yang harus dijaga dan dicintai tanpa syarat. "Jangan berpikir tentang apa pun malam ini," bisiknya la
ma, ia merasa sedikit lebih nyaman berada di sisi pria yang seharusnya ia benci. Dan mungkin, hanya untuk malam ini, ia ingin me